Pagi itu Saya dan Febi bangun lebih santai, dan bersiap dengan santai tidak seperti sebelumnya kami berangkat terburu-buru. Kami pun sempat sarapan di hostel dan mengisi amunisi untuk perjalanan kami hari itu. Kami berjalan keluar hostel pada pukul 09.00 pagi dan berkeliling Dataran Merdeka, masuk ke KL City Gallery dengan pintu masuk icon I LOVE KL. Masuk ke KL City Gallery tidak dipungut bayaran alias free. Itu juga yang membuat saya sangat semangat haha. Sebenarnya ada city tour sekitar Dataran Merdeka namun sayang hari itu tidak ada jadwalnya. Di dalam KL City Gallery terdapat miniatur landmark wisata yang menarik di KL, ada Mesjid Jamek, Dataran Merdeka, Twin Tower dan lain-lain. Tak lupa juga ada tempat membeli oleh oleh dengan ukiran kayu unik berbentuk landmark KL. Lucu-lucu tapi sayang mahal, haha.
|
Historical Treasure |
|
National Heritage of Malaysia |
|
Bagian Depan KL City Gallery |
|
Area Dataran Merdeka |
|
Icon I Love KL |
|
Kerajinan Ukiran di KL City Galerry |
|
Galeri Kuala Lumpur |
|
Bangunan Mesjid Samad
|
Di KL City Gallery terdapat satu tempat yang membuat saya terpukau, ia adalah Discover City. Awalnya saya tidak tahu itu tempat apa, saya masuk ke dalam, terdapat di lantai 2. Begitu sampai melalui Red Carpet, ternyata sepi. Saya ragu-ragu mendekat. Namun ternyata ada petugas laki-laki yang sedang duduk di depat pintu yg tertutup tirai. Begitu melihat saya, ia langsung berdiri dan bersemangat menyambut. “Come on, let’s go, faster” sambil menggerakkan tangannya mengajak saya untuk masuk ke dalam ruangan. Wah semangat banget, padahal Cuma saya dan Febi aja di sana. Kemudian sebelum masuk ruangan, ia berkata “You can walking around, but do not touch. You can take a picture but please dont using flash, okay?” Kami mengangguk. “Take your time”
Kemudian saya dan Febi dipandu masuk ruangan gelap. Tak lama setelah kami masuk tiba2 di depan kami berdiri ada layar besar dengan intro musik yang keren, saya memperhatikan, ternyata video tempat tempat wisata yang ada di KL. Saat saya asik melihat tayangan, tiba-tiba di depan kami menyala semua.
Wooow! Ternyata tempat di depan kami adalah meja superrr besar yang bersikan miniatur kota Kuala Lumpur, dengan bangunan bangunan di dalamnya. Benar-benar kota Kuala Lumpur dijadikan miniatur. Persis. Saya melihat Twin Tower bercahaya dan gedung-gedung lain bercahaya. Luar biasa. Seperti melihat kota Kuala Lumpur dari atas langit pada malam hari. Semua terlihat kecil dan cantik. Sekitar 5 menit saya dan Febi berdecak kagum, dan mikir kapan Indonesia punya beginian, fiuh.
|
Discover The City
|
Penampakan KL Discover The City di Dalam Ruangan |
|
Setelah puas keliling dan foto di sekitar sana, kami berjalan menuju pemberhentian bus menuju Putrajaya, katanya sih di dekat Mydin (Supermarket wholesale yang cukup terkenal di KL yang menjual berbagai macam barang). Kami menaiki Bus Putrajaya dengan pemberhentian akhir di terminal Putrajaya. Harga tiket bus adalah 3.5RM. Tak memakan waktu lama, kami pun sampai di terminal Putrajaya. Kami bertanya ke supir, bagaimana cara melanjutkan perjalanan untuk sampai ke Mesjid Putra?
Katanya kami harus menyambung menaiki bus Nadi Putra. Bus itu adalah Bus dalam komplek Putra, memang harus menaiki bus tersebut. Harga tiket Nadi Putra hanya 50 sen. Saat kami naik, sangat kosong, dan kami langsung mengambil tempat duduk paling depan dekat supir supaya mudah untuk bertanya. Di perjalanan ternyata supirnya sangat ramah dan menceritakan banyak hal tentang Putrajaya. Beliau juga penggemar sinetron Indonesia dan fans-nya Acha Septriasa. Weew. Hahhaa.
Bis Nadi Putra adalah angkutan utama di Putrajaya dan hampir semua kawasan dilewati oleh Nadi Putra. Jadi seperti halnya Bis Kuning yang melewati puteran kampus UI, mungkin ini juga seperti Bis Kuning. Sampai di halte pemberhentian yang kami maksud (setelah tanya dan pedekate sama supir Bus Nadi Putra yang sangat ramah, kami pun turun di halte terdekat menuju Mesjid Putra (Mesjid Pink). Kami berjalan menyusuri pinggir komplek Putra.
Sampai di Mesjid Pink super panas dan sangat menyengat. Saya yang tadinya malas mengeluarkan payung jadi beneran mengeluarkan payung saking panasnya. Kami tak sabar berjalan menuju Mesjid Pink ini. Dari luar sudah menjulang kubah dengan arsitektur menawan dan warna imut bangeeettt. Ternyata Mesjid Putra sedang ada renovasi. Kami masuk ke dalam Mesjid Putra.
|
Mesjid Putra (Pink Mosque) |
|
Penampakan Bagian dalam Mesjid Putra |
Ditetapkan aturan bahwa untuk masuk ke dalam harus menggunakan baju panjang dan jilbab. Jadi yang tidak mengenakan jilbab wajib memakai jubah ala voldemort. Warna jubahnya adalah merah. Lucuuuu. Bahkan yang menggunakan jilbab tapi bajunya tidak menutupi bagian bawah pinggang pun disuruh untuk memakai jubah. Saat itu saya sedang menggunakan baju panjang selutut dan jeans sedangkan febi menggunakan dress sehingga kami bebas masuk tanpa dipanggil petugas untuk mengenakan jubah voldemort itu.
|
Jubah ala Voldemort untuk masuk ke Mesjid Putra |
Febi langsung menunaikan Shalat Dzuhur jamak dengan ashar, sedangkan saya menunggu di pinggir Mesjid karena sedang libur. Saya perhatikan banyak anak kecil berkeliaran dengan wajah turunan Timur Tengah yang menggemaskan. Saya berkeliling dan menemukan papan ini di samping Mesjid. Cerdas. Memang kita harus mendahulukan panggilan Allah untuk shalat ketimbang mendahulukan panggilan dari manusia.
|
Hayoooooo! |
Suasana di pinggir Mesjid Putra juga asri dengan pemandangan menuju ke arah luar terdapat danau luas dan jembatan serta semilir angin membuat kami berdua makin aktif foto-foto. Tak lupa saya juga mengirimkan pesan kepada Bapak saya di Jakarta yang menanyakan saya pergi kemana saja hari ini. Memang setiap saya perjalanan jauh akan selalu dipantau karena Bapak saya juga petualang, jadi Bapak saya wajib tahu area destinasi saya.
|
:D |
Selesai dari Mesjid Putra lalu kami keluar komplek dan menyusuri tempat yang tadi, kembali ke halte awal kami datang. Dari sana kami naik Bus Nadi Putra untuk kembali ke terminal Putrajaya. Dari Terminal Putrajaya lalu kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Bintang. Memang jarak Putrajaya sudah cukup jauh dari KL, namun kita bisa menempuhnya dengan mudah dan cepat menggunakan MRT atau LRT. Saat itu kami memilih untuk menaiki KLIA Transit, yakni kereta yang bertujuan akhir ke Bandara Internasional Kuala Lumpur. Terdapat 2 jenis kereta yang mengantar ke KLIA ini. Ada KLIA Transit yang berhenti di beberapa stasiun kereta, dengan kecepatan dan harga tiket yang lebih rendah. Ada pula KLIA Express dengan pemberhentian hanya di KLIA, kecepatannya tinggi, harganya pun juga cukup mahal.
Saya dan Febi memilih untuk mencoba menaiki KLIA Transit, saya belum pernah menaiki ini sebelumnya, maka yuk dicoba. Harga tiket KLIA Transit dari Putrajaya adalah 5.3 RM berhenti di Hang Tuah. Dari Hang Tuah kami berganti jenis kereta yakni menggunakan kareta Monorail dengan bentuk kereta yang lebih kecil dan susunan tempat duduk yang sedikit, lebih banyak yang berdiri dan pastinya penuh.
|
Penampakan KLIA Transit |
|
Bagian Dalam Kursi KLIA Transit |
Kami turun di pemberhentian stasiun Bukit Bintang. Dari sana sangat dekat sekali masuk ke Sungei Wang. Itu adalah salah satu jejeran mall yang terdapat di Bukit Bintang. Saya dan Febi hanya iseng melihat lihat sembari penasaran mencari sendal dan sepatu produksi khas dari Kuala Lumpur yang harganya 10RM. Ternyata ketemu!
Saya melepas pandang pada jejeran sepatu dan sandal serta wanita-wanita yang sibuk menjajal. Saya biasa saja, tidak begitu tertarik membeli karena modelnya pun mirip dengan di Jakarta, rata-rata adalah flatshoes. Dan untuk harga termurah adalah model sandal jepit 10RM. Malas sekali rasanya membeli sandal jepit seharga 10RM, maka saya mengurungkan niat untuk membeli (bilang aja gak punya budget wakakak).
Hari sudah mulai sore, sekitar pukul 17.00. Waktu yang pas untuk berjalan kaki menyusuri Bukit Bintang. Daerah Buki Bintang makin gemerlap ketika malam hari karena makin banyak jajanan dan lalu lalang orang. Namun kami rencananya memang tidak ingin berlama-lama. Di sana banyak terdapat jejeran Mall dengan isi yang kurang lebih sama lah dengan Jakarta. Saya tidak begitu tertarik memasukinya satu per satu, hanya Sungei Wang yang saya masuki, karena sebelumnya saya juga sudah pernah ke Bukit Bintang dan berkeliling masuk beberapa Mall. Yaa hasilnya biasa saja.
Di perjalanan saya menemui tukang es krim turki nomaden yang sedang melayani pelanggannya. Berkerumun banyak orang karena penjualnya menggoda pembeli dengan atraksi es krim diputar balik namun tidak tumpah. Pejalan kaki ada yang hanya melihat saja sambil menikmati atraksi permainan es krim pak Turki gratis tanpa harus membeli es krim (contohnya saya dan Febi hahaha). Ohya saya sempat berkunjung ke Sephora, yakni toko kosmetik yang cukup tenar di kalangan wanita high class, bagaimana tidak harganya pun high class. Saya hanya melihat sebentar lalu kembali keluar.
|
Es Krim Turki |
Setelah berkeliling Bukit Bintang tiba saatnya tujuan destinasi berikutnya yakni KLCC atau Twin Tower. Kami menaiki KL City Tour Bus, namanya Go KL, yakni bis untuk wisata yang bisa dinaiki di halte-halte wisata dan menariknya bus ini gratis. Nah ini yang saya suka! Hahaha. Kami berlari ke tempat pemberhentian bus di seberang sana, agak terburu-buru karena kami salah berdiri menunggu bus, kurang ke arah utara. Alhasil pada saat bus datang dan tidak berhenti di depan kami namun berhenti jauuuh di depan kami, ya kami berlari mengejar. Saya dan Febi turun di pemberhentian hotel yang dekat sekali dengan bagian belakang Twin Tower dan Surriah Mall. Kami berjalan menuju Suriah Mall dengan berjalan kaki melalui pintu belakang.
Sebelumnya saya pernah juga masuk ke Suriah Mall, dan memang tidak ada yang dapat dibeli di sana, mahal. Di sana kita bisa masuk untuk naik ke Twin Tower, namun saya memang dari awal tidak ada niat untuk naik ke atas saya, saya nyari gratisan maka saya akan menikmati Twin Tower dari luar, dari taman seperti tahun lalu.
Saat di dalam Suriah Mall, saya dan Febi sempat ke tolet namun ada yang berbeda. Jadi saat masuk ke lorong menuju restroom, di ujung lorong terdapat petugas berseragam yg menjaga, dan ada kotak untuk membayar. Yaaa seperti toilet berbayar gitu lah. Sepertinya dulu waktu saya ke toilet Suriah ini tidak berbayar deh, maka saya bertanya kepada petugas, dan memang benar harus bayar. Untuk toilet yang free terdapat di lantai bagian atas. Saat berjalan keluar lorong saya sempat melihat tulisan Executive Restroom. Walahh ya pantes aja bayar, eksklusif ternyata. Sebenernya saya penasaran seperti apa isi dalamnya restroom itu, kenapa sampai harus bayar. Namun lagi-lagi, di sebuah perjalan memang niat dan keinginan selalu ada, namun budget lah yang menentukan pada akhirnya (yang intinya adalah Saya gak jadi masuk toilet berbayar itu).
Saat sore menjelang matahari terbenam, namun masih terang. Saya dan Febi keluar dari Suriah dan berjalan menyusuri taman air mancur yang berada di belakang twin tower. Saat ini belum gelap maka suasana belum kontras cahaya dalam twin tower. Kami tidak membuang waktu, maka berpose sebanyak mungkin sebelum gelap. Saat matahari sudah terbenam dan gelap, maka terlihatlah sisi eksotis twin tower atau menara kembar Petronas, cantik! Dua gedung kembar ini menjulang tinggi dengan jembatan penghubung sedang bangunan tersebut dibalut cahaya. Sungguh memukau sih.
|
Twin Tower |
Puas foto-foto di twin tower, kami pun berjalan pulang menuju MRT KLCC yang berada di bawah tanah. Jadi dipinggir jalan raya terdapat seperti ruang bawah tanah dengan tangga di dalamnya, itu menuju ke MRT KLCC. Kami akan naik MRT dari KLCC menuju Pasar Seni. Sebelum pulang, kami nyemil sausage dan baso tusuk pinggir jalan dulu, harganya beda 20 sen dari yang biasa kami beli kemarin. Yaa karena mungkin belinya di pinggir twin tower.
Oh ya, sebelum berangkat ke Putrajaya kami menyempatkan diri untuk makan di Restoran Yusof, yakni restoran Arab yang lokasinya persis di samping Kasturi Walk, Pasar Seni. Kami memesan Canai dan Nasi Lemak Porsi Besar, Teh Tarik serta Teh ‘O (Es Teh), total makan dan minum adalah 9.4RM.
|
Bagian Depan Restoran Yusoof and Zakhir |
|
Our Menu |
Setelah pulang dari KLCC, kami lanjut berkeliling ke dalam Cetral Market, saat itu sudah pukul 21.30 sehingga sudah banyak toko yang bersiap tutup. Kami hanya berkeliling sebentar dan memang planning kami ke Central Market adalah esok hari. Perjalan ditutup dengan perut yang kenyang dan kaki yang mulai terasa lelah (baru berasa sekarang) :D
Cek pengeluaran kami hari ini :
Bus Putrajaya @ 3.5 RM x 2 = 7 RM
Nadi Putra @ 50 sen x 4 = 2 RM
KLIA Transit @ 5.3 RM x 2 = 10.60 RM
LRT Hang Tuah @ 1.5 RM x 2 = 3 RM
Monorail Bukit Bintang @ 1.5 RM x 2 = 3 RM
LRT Pasar Seni @ 1.6 RM x 2 = 3.2 RM
Nasi Lemak Total 9.4 RM
Total Pengeluaran 38.20 RM untuk 2 orang