Friday, September 18, 2015

Japan Trip : Pengalaman Naik Shinkansen Kereta Peluru Jepang (04 Nov 2014)

Shinkansen Bullet Train Japan

Salah satu kegiatan yang harus saya lakukan saat trip ke Jepang adalah menaiki Shinkansen Jepang. Shinkansen adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways. Shinkansen pertama kali dibuka pada 01 Oktober 1964 (jaman segini di Jepang udah lahir kereta super cepat, luar biasa) untuk menyambut olimpiade kota Tokyo. Shinkasen merupakan sarana transportasi utama untuk angkutan antar kota di Jepang selain pesawat udara. Kecepatan kereta Shinkansen rata-rata 300 km/jam dan kecepatan maksimum bisa mencapai 500 km/jam. Jarak stasiun Tokyo ke Shin-Osaka adalah 515.4 km dengan menggunakan kereta Shinkansen bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 2 jam saja. 

Jadwal kereta Shinkansen

Kereta Shinkansen sangat terintegrasi dan aman, terbukti tidak ada daftar kecelakaan yang berakibat fatal dalam pengoperasian Shinkansen selama 50 tahun lebih. Beberapa kasus hanya orang terluka karena pintu menjepit penumpang atau barang, beberapa percobaan bunuh diri penumpang. Untuk menghadapi gempa bumi, kereta ini dilengkapi dengan sistem pendeteksi yang akan memberhentikan kereta apabila terjadi gempa bumi. Kereta Shinkansen juga terkenal dengan ketepatan waktu. JR Sentral melaporkan jadwal waktu rata-rata Shinkansen tepat dalam waktu 0.1 menit atau 6 detik dari waktu yang telah dijadwalkan. Seperti komentar saya dahulu, di Jepang memang berburu dengan detik, bukan menit ya.

Saat perjalanan saya ke Jepang, sengaja saya membeli tiket kereta Shinkansen. Harga tiketnya cukup mahal, mirip dengan tiket pesawat. Karena itu saya memilih jalur pendek supaya harga tiketnya tidak terlalu mahal *ngirit Maka dipilihlah jalur Kyoto – Shin Osaka. Kami membeli tiket di kounter tiket stasiun Kyoto. Perasaan campur aduk senang, tidak sabar dan deg-degan akan menaiki kereta fenomenal tersebut. Kyoto Station merupakan stasiun terbesar di Kota Kyoto yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun lainnya di kota Kyoto. Stasiun ini dilengkapi dengan pusat perbelanjaan , hotel, bioskop, dan kantor-kantor. Jika ingin mengelilingi stasiun ini cukup waktu banyak juga karena terbilang cukup luas.

Tanpa membuang waktu, saya langsung menuju peron untuk menaiki kereta Shinkansen. Saya menggenggam tiket dengan erat dan menaiki eskalator menuju peron. Jadwal kedatangan kereta kami masih 15 menit lagi. Namun saya semakin deg-degan salah kereta atau salah peron, hehehe. Maklum kereta ini super cepat dan tepat waktu, gawat kalau ketinggalan. Selama menunggu kedatangan kereta, saya bersama Nabi dan Febi menyempatkan foto-foto setiap ada kereta Shinkansen yang lewat dekat peron kami. Sasaran kami tidak lain moncong kereta peluru tersebut yang super keren, apalagi kereta Nozomi. Kami memperhatikan waktu kedatangan kereta, saat kereta bersiap masuk stasiun langsung pasang senyum lebar, kliik! Hehehehe.

Kelas bisnis hehehehe
Kursi bisnis

Tidak lama kereta kami pun datang, beruntung kami menaiki kereta Nozomi, horeeee!! Kami bertiga bingung naik melalui pintu yang mana begitu kereta berhenti, kami sembarang masuk. Ketika sampai di dalam, ternyata itu kelas eksekutif, walaah pantesan lebih kece. Setahu saya kursi penumpang Shinkansen kelas biasa berwarna biru. Namun sudah terlanjur masuk, maka bandel dikit, kita foto-foto dulu di sana :D

Usai berfoto kami langsung berjalan menuju gerbong kami yang seharusnya. Ya..kursi biru yang seharusnya kami tempati. Bagian dalam kereta Shinkansen mirip dengan desain interior pesawat terbang. Sandaran kursi bisa direbahkan ke belakang. Tiap tiap kursi dilengkapi dengan meja kecil dan cantolan jaket. Di sepanjang tempat duduk juga tersedia tempat penyimpanan bagasi yang bisa memuat koper medium. Di bagian pintu tempat keluar masuk terdapat running text yang berisi informasi stasiun kereta berikutnya dalam dua bahasa yakni bahasa Jepang dan bahasa Inggris.

Kelas Biasa, yeaay
Bagian depannya

Tempat duduk Shinkansen dibagi menjadi 2, yakni tiper reserve dan non-reserve. Untuk tiket reserve harganya lebih mahal ketimbang yang non-reserve. Non-reserve artinya kita bebas memilih tempat duduk dimana pun yang kita mau selama masih tersedia kursi yang kosong, sedangkan reserve artinya kursi tersebut sudah kita pesan dan tidak bisa diduduki oleh orang lain. Untungnya kemarin cukup sepi sehingga kami bebas memilih lokasi tempat duduk mana yang kami sukai.

Kereta hanya berhenti kurang dari 3 menit kemudian melaju meninggalkan stasiun Kyoto. Saking penasarannya, saya benar-benar memperhatikan ke luar jendela, secepat apa sih kereta ini? Awalnya kereta berjalan normal saja, berapa detik kemudian saya merasakan kecepatan luar biasa, persis seperti menaiki pesawat terbang, terlebih suara yang terdengar juga seperti suara pesawat. Kereta Shinkansen terbang :D Kecepatan Shinkansen makin berasa ketika berpapasan dengan kereta Shinkansen lain. Wuuuzzzzz....

Hello Shinkansen

Namun sayang sekali, perjalanan saya hanya dari Kyoto menuju stasiun pertama setelahnya yakni Shin-Osaka, yang hanya ditempuh dalam waktu kurang dari 15 menit. Terlihat di layar informasi bahwa kereta akan memasuki stasiun Shin-Osaka, demikian juga dengan pesan informasi yang disuarakan oleh mbak-mbak petugas melalui speaker. Huwaaaa rasanya masih belum rela untuk turun dari Shinkansen. Tak lama kereta melambat dan memasuki stasiun. Saatnya berpisah dengan kereta peluru ini. Walaupun singkat namun sangat berkesan, karena salah satu mimpi saya bisa terwujud. Suatu saat saya harus kembali lagi ke sana untuk merasakan kembali sensasi kereta Shinkansen yaaa..Insya Allah..


Salam,

No comments:

Post a Comment