“Saya memaafkan, namun saya tidak melupakan, karena saya menjadikannya pelajaran."
Apakah sekiranya terlihat tidak ikhlas, sedang tidak ada satu manusia pun yang benar-benar tahu keikhlasan seseorang, melainkan Tuhannya.
Saat kita memaafkan, maka saat itulah proses ikhlas dipaksakan. Ya, memang ikhlas awalnya harus dipaksakan. Karena ikhlas itu proses, bukan instan.
Orang yang berani mengingat dan menceritakan kenangan pahit dengan tenang, justru telah melewati masa recovery yang lebih baik. Ketimbang dengan orang yang sengaja melupakan dan menghindar dari kenangan pahit.
Apakah orang yang tidak melupakan kenangan pahit berarti tidak ikhlas? Belum tentu. Justru ia telah menerima ketetapan yang diberikan dari Tuhannya.
Lalu kemudian, apakah orang yang melupakan lantas dibilang sudah ikhlas? Belum tentu juga. Sebenarnya tidak ada korelasinya antara melupakan dengan keikhlasan.
Bersyukurlah atas seluruh kejadian pahit yang pernah menimpamu dahulu. Karena masa lalu itulah yang saat ini membentukmu.
-Noni Halimi
No comments:
Post a Comment