Thursday, July 23, 2015

Design Undangan Pernikahan

Saya dan suami merupakan salah satu dari segelintir pasangan yang mengurus urusan pernikahan sendiri. Biasanya pernikahan memang bisa dibantu oleh Event Organizer atau pihak panitia pernikahan, namun kami tidak menggunakannya. Panitia memang kami bentuk untuk koordinasi, namun segala hal teknis serta ide berasal dari kami berdua. Hampir seluruhnya kami handle berdua, tak terkecuali undangan pernikahan. Mudahnya untuk mencetak undangan pernikahan hanya tinggal datang ke percetakan undangan, pilih design yang kita mau dan tinggal terima beres cetak. Atau jika kamu mau lebih bagus dan ekslusif, kamu membawa contoh undangan yang kamu kehendaki, lalu minta dibuatkan seperti itu. Jadi kamu menggunakan design yang kamu inginkan, karena tidak semua percetakan memiliki design undangan yang bagus. Kalau kamu mau lebih bagus dan ekslusif, kamu mesti mengeluarkan kocek lebih besar untuk sewa orang yang bisa design undangan pernikahan khusus untuk kamu berdua. 

Agaknya saya dan suami termasuk orang yang ingin membuat undangan pernikahan kami berkesan untuk kami berdua. Bagaimana caranya? Dengan membuat design sendiri ala kami berdua. Kami berencana membuat undangan yang sederhana, tidak mewah namun memiliki cerita untuk kami berdua. Kami memutuskan untuk membuat design sendiri dan mencetak di digital printing biasa, bukan khusus percetakan undangan. Why? Undangan pernikahan sebenarnya hanya berupa undangan untuk menghadiri acara pernikahan, malah sebenarnya bisa dilakukan secara lisan langsung kepada tamu undangan. Namun untuk mengantisipasi tamu juga punya banyak acara dan dikhawatirkan lupa, maka dikirimlah undangan fisik. Selain itu undangan yang dikirimkan kepada tamu lebih memberi kesan menghormati.

Undangan pernikahan memang masuk salah satu list yang harus diselesaikan oleh calon manten. Tentunya list ini juga masuk dalam budget pengeluaran anggaran pernikahan. Menurut kami berdua sih, undangan pernikahan tidak perlu budget yang besar, karena akan mubazir, toh biasanya undangan pernikahan akan terbuang, jarang-jarang disimpan. Kalau memang unik baru disimpan. Makin bagus bahan undangan, makin mahal harganya. Saya dan calon suami hanya menganggarkan 3000an per undangan. Memang ada undangan yang harganya di bawah 3000 namun kami kurang sreg dengan desain dan kualitasnya. Lagi-lagi ke inti persoalan, kami mau buat design sendiri.Jadi budget 3000an per undangan sudah cukup worth it lah yaa..

Proses pembuatan design undangan bisa dibilang cukup singkat dan padat, konsep sudah ada di kepala, hanya saja terkendala waktu karena saya sibuk dengan kerjaan di cabang. Sedangkan suami saya saat itu kurang efektif mengerjakan karena aplikasi yang digunakan tidak ada. Masalahnya saya biasa design dengan aplikasi Corel Draw, sedangkan suami saya dengan Photoshop. Alhasil, saya memutuskan sepihak untuk menggunakan Corel Draw, dan suami saya sebagai komentator saja :D Saya kadang suka mencuri waktu saat di kantor malah ngerjain design undangan. Contohnya saat saya membuat design peta, serius banget saya hanya membuatnya dalam satu hari di jam kerja, bahkan di samping meja teller, sembari mengawasi teller-teller saya. Ckckck.

Saya mencetak di Era Digital Printing dengan estimasi pengerjaan 1 hari selesai, dan tanpa khawatir apabila orang tua saya minta dadakan tambahan undangan bisa cetak seenak jidat saya. Dan ternyata memang benar, saya kembali datang kali kedua untuk cetak tambahan undangan. Berhubung di digital printing ekspress hanya membutuhkan sehari, coba kalau di percetakan undangan biasa...wuiiih bisa sebulan nunggunya. Akibat undangan yang super minimalis ini tiba-tiba saya dan suami khawatir jika undangan tersebut agaknya kurang pantas diberikan kepada kolega-kolega Bapak saya dari berbagai kalangan. Namun ternyata, pandangan saya dan Bapak saya sama, toh hanya undangan. Tidak perlu undangan yang bermewah-mewahan. Alhamdulillah desain dummy undangan saya dapat approval dari Bapak. Langsung cusss cetak. Berikut ulasan gambarnya :

Peta area kampus UI
Ngebut bikin peta siang bolong di kantor
Desain bagian dalam
Design mentah cover depan






Review Fernloft Hostel Chinatown Singapore

 
 
KELEBIHAN (+) :
1. Harga terjangkau
2. Ada female dormitory, jika beruntung pesan 4 orang dormitory dapatnya 1 kamar 4 kasur, bareng semua, tidak terpencar, jadi berasa private room untuk berempat
3. Lokasi cukup terjangkau dari MRT
4. Ruang kamar AC
5. Ada fasilitas wifi gratis
6. Fasilitas air panas 24 jam
7. Kamar tidur bersih dan nyaman
8. Petugas yang ramah dan berwawasan luas mengenai tempat wisata
9. Banyak brosur wisata dan peta yang bisa diambil gratis di ruang tunggu

KEKURANGAN (-)
1. Antrian kamar mandi yang cukup panjang karena banyak kamar
 
---
Fernloft Hostel Chinatown
Location : 257 Jln Besar, Singapore 208930
Booking : booking.com, reservations@fernloft.com
Website : www.fernloft.com
Pict Source : Google 
 


 

Review Tune Hotel Downtown KL, Malaysia


KELEBIHAN (+) :
1. Harga terjangkau, untuk 1 kamar twin berkisar 75 MYR atau 300.000 IDR
2. Fasilitas lift sehingga tidak perlu naik turun tangga
3. Kamar mandi di dalam
4. Air panas 24 jam
5. Akses wifi gratis 24 jam
6. Kualitas kamar hotel, kasur nyaman, kamar bersih
7. Ada petugas yang membersihkan kamar setiap hari
8. Tersedia ruang penyimpanan bagasi
9.  Ada kulkas kecil di dalam kamar
10. Dipinjamkan handuk per orang, kalau kotor bisa langsung diganti
11. Petugas ramah dan fasih berbahasa inggris serta bisa dimintai informasi mengenai tempat wisata.
12. Bisa memesan berbarengan dengan tiket pesawat Air Asia, biasanyakl malah banyak promo jika booking jauh-jauh hari.
13. Ada fasilitas seterika dan laundry
14. Aman dilengkapi dengan CCTV
15. Ada fasilitas ATM
16. Jumlah kamar yang banyak yakni terdiri dari 27 kamar twin, 184 kamar double dan 64 kamar single.
KEKURANGAN (-) :
1. Lokasi yang tidak dekat dari stasiun LRT, namun dekat dengan stasiun Monorail. Walaupun dekat dengan akses transportasi kereta, namun jalur monorail agak ribet dan hanya sedikit armadanya. Lebih baik cari yang dekat stasiun LRT, armada lebih banyak dan aksesnya lebih mudah.
2. Pembayaran dilakukan sebelum check in, apabila dadakan ada pembatalan maka uang tidak bisa direfund
3. Jika check in sebelum pukul 14.00 maka akan dikenakan biaya tambahan berupa early check in yang dibayarkan tunai saat check in.

---------------------
Tune Hotel
Downtown KL
Location : 316 Jalan Tuanku Abdul Rahman, 
50100 Kuala Lumpur, Malaysia.
Access : Monorail Medan Tuanku
Website : www.tunehotels.com 

Lobi Tune Hotel
Lobi Tune Hotel
Kamar Single
Double Room
Penampakan Tune Hotel Downtown KL

Review Submarine Guest House Kuala Lumpur, Malaysia

KELEBIHAN (+)
1. Harganya super murah dan sangat terjangkau
2. Lokasi strategis dekat Pasar Seni dan Petaling Street, akses LRT Pasar Seni
3. Air panas 24jam
4. Akses wifi gratis
5. Aman, karena masih di area jalan besar
6. Dekat dengan lokasi wisata
7. Sarapan gratis
8. Petugas ramah dan fasih berbahasa inggris
9. Hostel dilengkapi dengan fasilitas cctv
10. Cukup bersih dan nyaman
11. Kasur twin dengan ukuran yang cukup
12. Dapat blanket
13. Bayar ditempat secara tunai

KEKURANGAN (-)
1. Lokasi hostel ada di dalam ruko yang berada di lantai 2. Agak repit angkut-angkut koper
2. Suasananya super sunyi, jadi lumayan berbisik-bisik kalau mau mengobrol dengan travelmate terutama jika sudah malam

--------
Submarine Guest House
Website : http://www.submarinehotels.com/
Booking : 
Location : Central Market 2
Jalan Hang Kasturi, Kuala Lumpur, Malaysia
Access : LRT Pasar Seni
Pict Source : Google
Pintu depan
Ruang tunggu dan ruang santai
Kamar mandi
Kamar tidur

Review ABC Backpackers Hostel Singapura

KELEBIHAN (+) :
1. Harga terjangkau
2. Lokasi strategis. Lokasi ABC Backpacker hostel terletak tidak jauh dari stasiun MRT Bugis. Hanya perlu berjalan kaki beberapa ratus meter di Jalan Victoria, maka tak lama kamu akan menemukan Jl. Kubor lokasi ABC Backpacker Hostel.
3. Aman, karena masih di area jalan besar Victoria Street
4. Bersih dan nyaman
5. Air panas berfungsi 24 jam
6. Akses wifi 24 jam gratis
7. Sarapan gratis sepuasnya, malah bisa untuk bekal sarapan di jalan
8. Ada kulkas untuk menitip makanan atau minuman dingin
9. Petugas yang ramah, berwawasan mengenai tempat wisata, dan fasih berbahasa inggris.
10. Kamar AC
11. Ada female dormitory
12. Banyak WNI yang menginap dan hostel ini cukup tenar di kalangan wisatawan Indonesia

KEKURANGAN (-) :
1. Perhatikan AC kamar, saat itu AC kamar saya agak bermasalah sehingga bocor mengeluarkan air
2. Kamarnya banyak, sehingga antrian kamar mandi pun panjang, saran saya untuk mandi pagi hari sekali saat para turis masih tidur.

----------------
ABC Backpackers Hostel 
Loacation : 3 Jln Kubor, Singapore 199201
Booking : booking.com
MRT Access : MRT Bugis
Pict Source : Google


Wednesday, July 22, 2015

Review U8 Hostel Singapore

KELEBIHAN (+) :
1. Unik dan menggemaskan. Ini kesan pertama yang saya dapat ketika googling U8 Hostel. Tak heran saya bilang unik, design hostel ini memang sangat menyenangkan dan enak dipandang mata. Pemilik hostel memasang banyak wall sticker pada hostelnya dan sprei warna warni. 

2. Hostel ini juga bersih dan nyaman untuk ditinggali.

3. Affordable budget. Maret 2015 silam saya mencoba menginap di hostel U8 ini dengan harga kamar 69 SGD  atau senilai 621.000 IDR (kurs 9000 IDR). Harganya memang cukup mahal mengingat kurs di Singapura memang luar biasa melejit di awal tahun 2015. Namun untuk harga rata-rata kamar di Singapura per malam sudah cukup terjangkau


4. Lokasi Strategis. Lokasi U8 berada di 181 Upper Paya Lebar Road, Singapura. Jika kamu menggunakan akses MRT maka kamu bisa turun di MRT Bartley dan jalan lurus menanjak ke arah Paya Lebar Road. Sampai di perempatan jalan, kamu akan melihat jejeran ruko, salah satunya adalah hostel U8. Jika kamu menggunakan bus, kamu bisa langsung turun di Paya Lebar Road, persis di depan ruko dan kamu tidak perlu berjalan agak jauh. 

5. Petugas yang melayani cukup ramah, berpengetahuan luas tentang tempat wisata dan mampu berbahasa inggris dengan baik. Kami diperbolehkan untuk menitip barang bawaan selama belum waktu check in kami. Check in pertama kali dimulai dari pukul 14.00 waktu setempat. Kami juga diperbolehkan untuk mandi dan berberes selama belum check in. Lumayan, sehabis bersih-bersih, titip barang, kamu bisa melanjutkan perjalanan wisata tanpa buang-buang waktu.







6. Suanananya sangat nyaman dan seperti di rumah sendiri. Kebersihannya patut diacungi jempol, spreinya warna-warni dan menggemaskan. Wall Sticker sangat mendominasi hostel ini. Hampir diseluruh penjuru tembok dipasangi wall sticker dengan berbagai tema dan ukuran.Kamar mandinya bersih walaupun hanya ada 3 pintu saja. Tersedia juga dapur

7. Sarapan gratis disediakan dimulai dari pukul 07.00 pagi. Jika kamu ingin laundry cuci baju makan kamu bisa menggunakan fasilitas di hostel ini, namun dikenakan biaya, demikian halnya dengan seterika.

8. Akses Wifi 24 jam yang bisa dipergunakan sepuasnya.



KEKURANGAN (-) :
1. Kamar yang mini dan irit tempat, jadi agak dempet-dempetan gitu

2. Tidak tersedia loker untuk menyimpan barang berharga atau penitipan khusus yang terkunci sehingga ada rasa aman bagi customer.

3. Fasilitas air panas tidak ada

Over all saya cukup puas menginap di hostel ini walaupun kamarnya agak sempit dan mini, tapi bersih dan rapi. Saya kasih nilai 8.5 of 10 untuk U8 Hostel Singapore.

 ---

U8 Hostel
Address: 181 Upper Paya Lebar Road Singapore 534866
Contact: +65 62848482
Website: www.u8hostel.com
Email: booking@u8hostel.com
Pict. source : from other blog

Review Back Home Kuala Lumpur, Malaysia


Back Home merupakan salah satu tempat menginap yang low budget di Kuala Lumpur. Harganya yang cukup terjangkau tidak menjadikan hostel ini kalah saing dari segi fasilitas dan lokasi. Hostel ini berlokasi yang cukup strategis yakni 30, Jalan Tun H S Lee, 50100 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia, Telp.+60 3-2022 0788. Lokasinya dekat dengan stasiun LRT Masjid Jamek, hanya berjalan kaki berapa ratus meter dan sampailah di sepanjang jalan bertuliskan Back Home. Akses penginapan yang dekat dengan LRT sangat menguntungkan dan jadi pertimbangan di Kuala Lumpur, Malaysia. Pasalnya, kamu akan banyak berkeliling tempat wisata menggunakan moda transportasi umum seperti LRT atau bus kota. Jika akses penginapan sulit untuk ditempuh jalur LRT atau bus kota, maka kamu akan banyak membuang tenaga dan efisiensi waktu. Maka carilah hostel yang dekat dengan akses transportasi.

Pada Maret 2015 silam kebetulan saya menginap di Back Home Hostel. Harga kamarnya 120 MYR per malam untuk double bed atau senilai 456.000 IDR (kurs 3800 IDR) untuk dua orang. Sebenarnya masih ada yang harganya hampir sama dengan Back Home, namun saya mencoba memilih Back Home, lumayan nyobain hostel yang berbeda-beda. Harganya cukup worth it, sebanding dengan apa yang kamu dapat. Lokasi strategis, kamar yang cukup luas, suasana yang cozy dan homy sekali, sarapan gratis, ada tempat penitipan barang, kamar mandi yang bersih. Semuanya sudah cukup menjadi dasar penilaian hostel tersebut cukup baik. Tak lupa melihat review dan rating yang diberikan di trip advisor, maka kamu akan semakin yakin memilih hostel ini.

Back Home mempersilahkan kepada customer yang ingin early check in tanpa mengenakan biaya tambahan apa pun. Saya memesan kamar menggunakan situs booking.com, sengaja cari yang gratisan, jadi booking bisa kapan saja, cancel jg tanpa biaya, dan pembayaran dilakukan 100 persen di tempat. Akses internet wifi ada dan ruang browsing untuk santai cukup luas dan nyaman. Kamu tidak perlu khawatir kesulitan googling atau update status karena akses wifi 24 jam. Kamu hanya perlu tanyakan password wifi ketika kamu check in di receptionist. Kamar mandi memang sharing (bersama-sama), namun jumlah pintu cukup banyak dan terpisah antara kamar mandi wanita dan pria. Sarapan dibuka pada pukul 07.00 pagi dengan menu roti, selai berbagai rasa, margarin, gula, kopi, teh, susu sampai sereal. Semuanya self service, alias kamu ambil sendiri makanan dan minuman yang kamu mau. Tersedia juga pemanggang roti jika kamu ingin roti panggang, dan tersedian juga coffee maker jika kamu ingin membuat kopi. Sarapan ini unlimited, tidak dibatasi jumlahnya, sehingga kami bisa membawa kota makan dan mengisinya dengan roti untuk persiapan bekal di perjalanan. Namanya juga pengiritan hehehehe. 

Banyak review dan komentar yang bisa kamu dapatkan di situs Back Home http://backhome.com.my/ atau Trip Advisor. Untuk rating Back Home dari saya bisa berikan 8 of 10 lah, not bad :D

picture source : blog.theholidaze.com

Spore - KL Trip Day 4 (JB Sentral - Paya Lebar - Sentosa Island - Vivo City - Marina Bay Sand - Merlion Park - Mustafa Center)

Sekitar jam setengah 7 pagi kami sudah sampai di ujung Malaysia dengan mengendarai kereta malam Senandung Sutera. Matahari sudah mulai muncul dari peraduan *tssaaaahh. Tiba-tiba kereta berhenti, kami bingung kenapa orang-orang pada turun? Apakah kita sudah sampai di JB Sentral? Usut punya usut, ternyata belum sampai di JB Sentral lho. Pemberhentian sementara ini dimaksudkan untuk cap imigrasi keluar Malaysia. Jadi kamu tidak perlu membawa barang bawaan kamu, cukup membawa diri, dan paspor kemudian berjalan ke arah gedung imigrasi yang lokasinya di lantai atas stasiun kereta. Antrian mengular panjang namun proses stempel sangat cepat. Selesai di cap imigrasi keluar Malaysia, kami kembali diarahkan masuk kereta yang tadi, bergegas kami mencari kasur kami yang ditempati. Tak lama kereta berjalan kembali. Selang beberapa menit, kami sampai di stasiun JB Sentral. Kali ini kami benar-benar membawa seluruh barang bawaan kami.

Sampailah kami di pintu keluar JB Sentral check point. Ini sebenarnya masih perbatasan Malaysia, dan untuk menuju ke Singapura kita harus ke Woodsland Check Point dengan menggunakan Bus. Banyak bus jurusan Woodsland yang tersedia di sini, tinggal pilih saja dan geseklah EZLInk milikmu. KEtika bus sudah sampai di Woodsland Check Point maka kita akan berhadapan dengan imigrasi masuk Singapura kembali dan mengisi borang imigrasi. Dari Woodsland Check Point lanjut naik CauseWayLink seperti kemarin-kemarin untuk menuju ke Terminal Queens Street. Sampai di terminal Queen Street, kami menuju MRT Bartley yang berlokasi tidak jauh dari Jalan Paya Lebar yakni tempat hostel kami berada.

Kami menginap di Hostel U8 yang sudah dibooking di Indonesia dengan total pembayaran di tempat pada saat check in. U8 berlokasi di 181 Upper Paya Lebar Rd, Singapura 534866. Untuk menuju ke U8 jika menggunakan MRT, turunlah di MRT Bartley dan berjalan kaki menyusuri ke arah Paya Lebar Road. Tidak jauh dari sana ada jalan menurun yang berisi banyak ruko dan tempat makan. Di sana adalah Upper Paya Lebar dan U8 berlokasi di salah satu ruko tersebut. Pukul 10.00 belum bisa check in, namun kami bisa menitipkan barang bawaan kami serta mandi dan berganti pakaian. Kebetulan sudah super gerah maka kami pun mandi dan bersiap untuk jalan-jalan lagi :D

Sight Seeing Sentosa

Tujuan pertama kami adalah ke Sentosa Island. Untuk menuju ke Sentosa kami harus ke MRT Harbourfront di ujung selatan Singapura kemudian masuk ke Mall Vivo City, baru kemudian melanjutkan menaiki monorail Sentosa Express yang berada di lantai 3 Vivo City. Sampai di Vivo City ternyata perut sudah tidak bisa berkompromi maka kami mampir ke food court sedap yang berada di Mall Vivo City. Mayoritas menu makanan di food court ini halal, bahkan tertempel sticker Halal MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura) yang berarti makanan tersebut sudah mendapatkan sertifikasi halal.




Banyak makanan yang disuguhkan di food court ini mulai dari soup, baso, makanan padang, gado-gado, masakan khas Indonesia, bakmi, chicken rice, Hainan rice dan masih banyak lagi pilihan makanan halal lainnya. Berbeda dengan foodcourt sebelahnya sedap, seperti terbagi dua area, area tersebut tidak ada makanan halal, kami sudah keliling untuk mengeceknya. Pantas saja yang makan banyak chinesse dan tidak ada yang berjilbab hehehe. Kami menjatuhkan pilihan makan hainan rice value meal (teteeepp yang murah). Satu porsi nasi Hainan lengkap dengan ayam fillet, saus kecap dan soup tofu. Makanan simple tapi cukup untuk mengganjal perut. Harga 2 porsi makanan tersebut 10 SGD. Mahalnyoooo

Usai menyantap habis makan siang, kami pun melanjutkan ke lantai 3 untuk menaiki Sentosa Express. Kereta Monorail yang menghantarkan kami ke pulai Sentosa. Sentosa Island memiliki 4 stesen monorail Sentosa Station, Waterfront Station, Imbiah Station, dan Beach Station. Sentosa Station adalah stasiun pertama yang berada di dalam Vivo City. Waterfront Station adalah stasiun yang harus kalian singgahi jika ingin pergi ke Universal Studio Singapore (USS). Imbiah Station adalah stasiun yang bersebelahan dengan patung Merlion raksasa—jika kalian mau foto di patung Merlion raksasa. Stasiun berikutnya adalah Beach Station. Kalau kalian berniat menonton Song of The Sea atau ingin bermain di pantai, kalian dapat turun di stasiun ini.

Berhubung tujuan awal kami adalah foto foto unyu di depan USS, kami turun di Waterfront Station. Berjalan masuk ke arah USS dan kami sudah menemukan bola duni abesar bertuliskan Universal Studios Singapore. Panas terik tidak menghalangi kami untuk berfoto. Satu-satunya yang menghalangi hari kami adalah harga aqua botol Singapura merek AQUA 1 liter saja seharga 3.5 SGD atau 33.950 IDR (kurs 9700). Wedaaannnn biasanya di Indonesia mah 3000 perak. Rasanya pengen jungkir balik alih profesi jadi penjual air mineral di Singapura. Kami juga membeli eskrim F&N Tropical Sling seharga 1 SGD dapet 2 biji. Lumayan dingin dingin seger lah, sebelum ketemu Uncle Ice Cream Singapura.






Lepas foto-foto kece di depan USS, Candylicious, Hershey’s dan sekitarnya, kami lanjut keliling naik Sentosa Express ke stasiun lainnya seperti Imbi, dan Beach Station. Namun kami hanya numpang ngadem doing dan tidak lanjut ke dalam wahana-wahana yang berada di dalamnya. Bukan apa-apa, selain kami nggak ada waktu untuk ke sana, juga nggak ada uang *loh. Tadinya kami berencana ke Garden By The Bay, tapi kaki rasanya mau somplak deh, akhirnya kami cancel itinerary ke Garden By The By, next time saja kalau ke Singapura lagi ya (ngarep). Alhasil kami memutuskan untuk turu alias istirahat di hostel dengan menggunakan bus.

Bus Singapura sebelas dua belas dengan Bus di Malaysia, untuk pembayarannya menggunakan tap kartu atau bisa manual bayar di supir bus, namun pastikan membayar dengan uang pas kalau nggak mau kena oceh supir bus. Kami mencoba naik bus tingkat dan sengaja mengambil posisi atas dan paling depan. Dari tempat duduk kami bisa terlihat suasana dan jalan-jalan di Singapura yang hiruk pikuk. Rute bus Singapura melewati berbagai jalan dan agak memutar, mungkin supaya jangkauan trayeknya menjadi luas. Walaupun dari segi waktu lebih cepat naik MRT daripada naik bus, namun berjalan-jalan menggunakan bus ada sensasi tersendiri, terlebih kita juga tidak akan punya banyak waktu untuk keliling banyak tempat. Wisata keliling dengan bus menjadi salah satu alternatif untuk sight seeing jalan-jalan di Singapura.

Indahnya Marina Bay Sand di Malam Hari


Setelah meregangkan otot dan ngaso sejenak di hostel, kami lanjut kelayapan lagi, rencananya kami akan ke Marina Bay Sand atau ke Merlion Statue yang letaknya tidak jauh dari MRT City Hall. Sebelumnya kami isi perut dengan asupan makanan dulu, belum bisa move on dari Singapore Zam-Zam, maka kami kembali mampir. Kali ini kami mencoba murtabak daging rusa. Harganya lebih mahal dari murtabak chicken, tapi dari segi ukuran lebih banyak dan jumbo. Ini kali pertama saya nyobain daging rusa, ternyata rasanya mirip-mirip dengan daging sapi, tapi seperti daging sapi cincang. Rasanya lebih mengenyangkan ketimbang ayam (iyalah ukurannya juga lebih gede). Tidak menghabiskan waktu lama, kami segera melahap murtabak tersebut.


Dari MRT City Hall ke Merlion Park/Statue cukup dekat, ikuti saja petunjuk jalan, dan kamu akan tiba di pelataran Marina Bay Sand tempat Merlion Statue. Dari kejauhan terlihat warna warni lampu yang menerangi. Kami langsung berfoto ria. Pada saat tengah asyik foto, tiba-tiba seorang mbak-mbak menyapa kami dengan bahasa Indonesia dan menawarkan bantuan untuk memfoto kami berdua. Bahkan ia menawarkan untuk memfoto kami dengan kami dengan kamera DSLR miliknya. Tentunya kami mau (mureeeeee, kapan lagi foto gratis mumpung ga bawa DSLR). Dia akan mengirimkan foto kami ketika sudah sampai di Indonesia. Ternyata mbak-mbak itu sedang jalan sendirian alias solo trip ke Singapura, ia berasal dari Solo. Karena kasian dia jalan sendiri ga ada yang bisa fotoin, maka kami menawarkan bantuan untuk memfoto mbak-mbak itu. Saking banyaknya orang di Merlion Park, saya nggak fokus foto mbak-mbak itu (alias lupa muka mbak-mbak itu), saat sudah jepret beberapa kali, ternyataaaaaa saya salah objek alias salah orang yang difoto hahaha. Pantesan suaminya saya bilang “kamu moto siapa sih?” hahahha nasiipp, map ya mbak..padahal hasilnya lumayan kese lho :P

One Stop Shopping Mustafa Center


Mustafa Center pasti merupakan salah satu destinasi belanja orang Indonesia yang pergi ke Singapura. Well, saya sebenarnya kurang begitu suka dengan suasana Mustafa Center, terlebih aromanya yang menyengat sekali. Tapi berhubung suami saya belum pernah, maka saya relakan masukin Mustafa Center di itinerary, sekalian saya juga mau beli tiger balm titipan Bapak saya. Untuk menuju di Mustafa Center sangat mudah, kamu hanya perlu naik MRT dan turun di stasiun Farrer Park.Dari pintu keluar Farrer Park berjalanlah ke arah lapangan rumput besar dan tidak jauh dari sana kamu akan menemukan departemen store besar yang bernama Mustafa Center.


Mustafa Center memang seperti one stop shopping kaerna perbagai barang dagangan sepertinya memang di jual di sini. Dari aksesoris wanita, jam tangan, eletronik, bahan makanan seperti swalayan, berbagai kebutuhan rumah tangga, groceries, aneka cokelat, pelbagai perlengkapan make up dari penjuru merek, maca-macam perawatan wajah, rambut, obat-obatan sampai souvenir Singapura di jual di sini. Mustafa Center menawarkan super buanyaaak sekali jenis cokelat. Saya pastikan kamu pasti bingung kalau belum menentukan pilihan sebelum ke sana. Karena di lorong cokelat terdapat beraneka ragam jenis cokelat dengan berbagai merek, ukuran, jenis dan rasa. Harga yang ditawarkan pun berbeda. Jika dibandingkan dengan Malaysia, harga cokelat di Singapura memang lebih mahal. Namun jika dibandingkan dengan Indonesia maka ada beberapa cokelat yang lebih murah seperti cokelat toblerone dan hershey. Saya memang tidak berencana membeli banyak cokelat di Singapura, jadi beli seperlunya saja.

Selain cokelat, di Mustafa Center juga menyediakan barang-barang souvenir khas Singapura. Bahkan bukan hanya Singapura tapi ada juga numpang negara lain seperti Jepang, Inggris, Perancis dan sebagainya. Souvenir yang ditawarkan di Mustafa juga banyak dari gantungan kunci, hiasan meja, patung merlion kecil, kaos untuk dewasa dan anak-anak, dan masih banyak lagi. Harganya cenderung lebih mahal ketimbang membeli di emperan seperti China Town atau Bugis. Harga kaos bisa dua kali lipat lebih mahal jika membeli di Mustafa Center. Walaupun dari segi kualitas memang lebih bagus di Mustafa.

Untuk membeli oleh-oleh dan souvenir khas Singapura saya lebih menyarankan untuk belanja di China Tiwn atau di Bugis Street. Mengapa demikian? Karena saya cinta pasar tradisional, harga bersaing, lebih beragam dan yang pasti bisa ditawar. Apalagi jika membeli dalam jumlah yang banyak bisa tawar minta binus tambahan hehehehe. Harga yang ditawarkan cukup berbeda dari Mustafa Center. Jadi tidak ada salahnya untuk belanja ngirit di Singapura kan?

Perjalanan singkat malam itu ditutup dengan jalan kaki nyari alternatif lain pulang ke hostel, karena suami saya iseng ga mau naik MRT Farrer Park yang letaknya cuma seipritan itu doang dari Mustafa. Alhasil kami naik bus hanya sampai 1 stasiun MRT dan ujung-ujungnya melanjutkan naik MRT Zzzzz.

Wisata sehari memang kurang puas untuk mengelilingi destinasi Singapura, namun bisa dimaksimalkan jika memang perjalanan yang dilakukan efektif dan efisien. Yang penting jangan banyak buang waktu :D Sekian laporan perjalanan kami di Singapura, saatnya terbang kembali di Indonesia esok pagi. Sayonara Singapura :D - Noni Halimi

Spore - KL Trip Day 3 (Dataran Merdeka - Petrosains - Chow Kit - KL Sentral - JB Sentral)

Pagi hari kami dimulai dengan nyari sarapan gratis di kitchen area Back Home Hostel Kuala Lumpur. Hostel ini memang menyediakan sarapan gratis pagi hari untuk customer yang menginap. Sarapannya sih hanya roti dengan pilihan selai kacang, strawberry. Untuk sereal bisa dicampur dengan susu plain. Untuk pilihan minuman bisa susu, kopi, teh atau air mineral untuk bekal perjalanan. Fasilitas sarapan gratis menjadi salah satu alasan dalam pemilihan hostel untuk menginap. Irit dan efisien itu perlu ibuk-ibuk. Selesai sarapan, saatnya bertualang seharian dengan itinerary : Dataran Merdeka (Samad Building – KL City Gallery – KL Discover City), Petrosains, dan Chow Kit.

Jarak tempuh dari Back Home Hostel menuju Dataran Merdeka cukup dekat, karena lokasi Dataran Merdeka tidak jauh dari Masjid Jamek dan Pasar Seni. Sambil olah raga pagi, kami berjalan menuju Dataran Merdeka. Sebenarnya banyak yang bisa dilihat di Dataran Merdeka, selain Samad Building, Museum Tenun, KL City Gallery, KL Library dan masih banyak lagi. Dataran Merdeka sering dipergunakan untuk acara nasional KL. Biasanya jika ada event khusus, jalan raya Dataran Merdeka akan ditutup dan dikhususkan untuk acara tersebut. Terlebih, persis di depan bangunan Sultan Abdul Samad terdapat lapangan luas. Di lapangan inilah biasanya acara digelar. Ibaratnya kalau di Indonesia yaa acara layar tancep atau dangdutan kali yaaa..


Sensasi KL Discover City
Biasanya dalam satu pekan terdapat hari-hari khusus city tour keliling Dataran Merdeka dipandu dengan tour guide dari Malaysia secara gratis tisss khusus untuk wisatawan. Namun apa daya, saya lebih suka eksplore dan sotoy sendiri ketimbang ikut rombongan tour. Waktu perjalanan lebih fleksibel dan efektif ketimbang ikut tour dengan 1 lokasi Dataran Merdeka bisa menghabiskan waktu setengah hari lebih. Weeew, rugi saya.

Alhasil kami foto-foto saja di Dataran Merdeka dan langsung menuju KL City Gallery. Saya memang berencana masuk KL City Gallery karena berniat menunjukan KL Discover City kepada suami saya yang belum pernah merasakannya.  Terakhir kali saya masuk KL City Gallery sih free of charge alias gratis, namun saat saya dan suami masuk, ternyata harus bayar tiket masuk seharga 5 RM per orang dan bisa di redeem dengan souvenir seharga 5 RM yang ada di souvenir shop. JIka ingin membeli lebih dari 5 RM maka cukup menambahkan saja. Wah baru nih. Ide bagus juga sih menerapkan system redeem souvenir untuk tiket masuk, jadi paling pengunjung yang dating sudah pasti akan membeli souvenir. Nggak kaya saya saat dulu ke KL City Gallery, mana masuknya gratis, sampai souvenir shop juga nggak beli apa-apa. Duh miris! Hahaha.

Di dalam KL City Gallery terdapat sejarah Kuala Lumpur dari jaman dahulu kala bahkan ada masa penjajahan Inggris. Ditampilkan juga papan sejarah serta maket gedung-gedung terkenal di Kuala Lumpur. Semuanya berkesan. Saat kami ke sana bulan Maret masih dalam suasana imlek, maka dekorasi KL City Gallery pun berubah menjadi imlek ria. Tak lupa kami mengabadikan dengan foto-foto. Berjalan ke lantai 2, terdapat KL Discover City yang saya ceritakan sebelumnya. Tak sabar saya menonton pertunjukannya.



Saat masuk ke ruangan seperti biasa lampu padam gelap dan tidak terlihat apa pun. Karena saya sudah pernah sebelumnya ke sana, jadi santai saja dan sudah tahu apa yang akan terjadi. Sedangkan suami saya karena kali pertama ke sana mulai bingung, ada apa ruangan gelap-gelap seperti ini. Haha. Tak lama, muncul suara dari layar jumbo di depan kami, bertuliskan besar Selamat datang di Kuala Lumpur. Saya langsung merinding saking kerennya itu backsound :P Ada hal yang membuat saya tak percuma ke sana dua kali, karena ternyata backsound dan isi videonya sudah mengalami banyak revisi, makin keren. Jadi kami disuguhkan video pemandu wisata melalui layar besar, tempat wisata di KL, makanan, tempat berbelanja, transportasi, kedudukan Malaysia di mata dunia, penghargaan untuk Malaysia, visi dan misi Malaysia, serta rencana kerja pembangunan yang akan dilakukan Malaysia hingga 2020 mendatang. Semuanya dikemas menarik ditambah dengan maket jumbo suasana Kuala Lumpur dengan kerlap kerlip warna persis di depan kami. Semuanya seirama dan membangkitkan semangat penonton. Sampai hamper tak berkedip saya menontonnya. Terlalu keren. Okeh ini nggak lebay, kamu mesti cobain sensasinya sendiri.

Usai pertunjukan rasanya pengen tepuk tangan sambil salto, andai di Indonesia juga dibuat seperti ini pasti akan keren, hanya saja niat salto saya urungkan mengingat di sekitar saya juga ada turis-turis lain yang menonton :D 

Di lantai bawah persis di dekat pintu keluar kami akan melewati Souvenir Shop yang tadi saya ceritakan. Ada pula pemahat dan seniman yang sedang membuat ukiran souvenir di dalam ruangan kaca. Pengunjung bisa melihatnya dari luar apa yang sedang mereka buat. Untuk harga souvenir beragam dari 5 RM sampai puluhan RM, tergantung jenis dan selera. Namun Arch Gallery ini lebih banyak mengedepankan konsep ukiran kayu, sehingga banyak souvenir yang berbentu kayu ukir, sangat cantik. Saya mencari harga souvenir 10 RM karena saya memiliki voucher 10 RM untuk di redeem. Saya memutuskan untuk membeli tempat kartu ukiran menara Petronas yang rencananya akan saya berikan ke Bapak untuk oleh-oleh.

Pulang dari Dataran Merdeka kami mencoba naik bus gratis yang bernama Go KL. Berhubung waktunya sempit, kami hanya mencoba beberapa halte saja dan langsung turun di dekat Back Home Hostel Kuala Lumpur untuk check out sebelum pukul 11.00. Dengan membawa koper dan barang bawaan, kami bergegas untuk ke KL Sentral untuk menitipkan koper merah supaya nggak rempong cyiiin… Perjalanan di lanjutkan ke LRT KLCC untuk shalat Jumat dan bermain di Petrosains. Sebelumnya kami mampir lagi di Shahira depan pintu keluar LRT Masjid Jamek untuk makan siang. Belum bisa move on dari Nasi Lemaknya yang sedaaaapp….


Jangan khawatir bingung shalat Jumat di mana, karena Malaysia tersebar surau dan Masjid yang cukup banyak. Untuk lokasi Masjid yang bisa shalat Jumat ada di dalam Mall Suria KLCC bagian belakang dekat miniatur mobil balap F1. Lokasi Masjid ada di lantai atas dengan menaiki sisi kanan atau kiri tangga. Masjid akan ditutup bagi perempuan saat jam Shalat Jumat, demikian halnya dengan Masjid lainnya di KL. Selama menunggu suami Jumatan, saya mencari surau terdekat untuk menunaikan Shalat Dzuhur. Letak surau di Mall Suria KLCC ada di lantai C dekat dengan Candylicious. Surau yang bersih dan nyaman tersebut khusus untuk wanita.

Usai Jumatan, kami bertemu kembali di meeting point pintu masuk Suria KLCC (maklum tidak ada alat komunikasi, paket pun tidak ada, kami hanya mengandalkan wifi). Saat seperti ini janjian di meeting point sangat penting, ala-ala Adam dan Siti Hawa yang ketemu di Jabal Rahmah. Untungnya pertemuan kami tidak disertai drama berpelukan dan mengharu  biru ala sinetron. Kami tidak membuang waktu, langsung menuju ke Petrosains.

Bermain Sambil Belajar di Petrosains, Suria KLCC

Petrosains adalah wahana bermain dan berlajar untuk anak-anak dan dewasa yang terletak di dalam Mall Suria KLCC lantai 4. Harga tiket masuknya 25 RM untuk dewasa, jika menunjukan ID Card Malaysia akan mendapatkan potongan harga. Sayangnya kami tidak punya (ya iyalaaah). Masuk ke dalam Petrosains tidak diperkenankan membawa tas berlebih bahkan ransel sekali pun, sehingga ransel milik suami saya dititipkan di loker yang disediakan di dekat pintu masuk. Loker ini tidak berbayar, dan barang bisa diambil kembali ketika sudah selesai berpetualang di Petrosains.


Kounter tiket Petrosains sudah bisa melayani pembelian tiket dari pukul 08.30 pagi. Sedangkan untuk jam operasional Petrosains dimulai pukul 09.00. Jam masuk terakhir pukul 16.00 dan Petrosains akan tutup pada pukul 17.00. Saran saya jika ingin bermain di Petrosains dari pagi atau menjelang siang, jangan terlalu sore karena cukup sayang jika hanya berkunjung sebentar. Di dalam Petrosains terdapat banyak wahana edukasi yang menarik untuk dicoba dan ditonton, mirip denan PPIPTEK di Yogyakarta atau Museum PPIPTEK di Taman Mini, namun Petrosains lebih beragam, futuristic dan lebih modern ketimbang milik kita. Saat masuk pun cukup membuat antrian panjang karena menggunakan kereta berisi 6-8 pengunjung untuk membawa kami masuk ke dalam Petrosains. Keretanya mirip dengan wahana di Universal Studios Singapore wahana Transformers.


Beberapa wahana yang membuat saya cukup tertarik adalah kami mencoba simulasi menaiki roket dengan kecepatan ratusan KPH (kilometers per hour) dengan masuk ke ruangan ala-ala roket dan angin kencang yang berhembus di dalamnya seolah-olah kami sedang terbang ke angkasa dengan kecepatan roket. Wuuussh. Selain itu ada percobaan kendaraan di luar angkasa dan mencoba baju astronot. Terlalu banyak permainan dan percobaan yang ada di dalam Petrosains sampai waktu sehari sepertinya tidak cukup untuk eksplorasi semua alatnya. Terlebih lagi banyak juga wahana bermain kilang minyak dengan pipa-pipa yang besar serta perosotan anak yang panjang. Memang destinasi wisata yang cocok untuk anak kecil usia SD atau SMP.

Setelah cukup puas bermain di Petrosains, kami melanjutkan perjalan ke Chow Kit untuk berburu cokelat. Saya memang berencana membeli cokelat di KL, bukan di Singapura karena harga cokelat di KL jauh lebih bersahabat ketimbang cokelat di Singapura. Terlebih saya lebih suka cokelat KL yang sebelas dua belas sama cokelat di Batam. Kami pun berencana akan membeli cokelat di bilangan Chow Kit, nama tokonya adalah Chow Kit WLH C&C S/B yang terletak 105 Lekong Raja Laut A, Chow Kit, Malaysia. Ini kali pertama saya mencoba ke toko tersebut, denger-denger sih banyak yang murah, well see then..

Belanja Coklat Murah di Chow Kit, Kuala Lumpur, Malaysia 

Bingung mau beli coklat murah di Kuala Lumpur? Dimana tempat membeki coklat murah di Kuala Lumpur? Belanja coklat di Chow Kit bisa menjadi salah satu alternatifnya. Sampai di Chow Kit, kami turun dari monorail dan ke jalan raya. Lekong Raja Laut tidak jauh dari stesen monorail chowkit, jalan lurus ke arah Pasar Chow Kit hanya melewati satu gang saja maka sudah sampailah kita di Chow Kit W.L.H C&C S/B persis di seberang Pasar Chow Kit. Saya lupa kepanjangan dari W.L.H C&C S/B ini apa, yang jelas saat itu hari hujan rintik-rintik, saya dan suami berlarian langsung masuk ke toko tersebut. Sebenarnya ini bukan toko kecil, lebih seperti gudang ala-ala Makro tempo dulu. Dari luar tidak terlihat brand swalayan atau sejenisnya, persis mirip gudang. Ketika sampai di dalam pun mirip Makro yang isinya rak-rak tinggi dengan penuh berbagai macam makanan dari mulai makanan kemasan, minuman botol, sirup, minuman berbagai rasa, botol kecap, saus, sampai tak lupa berbagai jenis coklat dan cemilan. Lantainya pun semen biasa, persis lah kaya gudang.


Lokasi cokelat dan cemilan agak di pojok, kamu akan mudah menemukannya.  Saran saya, ambil troli untuk berbelanja, karena kamu akan kalap berbelanja cokelat di sini. Bayangkan saja, berbagai jenis cokelat, permen dan cemilan dijual dalam jumlah pack besar dan harga yang relatif murah. Sebut saja 1 plastik besar Roka dihargai 7.2 RM atau 28.000 IDR (kurs 3900 IDR). Beli 6 plastik malah diskon menjadi 41.40 RM. Belum lagi cokelat dan biskuit lain seperti Apollo seharga 5.10 RM sampai 6.5RM per box besar. Bagaimana tidak kalap? Yak an yak an? Bukan hanya itu, berbagai permen dan manisan bertebaran di sini dengan jumlah yang banyak, dari permen karet bentuk buah-buahan, permen cokelat bulat warna warni, choky-choky, cokelat batang, cokelat koin, agar-agar, sampai marshmallow. Untuk halal atau tidak silakan cek di kemasan, banyak juga kok label halal pada makanan-makanan tersebut. Jangan sampai ambil yang tanpa logo Halal MUI Malaysia yaah..

Puas belanja dengan menggotong berkilo-kilo coklat dengan harga murah (harta karum kamiiiiii) perjalanan di lanjutkan ke KL Sentral untuk mengambil koper kami dan menunggu kereta Senandung Sutera dari KL Sentral menuju terminal JB Sentral. Kereta berangkat pukul 23.30 dari KL Sentral dan akan tiba di JB Sentral pukul 06.50 pagi. Kebetulan kami belum berkemas isi belanjaan coklat yang luar biasa banyak itu lhooo, rencananya kami akan membongkar muat di kasur dalam kereta Senandung Sutera :D Tiket sudah saya kantongin dengan sotoy mendalam inget kata-kata cikgu di JB Sentral hari kemarin, kalau tiket kepulangan saya dan suami bisa digunakan dan sudah dikonfirmasi, sehingga saya tidak perlu membeli tiket lagi.

Saat kereta datang, kami langsung memcari tempat tidur kami yang kami pesan berseberangan di kasur bawah. Saya langsung membongkar isi koper dan menyusun cokelat-cokelat tadi ke dalamnya. Suami saya dengan sigap menyerahkan semua bawaannya untuk saya susun (dasar deeehhh). Saya packing di atas kereta yang sudah berjalan. Setelah semua packing selesai, saya kembali dag dig dug menunggu pemeriksaan karcis. Semoga memang tiket kami valid ya, berhubung tiket berangkat agak kacau. Tak lama petugas kereta pun dating untuk memeriksa karcis per gerbong. Saya langsung menunjukan hasil print tiket kami yang berbentuk sehelai kertas HVS yang sudah dilipat lemas bentuknya, haha. Petugas memeriksa sejenak, kemudian mengembalikan kepada saya dengan mengucapkan terima kasih, ia pun beralih  ke kasur berikutnya. Legaaaaaaaa…tiket kami bisa dipergunakan. Kalau tidak, mungkin akan diturunkan di stasiun depan hehe.. -Noni Halimi