Tuesday, July 12, 2016

Rekomendasi Daily Khimar atau Bergo

Sejak hamil, melahirkan dan mengurus anak, waktu dibuat seefisien mungkin untuk urusan berhias alias dandan, tak terkecuali urusan jilbab. Kalau jaman dulu pergi ke luar pakai jilbab segi empat atau pasmina mesti banget diseterika dulu, pasang-pasang jarum dll, reuuusss rempong. Kalau sekarang saya lebih sering mengenakan bergo alias jilbab langsung pakai. Hemat waktu dan nggak ribet pas lagi megang anak. Jilbab non instan saya pergunakan sesekali saja kalau lagi banyak waktu 😆

Kedengarannya simpel, ya sudah cari saja bergo instan. Hmmmm, tapi tunggu, saya termasuk orang yang pilih pilih untuk urusan jilbab instan atau bergo, terutama bagian pet atau topi depannya. Kalau saya tidak suka bentuknya, ya saya nggak nyaman pakainya. Jadi mesti banget dapet pet yang nyaman dan pas dimuka saya. Saya juga pilih pilih bahan bergo yang saya pakai, kalau panas saya tidak suka yang ada malah basah kuyup. Plusss desain bentuk bergonya saya juga lebih suka yang simpel, bukan yang ramai payet sana sini atau kerut sana sini.

Nah, mengenai bergo yang cucok marucok denga selera saya, berikut saya share, barang kali ada yang sedang nyari bergo yang nyaman. 

1. Zoya

Awal mula saya mencoba brand ini gegara Zoya buka store baru di samping cabang tempat saya bekerja. Otomatiiiis saya dan rekan-rekan iseng berkunjung, sekalian kenalan sama mbak-mbak yang jaga. Dan saya dipertemukanlah dengan bergo Zoya dengan bentuk simpel, tanpa belah, tanpa payet ataupun bordir. Begitu saya coba pakai di fitting room, wooow enak banget! Bahan spandex lycra yang jatuh waktu dipakai tapi juga nggak gampang lecek. Pas banget. Akhirnya saya tanya ke mbaknya, kalau di cuci bisa merusak pet-nya tidak? Karena saya bosen banget beli bergo pasti ga awetnya karena pet-nya lemes dan rusak. Saat pet rusak, pupus lah bergo saya 😅 Karena buat saya, bergo yang bagus petnya harus bagus. Nah, kata mbaknya bergo Zoya ga bakal berubah petnya walaupun dicuci dan seterika berkali-kali. Ih wow penasaran sama marketing mbaknya, akhirnya saya coba beli. Ternyata beneran loh, kualitasnya top. Sampai sekarang koleksi bergo Zoya yang saya punya belum ada yang pet nya rusak, padahal usianya sudah hitungan tahun. Adik-adik saya juga jadi hobi banget sama Zoya, berbekal ngembatin bergo milik saya 😂 Soal harga memang lumayan mahal sih, tapi jadi cukup terbantu dengan adanya kartu member yang bisa dapat diskon tambahan 10%. Harga bergo Zoya ukuran Medium dengan menutup dada berkisar 40-60ribu. Yang disayangkan, bergo simpel macem begitu jarang produksinya, dan tidak ada ukuran yang lebih besar lagi. Bergo ukuran jumbo Zoya rata-rata bermotif dan berpayet. Rame lah pokoknya, mungkin marketnya emak-emak yaaa..

2. House of Fathiya

Pertama kali tahu brand ini karena nggak sengaja explore Instagram, ketemu deh sama Daily Khimar House of Fathiya. Kok kayaknya pet nya enak banget ya. Akhirnya coba beli dengan ikut PO, kebetulan mereka sedang ada PO. Saya pesan 2 pc untuk permulaan. Kebetulan saya juga mencari bergo yang agak besar, jadilah saya pesan ukuran XL, harganya 60.000 per bergo, sangat terjangkau mengingat ukurannya cukup besar. Biasanya pasti harganya di atas 100ribu. 

Setelah sebulan lamanya, akhirnya kiriman datang dan woooowww bergonya enak banget dipakai. Petnya super nyaman dan berasa rugi cuma pesen 2 biji mana PO lama. Setelah berapa lama akhirnya saya tahu kalau lokasi offline store House of Fathiya masih di daerah Lenteng Agung juga, iiiih dekeeet. Jadi bisa langsung main ke store tanpa nunggu PO. Mana ownernya juga geulis pisan, masih muda tapi luar biasa, namanya Fathiya.
 
Bahan yang digunakan adalah Kaos Rayon Platinum dengan kualitas bagus, lembut, tebal tapi nggak bikin gerah, tidak nerawang dan jahitannya super rapi. Bentuknya pinguin jadi ga kelihatan kebesaran, fit and proper di badan. Ukurannya besar sehingga menutup sempurna apalagi kalau sedang menyusui Umar, berguna banget! Pokoknya saya jatuh cinta sama bergo daily khimar HoF. Belakangan saya baru tau juga kalau salah satu penjahit HoF adalah mantan penjahit di Zoya. Laaah pantesan aja berasa mirip pet Zoya, asiiikkk! Saat ini saya punya beberapa warna Daily Khimar HoF dan dipastikan jadi langganan banget 😂😂 Instagramnya bisa cek di houseoffathiya dan ownernya fathiyaatmadja

3. Khimar Haura Zizara

Nah kalau ini beda bahan, sedikit untuk yang formal, ini berbahan spandex crepe (mosscrepe) dengan tekstur tebal dan tidak menerawang. Ukurannya juga besar, dan ada aksen serutan yang mirip dengan Daily Khimar Fatima milik brand Atelier Angelina. Harga khimar Zizara ini tergolong agak mahal yakni 140.000. Ada harga ada kualitas sih, jahitannya juga rapi. Bisa cek di instagram zizara_ zizara_store, zizara_reseller, readystock_zizara dan buanyaaak reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

4. Kiciks Daily

Kiciks ini merupakan bergo berbahan kaos import high quality dengan pilihan warna yang bikin jatuh hati. Awalnya pet Kiciks ini kecil, namun kini dibuat satu lagi style pet ukuran sedang, sehingga konsumen bisa memilih lebih nyaman pakai pet kecil atau sedang. Owner kiciks ini yakni Uni Dewi dan Suaminya. Bahkan katalog Kiciks dihandle sendiri sama uni yang jadi modelnya. Aaaahhh adem banget liat wajah manisnya uni. Cara pembelian bergo kiciks ini dengan sistem PO yanh super lama tapi memuaskan hasilnya. Kalau mau cepat bisa dicari di distributor resmi kiciks. Seperti yang saya lakukan hehe 😁 *maunya cepet. Harga bergo ini juga tergolong terjangkau, untuk ukuran XL seharga 57.000 saja. Mirip dengan HoF kaaaan.. Saya memang cinta produk harga murah 😋 Bagi yang berminat ini instagramnya kiciks_daily dan ownernya dwpermata. Bisa juga cek di distributor Kicis seluruh Indonesia buat yang mau cari ready stock.

5. Fatima Khimar from Atelier Angelina

Saya belum punya produk ini sih, tapi tetap saya rekomendasikan karena oke bangeeet. Bahan ceruty dengan kualitas terbaik. Ada harga, ada kualitas katanya. Harganya memang agak mahal, untuk ukuran S 185.000, M 190.000 dan L 210.000. Berasa juga kalau koleksi kan? Hehe makanya sampai sekarang saya belum punya. Yang bikin gemes banget adalah warna basic dan pastel yang super cute, pluuuus kalau dipakai sama ownernya makin baper pengen punya. Udah lama banget kepoin akun instagramnya. Iya, yang punya Atelier Angelina ini adalah Teh Angella Fransisca atau biasa dipanggil Teh Angie. Beliau ini mantan model dan sekarang sudah hijrah pakai hijab syar'i. Meuuuni geulis pisan kayak barbie, pokoknya mah tob banget apalagi kalau posting juga soal rumah tangga, bapeeer abis 😍 Bagi yang berminat, cusss ke Instagram atelier.angelina, angelina.update dan ownernya angellafransisca.

Monday, July 11, 2016

Wewangian dari Masa ke Masa

Siapa yang nggak suka wangi? Pastinya semua orang suka dengan wangi-wangian. Eits, tapi ga sembarang wangi, namanya selera orang beda-beda. Ada yang suka aroma wangi menyengat, ada yang suka soft, ada yang suka wangi buah, bunga, dan wangi tak terdeteksi lainnya. Yang penting wangi. Soal wewangian ini, bisa dibilang saya punya proses panjang coba sana sini menyesuaikan dengan selera saya dan kantong saya pastinya, sampai saya punya signature fragrance sendiri karena pakenya itu lagi itu lagi. 

1. Eskulin Cologne Disney Series Cinderella

Entah dapet ide beli cologne ini darimana, kayaknya sih nggak sengaja lagi nyari parfum yang murah di supermarket, dan dapetlah parfum ini. Harganya lupa berapa, yang jelas masuk kantong pelajar banget. Wanginya super lembuuut banget mirip kayak pewangi pakaian pas lagi nyeterika 😂 tapi kalau dipake kelamaan wanginya mirip kaya bedak kalau kata suami saya (waktu kita masih SMA dulu). Ternyata harga murah nggak bikin juga kualitas ikut murahan. Buktinya ini cologne walaupun judulnya ga ada EDP sekalipun, wanginya tahan lama. Seragam udah dicuci, pakai pewangi pakaian, pas mau diseterika masih juga ada wangi ala-ala bedak yang suami saya bilang tadi. Weeew.

2. Natural Wonders

Kalau body mist ini saya mulai coba gonta ganti juga jaman SMA. Jadi awal mulanya teman saya bilang kalau ada body mist wangi bener harganya yaa cukup lumayan, belinya di Century Blok M Plaza. Iya cuma ada di Century doang, saya taunya dulu begitu. Alhasil saya coba berbagai macam wewangian dari wangi vanilla, strawberry, pear, campuran buah, bunga dan lain sebagainya, saya juga sampai nggak inget, karena tidak ada yang sampai sekarang masih saya pakai. Walaupun harganya cukup terjangkau, tapi ketahanan wanginya cukup lumayan kok, awet dipakai setengah hari deh. Kalau udah nggak wangi bisa semprot lagi, karena harganya nggak mahal-mahal banget jadi tega aja kalo semprot berkali-kali 😂

3. The Body Shop Strawberry

Jadi saya itu pecinta strawberry. Biasanya sih beli pernak perniknya. Saking sukanya sama strawberry, pernah dibawakan oleh-oleh parfum mini wangi strawberry dari rekan saya yang melancong ke Vienna. Entah mereknya apa ya, saya juga lupa. Tapi wangi strawberry nya maniiiis banget, ga bikin eneg, malah bikin nyaman. Nah, berhubung brand The Body Shop ini punya body mist wangi strawberry maka saya pun memutuskan untuk mencoba. Berharap wanginya lembut dan manis macem parfum ala Vienna, well ternyata wangi strawberry The Body Shop di luar ekspektasi, saya kurang suka, hiks. Saya cuma pernah beli sekali dan ga repeat order. Tapi sekarang malah dikasih The Body Shop lagi dengan wangi yang berbeda macem White Musk Libertine, berhubung suami saya kerja di The Body Shop, suka dibagi gratis. Lumayan rejeki istri 😅

4. Bali Ratih Strawberry

Kasusnya sama, karena ada varian wangi strawberry maka saya coba. Berujung kuciwa juga soalnya wangi strawberry Bali Ratih ga sama kayak yang saya pengin. Apa ini pertanda saya mesti melancong juga ke Vienna buat dapetin wangi strawberry yang super enak itu? Ehehhee ngareepp. Namun demikian, wangi Bali Ratih cukup soft dan ga bikin eneg kok, variannya juga banyak kalau mau coba-coba.

5. Paris Hilton Heiress

Ini dia parfum favorit yang bisa dibilang jadi signature fragrance saya, soalnya keseringan pake ini terus. Sampe suami saya waktu jaman pacaran hafal banget sama wangi ini. Seri heiress yang dikeluarkan oleh Paris Hilton memang diminati oleh kaum muda yang enerjik yang suka wewangian yang soft dengan wangi dominan ylang ylang maniiis seperti wangi bubble gum. Untuk detail wanginya bisa googling sendiri, karena saya juga ga bisa deskripsikan seperti apa wanginya. Yang jelas ini parfum cukup tahan lama, saya semprot di baju, eh besoknya masih wangi. Ckckck luar biasa. Parfum ini juga masih saya pakai sampai sekarang, rasanya udah jadi parfum andalan banget.

6. Escada Rockin' Rio

Pertama kali saya mencoba parfum ini bukan karena beli brand aslinya, tapi cuma iseng beli parfum 40ribuan di toko pernak pernik Bunga. Ternyata wanginya enak banget pas sudah dipakai. Fresh, soft, maniiis kombinasi fruity berbau nanas jeruk dan berakhir musk. Setelah itu parfum ala-ala habis baru saya coba beli lagi dengan botol aslinya. Wanginya tetap enaaaakkk! Favorit banget pokoknya, masih dipake sampai sekarang. 

7. Paris Hilton For Women

Kebanyakan parfum yang dikeluarkan Paris Hilton itu manis dan soft makanya saya nggak ragu untuk coba varian lainnya. Googling sana sini ternyata banyak yang rekomendasiin Paris Hilton For Woman. Akhirnya eksekusi beli juga dan hasilnya.. not my favorite tapi not bad laah.. Wanginya sih enak, top notesnya melon dan apel, middle notesnya ylang ylang yang manisnta mirip heiress, dan base notesnya wangi musk. Tapi wangi dominannya memang lebih ke melon yang soft. Ketahanannya biasa aja, dipakai setengah hari juga hilang. Tapi so far sih cocok aja pakai ini 😆

8. Paris Hilton Can Can

Another percobaan Paris Hilton yang bentuk botolnya super gendut ini. Wanginya lagi-lagi kombinasi floral-fruity dengan campuran black currant, nectarine dan soft musk. Nyam nyammm.. Maniiiis. Ga heran kalau digandrungin sama kaum muda yang suka dengan wewangian fresh. Sebelas dua belas sama Paris Hilton For Women, wanginya cuma kuat setengah hari, ga bisa dipake lama-lama. Tapi Paris Hilton Can Can cocok juga dipakai acara malam, lebih elegan gimanaa gitu 😋

Rata-rata wewangian yang saya pake cuma berputar di fruity floral yang dominan manis. Belom pernah coba wangi yang lebih banyak lagi, soalnya saya bukan hobi koleksi parfum juga sih. Tapi next kalo lagi niat sih pengen nyoba Britney Spears Fantasy katanya setipe sama Paris Hilton. Nanti deh kalo udah nyoba baru review 😂







Sunday, July 10, 2016

Tas Produk Dalam Negeri

Saya bukan orang yang hobi beli tas, bukan orang yang suka koleksi tas apalagi gonta ganti tas. Selain tas itu barang mahal yang ga cocok buat dikoleksiin (mending koleksi kuaci), terlalu sering gonta ganti tas bikin bingung pindahin barang bawaan. Paling males banget kalau pindahan isi tas, sudah sampai tempat tujuan, eeeeh ternyata ada beberapa barang yang tertinggal di tas sebelumnya. Pengen balik lagi ke rumah ya gak mungkin.. Huft.

Ngomong-ngomong soal tas yang harusnya sih gak saya bahas soalnya gak punya banyak tas (terus ngapain tetep dilanjuuuut posting cuuuy), tapiii saya cuma mau share beberapa brand tas yang selalu bikin saya jatuh cinta, apalagi kalau bukan tas produk dalam negeri. Apa yang bisa dilakukan generasi muda---yang belom bisa bikin industri kreatif sendiri, selain mencintai produk dalam negeri dengan membelinya. Iyaa, karena belom bisa bikin sendiri, minimal yaa beli lah untuk sumbangsih ke bangsa sendiri dan mengangkat citra produk dalam negeri.

Bertebaran bak kacang goreng produk tas dalam negeri dengan kualitas premium dengan harga yang woooow.. mejik. Gak nyangka kalau harga tas dalam negeri bisa mahal-mahal juga. Terlebih tas hand made, eksklusif, extra ordinary dan kualitas super bagus, ga heran harganya selangit. Sebut saja Sew Stories, saya mupeng abis liatnya. Iya cuma bisa liat doang karena harganya selangit. Tas dengan desain eksklusif plus ukiran dengan warna-warni menggemaskan. Extra ordinary. Ada harga ada kualitas. Brand tas dalam negeri lainnya ada Tulisan untuk tas grafis, Abekani untuk Tote Bag, Mitra Jaya Learher untuk kulit, Dowa untuk jenis rajutan, dan masih banyak lagi. Tapi saya ga bahas banyak soal brand di atas, karena harganya ga masuk kantong saya.

Balik ke pernyataan di atas, saya ga hobi tas. Rasanya sayang sekali mengeluarkan uang sampai di atas 500.000 untuk sebuah tas. Rasanya ada yang janggal, saya berasa mubazir. Mending untuk kebutuhan lain, iya kan? Jujur saja budget pembelian tas saya paling mahal 350.000. Itu pun sudah hunting sana sini, cari harga pembanding, ditinggal tidur beberapa hari dulu (soalnya ga langsung dibeli, eh tetep kepikiran pengen beli hehehe) sampai akhirnya bisa eksekusi pembelian. Iya, itu harga maksimal yang bisa saya keluarkan untuk sebuah tas. Masih masuk akal, masih masuk kantong saya lebih tepatnya untuk membeli sebuah tas. 

Kata siapa tas produk lokal buatan Indonesia yang kualitas premium tidak ada yang terjangkau? Adaaaa.. Jangan julid dulu, selalu ada market untuk kalangan menengah ke bawah macem saya ini yang mikir berhari-hari buat beli tas agak mahal. Sebut saja brand Les Catino atau LC. Ini salah satu brand favorit saya dari jaman pertama kali kerja. Siapa sangka brand yang namanya macem bule-bule ini merupakan karya anak bangsa? Harganya masih terjangkau, pinter-pinter nyari diskon potongan di Zalora dan Berrybenka atau lagi clearance sale di departement store.  Kualitas? Boleh diadu, kuat dan tergolong awet. Saya punya tas Les Catino yang sudah beberapa tahun terpakai tapi masuk awet dari luar sampai dalamnya. Modelnya pun fashionable dan tidak ketinggalan jaman.

Selanjutnya, sebelas dua belas dengan Les Catino, ada Palomino. Ini juga masuk brand tas fashion yang ga kalah dengan model-model tas fashion lain tapi harganya cukup terjangkau. Saran saya, yang harus diperhatikan khusus untuk brand ini adalah hati-hati dalam pemilihan bahan tas, ada yang mudah rontok, ada yang awet. Kalau mau nyari aman sih beli yang bahannya kulit sintetis. 

Kalau tadi tas cewe-cewe banget, entah sling bag, shoulder bag, totte bag maupun satchel-- Nah, saya punya brand favorit juga untuk ransel. Dari jaman sekolah dulu saya selalu pakai Exsport. Walaupun namanya Exsport tapi jangan kira ini produk luar. No no.. Ini produk dalam negeri, tapi kualitasnya super kuat. Buktinya awet mengangkut buku-buku pelajaran yang super berat selama bertahun-tahun. Dari dulu hingga kini, brand Exsport menjadi salah satu pilihan untuk anak sekolah. Bahkan sampai kuliah saya masih pakai Exsport dengan kombinasi kantong laptop. Belum lagi sekarang ini, Exsport lebih fashionable. Kalau jaman dulu desainnya monoton begitu-begitu aja, kalau zaman sekarang rasanya full color dan beragam bentuk. Sampai pusing sendiri kalau mau beliin buat adek 😆

Brand satu lagi yang tidak kalah menarik dibidang ransel adalah Elizabeth. Ini juga top banget, walaupun ada yang harganya mahal, tapi selalu ada yang harganya menengah macem tas ransel mini yang sampai sekarang saya gagal move on sama tas ini. Kayaknya pergi ke mana pun saya lebih nyaman pakai tas ransel ini. Bahannya anti air, kantongnya super banyak, bentuknya mini tapi ketika dimasukkan banyak barang eeeh muat loh. Unbelievable! Saya jatuh cinta sama brand ini, terutama ranselnya. Jahitan serta bentuknya yang bikin awet terus walaupun dipakai bertahun-tahun. Plus gak gampang terlihat kotor, soal cuci tas ransel ini, bisa dihitung pakai jari kaliiii.. Saking jarangnya saya cuci 😂

Sisanya? Tas KW? Saya kurang begitu suka tas KW, soalnya kualitasnya juga kurang oke. Walaupun bentuknya sangat mirip dengan tas aslinya karena tas KW adalah replika, rasanya tetap berasa ga elegan, kecuali kalau replikanya bagus *looh hehe 😅 Saya lebih senang tas unbranded, iya tas tanpa brand apa-apa yang penting oke, nyaman, murah, baguuuus.

Bagi yang sedang mencari inspirasi dan rekomendasi tas brand lokal yang bagus, pilihan di atas bisa jadi alternatif. Semoga dapat tas yang cucok di hati yeeeesssss...

Wednesday, July 6, 2016

Belanja Online

Zaman makin canggih, bahkan untuk belanja saja cukup ambil handphone. Kalau jaman dulu, mau belanja atau beli barang mesti ke luar rumah, entah itu ke pasar atau Mall. Saat ini, semua bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun dengan gadget kita. Belanja dengan gadget maupun komputer biasa disebut dengan belanja online atau online shopping. Di Indonesia sendiri sudah cukup banyak situs yang bergerak di bidang e-commerce yang dapat dijadikan sarana berbelanja online. 

Sebut saja Lazada dengan tagline Effortless shopping, belanja itu ga ribet alias mudah. Tinggal buka situsnya bahkan bisa aplikasinya bisa di download di gadget, cari-cari barang, pembayaran dan tunggu pesanan diantar. Mudah bukan? Lazada sendiri kebanyakn free ongkir, jadi hemat banget kalau nemu yang murah. Saya pertama kali belanja online ya melalui Lazada ini. Situs ini banyak juga kupon diskon, pembayaran bisa melalui transfer, e banking sampai pembayaran melalui kartu kredit. Namun seringnya harga di Lazada super di luar ekspektasi. Misal sebuah barang seharga 1juta, diskon 90%, hingga total akhir harga barang 100.000. Nah barang tersebut adalah sebuah dompet dengan brand yang biasa saja, dan kalau dipikir-pikir memang harga aslinya pantas 100ribuan. Jadi diskon di atas sebagai pamanis saja. Namun demikian banyak juga harga yang beneran murah, sering-sering pantau harga saja dengan pembanding yang lain. Langganan saya beli di Lazada apalagi kalau bukan pampers Umar hehehe, lumayan banget diskonnya 😆

Tokopedia, yang katanya kalau kita butuh barang apa pun bisa cari di sana. Tapi memang benar, rasanya nyari apa pun keywordnya, ada aja yang jualan. Yang saya suka dari Tokopedia, harga yang ditampilkan mendekati harga yang sebenarnya. Jadi kalau saya butuh cari info harga asli barang tersebut berapa, biasanya lari cek ke Tokopedia. Tapi sayaaaang, berbeda dengan Lazada yang free ongkir, kalau Tokopedia ini ada ongkirnya. Kebayang kalau pesen barang dari berbagai toko, banyak juga ongkirnya. Sedih? Jangan dulu. Karena Tokopedia juga sering kasih promo free ongkir. Enaknya juga, pencarian di Tokopedia bisa diurutkan dari banyaknya penjualan, banyaknya diskusi, banyaknya ulasan dsb sehingga kita bisa tahu kira-kira reputasi penjualnya seperti apa. Di kolom diskusi kita bisa tanyakan ketersediaan barang yang kita mau, kalau ada, baru dipesan.

Mirip dengan Tokopedia, ada lagi akun e-commerce yakni Shopee. Pertama kali saya dikenalkan situs ini oleh rekan kantor yang belanja kebutuhan bayi. Awalnya saya jarang belanja di sini karena sering crash di iphone, namun lama-lama ada update versi baru sehingga aplikasi jarang crash seperti dulu. Apalagi sekarang shopee sedang promo free ongkir untuk jangka waktu yang cukup lama. Biasanya saya siasatin kalau mau belanja online di Instagram, tanya dulu online shop tersebut punya akun shopee tidak? Kalau punya, pesan via shopee, lumayan free ongkir, hehe.. Keunggulan shopee ini juga bisa melihat barang dengan pengurutan penjualan terbanyak dan dilengkapi fitur chat ke penjual jika berniat ingin tanya ini itu soal barang yang akan dibeli. Bukan tanya alamat rumah yeeee.. Belum lagi adanya fitur tawar, wooww kita bisa nawar loh. Kalau tawaran kita diapprove, harga yang tertera otomatis berkurang. Keren khaaaan..

Instagram, sebenarnya ini akun media sosial untuk eksis, namun berkembang pesat jadi tempat jualan. Super banyaaak banget akun yang berisi barang dagangan. Tapi jangan kecewa dulu, justru mudah mencari berbagai barang melalui instagram, cukup dengan cari hashtag yang sesuai. Isinya supeeer banyak, sabar-sabar cari yang paling cucok aja..

Aplikasi lain yang biasa saya gunakan untuk berbelanja adalah Bilna.com yang saat ini berubah menjadi Orami by Bilna. Beberapa kali saya transaksi melalui aplikasi ini, apalagi kalau ada promo voucher, potongan, dan diskon untuk produk-produk tertentu. Pernah juga ada voucher tambahan diskon 30% untuk transaksi menggunakan Kartu Kredit BNI dan BNI Syariah. Yeaaay. Orami sendiri lebih fokus pada kebutuhan bayi dan balita, super banyaaaak banget barang-barang yang berkaitan bayi balita di sini. Beberapa barang seperti Oogie Bear, Termometer, Gabag Cooler Bag, Pampers, Baju menyusui saya dapatkan di Orami by Bilna. Namun jangan terkecoh, walaupun banyak menyediakan kebutuhan bayi balita, bukan berarti tidak ada promo produk lain. Contohnya saat promo Maybelline saya pernah transaksi Nude Eyeshaddow dengan harga diskon, plus saya pernah transaksi lipstick Sari Ayu murah meriah yang super susah ditemukan di counter. Daripada muterin counter, belum tentu dapet, di Orami ada yaaa beli 😁

Elevenia, sebelas dua belas dengan Shopee sih.. Bentuknya kurang menarik dan entah kenapa saya kurang familiar dengan tampilan Elevenia. Untuk voucher yang ditawarkan Elevenia tidak begitu beragam dan gencar, namun jika beruntung bisa dapat barang dengan potongan murah. Saya pernah transaksi pembelian lipstick rire yang super booming itu, gegara mba wiwin bilang baguuus warnanya, maka saya coba, eh beneran bagus awet pula.. Promonya? Beli satu gratis satu. Yeaaay..

Situs e-commerce lainnya yang selalu saya perbandingkan jika membeli produk branded adalah Zalora dan Berrybenka. Kenapa? Karena kedua situs ini mirip dari segi produknya. Banyak brand yang sama mengisi kedua situs ini. Jadi pintar-pintar cek promo dan potongan saja, mana yang lebih murah, Zalora atau Berrybenka. Misal saya mencari Tas Les Catino, maka saya cek tas incaran saya di Zalora dengan voucher hasil akhirnya berapa, kemudia bandingkan dengan promo di Berrybenka, hehee. Dua-duanya super gak tanggung-tanggung kalau packing. Beli apa pun di service banget pakai box eksklusif. Saya pernah transaksi di Berrybenka, untuk dapat voucher potongan ternyata total belanjaan saya kurang minimal 5000. Wah nambah apa nih, feeling saya sih pasti Berrybenka ga bakal mengeluarkan produk dengan harga minim, pasti harga terendahnya 50.000. Huft kan sayang banget tambahannya banyak, padahal saya ga butuh-butuh banget. Pas saya cari, eh ternyata ada lho kuas eyeshaddow 10.000 kebetulan saya juga butuh. Ketika barang datang betapa terkejutnya saya, pesanan tambahan saya berupa sebuah kuas tadi dipacking dalam box eksklusif Berrybenka. Weeew.. Harga barang ga seberapa, dikasih box juga 😂

Situs lainnya yang pernah saya pergunakan adalah Blibli.com dan Ebay. Khusus untuk Ebay biasanya saya suka iseng cari barang-barang China yang harganya jauh lebih murah ketimbang beli di Indonesia. Suami saya pernah beli baterai iphone di Ebay, hasilnya bagusss ga kayak baterai sekali pakai buang khas China. Saya beberapa beli casing HP berbagai motif dengan harga hanya 1-2 dollar saja, sedangkan di Indonesia dengan barang yang sama seharga 2-3 kali lipat lebih mahal. Tuh, untung kan beli di Ebay. Walaupun demikian, belanja di Ebay cuma untuk orang yang sabar, karena proses pengirimannya dari luar negeri, maka sampai di tangan kita pun bisa 1 bulan sejak pembelian. Hehehe.

Super banyak situs e-commerce yang terpercaya dan mendukung belanja online kamu. Saya punya beberapa tips dan saran (based on pengalaman pribadi) :

1. Pilihlah e commerce yang aman dan terpecaya sehingga menimalisir akun online shop bodong yang tipu-tipu. Pastikan track record penjual baik, penjualan banyak dan testimoninya positif. 

2. Belanja online sesuai kebutuhan. Mentang-mentang bisa diakses kapan pun dan dimana pun, jangan jadikan belanja online sebagai hobi, cari barang yang dibutuhkan, bukan random searching sehingga muncul keinginan untuk membeli barang lainnya. Prinsipnya sama seperti belanja di Supermarket. Biasakan sebelum masuk Supermarket, tulis catatan daftar barang yang akan dibeli sehingga meminimalisir pembelian barang yang tidak perlu sehingga lapar mata. 

3. Sering-sering bandingkan harga dari satu e-commerce satu ke yang lain, pakai voucher yang disediakan, hitung, mana yang paling murah itu yang kita ambil

4. Jika tidak menguntungkan, hindari pembelanjaan dengan metode pembayaran kartu kredit. Selain ada biaya tambahan, pembayaran melalui kartu kredit suka bikin si empunya ga sadar, sama saja seperti belanja di offline store. Ini kudu diperhatikan, kalau ga ada promo ga usah dipakai yesss..

5. Pada dasarnya online shopping ini untuk memudahkan, bukan mempersulit. Maka pilih situs online shopping yang memudahkan kamu berbelanja, dan memudahkan kamu untuk membayar. 

6. Tunggu moment-moment yang kiranya bakal banjir diskon. Apa salahnya bersabar sedikit. Ketika kita punya target barang yang akan dibeli, perhatikan chart harga dalam berbagai moment, entah potongan diskon, entah event yang diadakan situs e-commerce dan lain sebagainya. Simpan barang tersebut di wishlist. Kita akan punya patokan, berapa rata-rata harga jualnya dalam berbagai event dan promosi. Ketika mencapai harga yang paling rendah / murah, bisa langsung eksekusi :)

Demikian curcooooolan panjang soal online shopping. Saya biasa belanja online ketika ditugaskan kerja di Bintaro. Rekan-rekan saya sama juga kerjaannya hobi belanja online. Sampai-sampai pesanan kami datang silih berganti diterima oleh security. Bentar-bentar ada kurir paket, dan ributlah kami "paket punya siapa tuh??" Hingga munculah ide kalau kami itu kantor cabang online shopping saking seringnya belanja online. Maklum jaman dulu hamil mager keluar belanja. Hehhee. Happy Shopping 😍

Tuesday, July 5, 2016

Generasi Tahun 90

Siang hari puanas pol saya memilih tidak keluar rumah, kebetulan ada Mbak Wiwin Kakak Ipar saya di rumah. Kami mengobrol random di kamar, sambil ngadem. Ngomongin permainan anak jaman dulu vs permainan anak jaman sekarang. 

Entah mengapa kalau lihat anak jaman sekarang bermain, miris sekali. Rasanya terlalu individualis, tidak sekreatif anak jaman dulu, rentan manja dan gadget-colic. Anak jaman sekarang lebih senang main sama gadgetnya, nunduk dan tak peduli sama lingkungan sekitar. Lebih senang duduk berlama-lama di depan komputer untuk browsing dan mencari hiburan serta bermain. Rasanya sayang semua yang dibutuhkan anak pindah ke alat elektronik kotak itu.

Syedddiiihhh..

Kalau ingat saya jaman dulu, sangat berbeda sekali. Waktu di mana rumah-rumah tidak sebagus sekarang, yang punya motor bisa dihitung pakai jari, apalagi yang punya mobil. Suasana jalan raya belum seramai sekarang, masih banyak tanah merah, masih banyak tanah lapang untuk tempat bermain anak. Masih banyak tanaman-tanaman hijau yang tumbuh di kiri kanan jalan. Masih banyak pohon-pohon besar yang memayungi kami bermain di bawahnya.

Rinduuu..

Dulu waktu saya kecil, saya selalu diperbolehkan untuk main di luar oleh orang tua saya. Tempat bermain saya dan teman-teman ada di depan rumah. Tanah petakan cukup pas untuk bermain dikelilingi beberapa pohon rambutan Cipelat super manis dan pohon alpukat, adeeem bangettt. Kalau pas musim rambutan dan dipanen oleh Bapaknya tetangga saya, bocah-bocah baris nanti dibagi rambutan. Rambutan Cipelat ini super enak, rambutnya botak, cenderung tajam, isinya bulat sempurna, dan kalau dimakan ngelotok dagingnya, hingga sisa bijinya saja, tidak ada daging buah yang tersisa di biji. Yg masih warna kuning aja sudah manis luar biasa, gimana warna merah. Tak heran harga rambutan cipelat ini termahal di kelasnya. Kadang senengnya luaaaar biasa, ketika ga sengaja nemu rambutan merah matang yang jatuh. Mayaaan.. Rambutan gratis.

Tetangga saya ada beberapa yg punya rumah tinggal sendiri, tapi kebanyakan yang lain di rumah kontrakan petakan. Banyak anak-anak kecil yang hampir-hampir sebaya dengan saya. Range usianya ada yang sebaya atau beda 1 sampai 4 tahun. Jaman SD, saya biasa bermain siang hari sepulang sekolah sampai menjelang Ashar. Nah pulang ke rumah untuk mandi, lepas itu kadang masih ada yang main ke luar lagi dengan piyama yang udh kece sama bedak putih yang kentara banget cemong, pertanda ia bener-bener abis mandi, ga boong.

Main apa?

Kami generasi tahun 90an yang artinya lahir di tahun 80an, tidak pernah kehabisan ide permainan. Kalau anak cewe biasanya suka main karet. Rasanya ada yang kurang kalau anak cewe ga punya karet sendiri. Makanya saya buat juga sendiri, sengaja beli karet 1/4kilo hanya untuk dibuat pernainan karet. Beli karetnya yang warna hijau atau merah, bentuknya lebih besar dan lebih molor, jangan yang kuning. Bikinnya sampai pakai kaki segala buat penahannya loh. Kalau yang pernah bikin mungkin tahu. Tapi jangan salah, permainan karet ini bukan cuma untuk anak perempuan, anak laki-laki pun kadang ikutan. Dari tinggi semata kaki, dengkul, pinggang,  dada, pundak, telinga, kepala hingga merdeka dengan tangan ke atas. 

Main tap gunung, yang digambar di tanah pakai kapur papan tulis, bentuknya 3 kotak vertikal, 2 kotak horizontal, 1 kotak lagi vertikal, 2 kotak horizontal. Ditutup bagian paling atas gambar setengah lingkaran atau kita sebut dengan gunung. Batu gacoan kami menggunakan pecahan genteng atau pecahan keramik. Kami malah punya gacoan favorit, yang kalau dilempar enak sesuai dengan kemauan kami. Kalau anak tahun 90an pasti tahu nih cara main tap gunung.

Permainan lain yang super sering dimainkan adalah kasti dan petak umpet. Kalau kasti dimainkan sore hari menjelang mandi sore. Kami punya pemukul kasti sendiri, terbuat dari kayu yang dibikin sendiri lupa sama bapaknya siapa yah. Bola kasti pun punya untuk ramai-ramai. Untuk tiangnya kami menggunakan media berupa pohon. Base 1 pohon rambutan, base 2 pohon alpukat dan base 3 pohon coklat. Yang seru karena mainnya bukan di tanah lapang, jadi kalau mukulnya kencang sekali bisa terbang entah kemana. Kadang masuk halaman tetangga, masuk ke area kandang ayam tetangga juga, bola nyangkut di pohon (kalo ini yang lebih sering sih kok batminton, buat nuruninnya pake lempar raket supaya dahannya goyang) dan yang paling males kalau bola kastinya nyemplung ke kubangan got atau rawa-rawa disekitar tempat bermain kami. Aargghh.... Sumpah males banget, tapi tetap saja bola yang nyempung dan berlumuran itu diambil, digunakan buat gebok (istilah melempar bola ke badan lawan untuk mematikan). Malah makin seru! Soalnya lawan larinya makin ketakutan kena bola berlumur tanah rawa gambut gotttt 😂

Petak umpet juga suka kami mainkan, kadang suka ngumpet jauh banget sampe ke RT sebelah, ga heran lama kelar nge-gong-in. Selama adegan ngumpet sempet-sempetnya kami maen peletekan dulu. Tau peletekan? Itu tanaman yg berbunga warna ungu, dan buahnya panjang-panjang kalau sudah tua berwarna cokelat. Nah yang warna cokelat ini dicemplungin ke got atau saluran air, dan voilaaaa pletek pletek... Meledak kayak petasan. Pecah semua dan keluar isi biji-bijinya. Yang seru kalau lagi ngumpulin di tangan eh tangan kita keringetan, peletekannya meledak di tangan 😆

Mainan anak laki?

Layang-layang maksudnya? Ooh buat saya dan teman-teman, itu bukan mainan anak laki, itu mainan semua anak. Naik ke atas genteng untuk menaikkan layangan, kejar-kejaran rebutan layangan putus, atau sekedar kesayat benang gelasan yang tajam. Sudah makanan sehari-hari. Kalau lagi musim rambutan dan lagi main layangan, bagai peribahasa sambil menyelam minum air, kami main layangan sembari metikin buah rambutan yang selanjutnya dimakanin rame-rame. Belom bilang ke bapaknya yang punya pohon sih, cuma dibolehin sama anaknya yang punya, dia yang idein malah 😛😛

Gundu. Bukan cuma permainan laki-laki. Sungguh, jaman dulu kita ga maen gender. Semua permainan bisa dilakukan baik laki laki maupun perempuan. Bahkan gundu juga dimainkan oleh perempuan, termasuk saya. Senang sekali jaman dulu suka mengumpulkan gundu dengan berbagai versi. Ada gundu biasa, gundu susu, bahkan gundu emas. Bagaimana yah menjelaskannya, hehe. Intinya kita bermain adu gundu, kalau yang terkena gundu gacoan kita, gundu teman kita itu, kita ambil seperti tawanan. Hehe.

Mainan yang agak feminim?

Dulu saya juga suka main boneka ala-ala dari tangkai pohon pepaya sama temen-temen. Caranya tangkai pepaya yg ada bonggolnya dipotong sekitar 15 cm. Bagian bonggolnya dicutter bentuk lubang mulut dan digambar mata. Bagian ujung tangkai kecil yg bolong disumpel sama daun pepaya hingga tertutup sempurna. Mainannya mah sumpah jorok abis, main tanah. Jadi tanah dikasih air, sampai jadi bubur tanah, terus pakai sendok dari pelepah tangkai pepaya sisa, dimasukkan ke lubang mulut si boneka ala-ala tadi, ceritanya dia makan. Suapin terus sampe penuh sambil berimajenasi jadi emak-emak yang nyuapin anaknya. Ceritanya begitu. Setelah penuh sampai luber keluar dari mulut, maka saatnya sumpelan daun pepaya di tangkai bawah di lepas, dan keluarlah semua isi bubur tanah tadi, ceritanya... Hmmm itu lah 😂

Gak cuma suap-suapan. Saya juga suka masak-masakan. Dari iseng masak boongan yang ga bisa dimakan, sampe masak agak serius yang kayaknya sih bisa dimakan. Ngulek jahe, kunyit, lengkuas yang nyabut di halaman rumah, nyari pohon mangkok yg bentuk daunnya miriiip bgt kayak mangkok. Plusss nyari benalu yg nemplok di pohon, yang warnanya kuning, persis kayak mie kuning. Jadilah ceritanya masak mie kuning. Kadang iseng cuma pengen tahu, masak permen relaxa, ternyata bisa sampai lumerrr. Kalau masak yang agak bener, pernah masak sop-sop-an. Simpel, berhubung ga tau resepnya, jadilah ngasal. Ambil kaleng sarden kosong dari rumah, kasih minyak dikit, masukkan bawang merah dan bawang putih yang diiris-iris. Lalu masukkan air, cemplungin kentang sama wortel yang sudah dipotong2, dikit aja berhubung ngembat dari dapur emak, plus masukkan royco, garam dan gula. Tiba-tiba baunya jadi super enak mirip sop dan kami langsung bangga luar biasa berhasil masak sop (lebay abis). Dan akhirnya itu sop setengah kaleng sarden kita makan beneran 😂

Ga jauh dari adegang masak-masakan, saya dan tetangga-tetangga juga suka bakar singkong. Kebetulan tetangga, Ayahnya punya kebun singkong, alhasil kami bocah-bocah sering minta singkong. Setelah diperbolehkan, kami nyabut singkong sendiri, ini adegan super seru, maen tarik-tarikan batang singkong, pas keluar singkongnya jejingkrakan. Kalau ada singkong yg tertinggal di dalam tanah kita ambil juga *ga mau rugi. Setelah itu, singkong dicuci dari tanah2 yang menempel, sebagian menyiapkan api unggun. Jaman dulu mudah sekali cari kayu, tumpuk2, bakar, singkongnya dimasukkan di dalam api unggun kecil tadi. Kipas-kipas bergantian sampai kiranya sudah matang dengan kondisi permukaan singkong udh hitam legam namanya kena bara. Berebutan lah makan singkong hitam itu, belah jadi dua, kupas kulitnya pakai tangan dan nyam nyam.. Makan singkong sambil tangan cemong item-item. 

Berburu

Bukan seperti jaman sekarang anak-anak berburu pokemon melalui smartphone masing-masing. Kalau jaman saya kecil saya dan teman-teman juga senang berburu, tapi bukan pokemon. Saya senang berburu semut hitam yang besar banget di lubang semut. Caranya karet gelang dapur digunting hingga bentuknya seperti tali. Masukkan di lubang rumah semut dan tunggu sampai karet gelangnya bergerak masuk ke dalam yang artinya ditarik semut. Begitu bergerak langsung ditarik keluar, syuuut berbarengan dengan semut hitam keluar juga. Abis itu ya dibiarin aja, mancing semut yang lain lagi. Rasanya puas saja setelah berhasil iseng ngeluarin semut. Kalau musim penghujan tiba saya dan tetangga suka mandi hujan. Iya, lebih lebat lebih oke. Kalau hujan lebat saya sama adik-adik bersoray sambil bilang ke Ibu "Mandi ujan ya bu." Setelah dapat ijin langsung berlarian ke luar basah kuyup main perosotan berlumpur. Eyuuhh.. Tak lupa kalau sudah mulai reda kami berburu cacing yang bergelimpangan. Maklum banyak tanah segar di sekitar rumah, jadi bakal banyak cacing kalau hujan tiba.

Selain itu kami juga suka berburu entung-entung, yakni ulat yang menempati daun pisang. Kalau melihat ujung daun pisang bergulung, kami senang bukan main, langsung ambil galah yang diikat pisau, potong ujung daunnya, buka gulungan daun berasa buka surat kerajaan, dan voilaaa.. Ada entung ulat yang nangkring. Bentuknya genduuuut, ada kepalanya bulet hitam, dan badannya berbalut putih seperti bedak. Biasanya langsung kami ambil terus taro di tangan, ulat pun bergerak uget-uget.

Tak lupa siang hari kami berburu dempetan. Jadi serangga ini mirip kepik, tapi bentuknya panjang berwarna orange. Serangga ini tidak menggigit, jadi bisa kami permainkan. Serangga ini biasanya ditemukan di tanaman tertentu, saya lupa nama tanamannya apa, yang jelas sejenis ilalang, cuma ada bunganya saja, dan sudah sulit dijumpai saat ini. Nah biasanya ada serangga orange itu, 2 serangga saling berdempetan satu sama lain, saling membelakangi. Karena itu kami menyebutnya "dempetan". Apa yang kami lakukan? Mengambil mereka dan melepas dempetannya hingga terpisah sendiri-sendiri, lalu diletakkan di tangan, kemudian dilepas. Sampai sekarang saya juga nggak tahu, kenapa serangga itu bisa jalan dempet-dempet begitu? Apa sedang kawin? Zzzz. Serangga lain yang kami buru adalah belalang, dari belalang hijau, cokelat, sampai belalang yang super duper besar punya kaki bergerigi tajam, cuma bisa ditangkap pakai kain, ga bisa pakai tangan kosong kalau ga mau luka. 

Tidak semua teman saya pernah merasakan. 

Iya, karena berteman dengan berbagai latar belakang kondisi ekonomi, banyak juga diantara mereka yang belum pernah merasakan berenang di kolam renang. Kebetulan di rumah saya ada kolam renang yang terbuat dari plastik yang bisa dipompa. Saya dan adik-adik saya mengajak bocah-bocah renang di halaman rumah saya. Halaman saya tidak besar, tp cukup lah buat naro kolem renang mini. Agenda renang tiap sore hari, rumah saya berasa penyewaan kolam renang tapi gratis hihi. Kolam diisi hampir penuh, dimasukan kaporit. Wuih rasanya kayak kolam renang sungguhan. Super ramaaaai bocah-bocah dari usia 2 tahun sampai 12 tahun datang bergantian. Numplek semua. Sampai akhirnya overload itu kolem plastik bocor. Bubaaar ga bisa dipake lagi. Tapi kami tidak habis ide, di halaman itu juga ada kolam ikan yang dibuat sama Bapak saya cukup dalam, sekitar 1 meter. Luasnya ga besar-besar banget paling 1x2,5meter. Dibikin kolam renang dadakan lagi men, diisi air plus kaporit, nyemplung lagi deh bocah-bocah se-RT 😂 Seruuuuu sekali.

Satu lagi yang saya rindukan soal masa kecil saya yang sekarang cukup sulit ditemukan pada zaman ini. Masih ada siih, tapi jarang. Yakni TPA dan jajanan jadul. Jaman dulu usia TK sampai SD sudah lazim sekali para orang tua memasukkan anak-anaknya ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran), belajarnya di Masjid sama Kakak-kakak pengajar. Mereka sukarelawan, yang mengajarkan kami mengaji Iqro, kadang diajarkan juga nyanyian Islami anak-anak. Kami juga punya kartu TPA yang isinya record bacaan kami, Iqro berapa, halaman berapa, lanjut atau ulang. Kami mengaji biasanya menjelang sholat Ashar sekitar jam setengah 4 dan selesai pukul setengah 5. Rasanya seneng banget, apalagi kalau pulang bisa jajan 😋 Banyak abang-abang mangkal di depan mesjid, ada yang jual baju-bajuan bongkar pasang (yang sampe sekarang masih ada aja dengan model yang ga berubah), tukang arum manis, tukang gulali merah hijau yang bisa dibentuk macam-macam ya sikat gigi, dot, balon, kipas, excited banget pokoknya pas abangnya ngebentuk ini itu, padahal terkadang ditiup atau digepeng-gepengin pakai tangan, jaman dulu ga berasa jorok 😂 Dasar bocah. Kalau lewat warung ga kelar begitu aja, bisa beli anak mas, ichiban cokelat kotak yang isinya cairan berbagai rasa, permen karet warna warni, balon tiup sedotan, permen cicak dan lain sebagainya, semuanya bikin kangeeen...

Bener, memang tidak semuanya bisa dituliskan, tapi sekedar flashback saja, rasanya masa kecil kami generasi 90an lebih berwarna dan lebih kreatif. Berusaha bahagia dengan cara kami sendiri, dan dengan permainan ala kadarnya. Apa-apa bikin sendiri. Bayangin mau main mobil-mobilan aja bikin dulu dari kulit jeruk bali, mainan yang udah paling keren jaman dulu itu Kapal Otok-Otok di baskom yang baunya minyak tanah.

Aaahh sayang sekali anak jaman sekarang ga bisa ngerasain lagi, semoga banyak para orang tua yang mendidik anaknya lebih kreatif dengan banyak bermain yang simpel seperti jaman dulu, bukan sekedar kasih gadget. Semogaaa...

-Noni Halimi