Sabtu tgl 11 Juni yang lalu, saya kebetulan ada keperluan berbelanja dengan suami. Umar? Di rumah dulu ya nak, panas banget di luar nih 😆😁 Kami berbelanja kilat di Carefour Depok dan mengejar Shalat Dzuhur di Masjid. Ketika di kasir, suami saya menanyakan :
👳🏻 : Shalat di mana mah? Kita ngejar Dzuhur dulu yah.
🙎🏻 : Di Masjid lah Pak, UI keburu ga yah?
👳🏻 : *sambil lirik jam di HP*
Keburu mah, yuk buruan (sambil cengengesan)
Saya pun bergegas menggandeng tangan suami saya ke parkiran motor dan cusss kita berangkat ke UI. Secepat kilat kami tiba di almamater kampus kami berdua. Langsung parkir dan segera berjalan masuk menuju Masjid. Seperti biasa, walau hari libur kuliah pun, Masjid ini tak absen dari ramainya jamaah.
Suasana yang tidak pernah berubah dari dulu. Pertama kali saya shalat di Masjid ini juga bersama dengan suami saya. Saat itu saya bertiga suami dan sahabat kami, Avi datang mengunjungi UI Goes To School. Saat itu masih beraeragam putih abu-abu. Selesai berkeliling kami Shalat di sini. Suasananya yang tidak pernah berubah juga selama saya kuliah di Fakultas sebelah Masjid UI ini. Tetap teduh, rindang, adeeeem walaupun di luar terik matahari, dan riuh dengan orang-orang yang berlomba beribadah.
Dulu belum ada kantin, jadi kalau berlama-lama di Masjid UI suka kelaparan dan girang banget kalau ada abang-abang jualan siomay, batagor, sekoteng, gorengan mangkal di depan parkiran. Kalau tidak ada? Balik ke Fakultas Hukum, yang cuma sebelahan. Masjid ini juga ramai sebagai tempat bertemunya aktivis-aktivis kampus baik akademisi maupun kerohanian. Sarana rapat antar fakultas maupun kajian antar fakultas. Tak pernah sepi. Ini Masjid UI. Aahh kangen sekali.
Saya menuju tempat wudhu wanita di selatan, sedangkan suami menuju ke tempat wudhu pria di utara. Tempat shalat untuk wanita ada di lantai 2. Banyak anak-anak kecil yang sedang pesantren kilat. Gemes bangeeetttt.. Iya, Masjid UI memang sering dijadikan tujuan sanlat untuk anak sekolahan. Lepas shalat Dzuhur, saya mengedarkan pandangan ke berbagai sudut lantai 2 tersebut. Selasar Timur biasa dipergunakan untuk duduk santai dan kajian. Selasar Selatan biasa dipergunakan untuk rapat organisasi rohis kampus, SALAM UI namanya. Terbayang hijab tiang yang dipergunakan untuk separator antara ikhwan (pria) dan akhwat (wanita). Tak lupa sebuah papan tulis yang dipergunakan bergantian. Aaahhh mahasiswa.
Lepas shalat saya menuju ke selasar utama pintu masuk, menunggu suami. Tumben, kok dia belum ada. Padahal seharusnya sudah menunggu saya di depan. Tak lama ada yang menepuk pundak saya sambil cengengesan "Nyari siapa mbak? Nyari suami ya?" Iiiiihh kebiasaan, selalu seperti itu datang dari arah belakang, kadang malah mengagetkan. Huft kelakuan Apaknya Umar. Kami menuju parkiran motor untuk bergegas pulang, namun sebelum pulang suami saya menawarkan "keliling UI satu puteran yuk mah!"
Hayuuuukkk!!
Saya langsung semangat empat lima hehe, dua puteran juga boleh pak. Dari Masjid UI kami langsung berbelok ke samping Fakultas Hukum, wow berubah, ada pelataran Fakultas Hukum dan Bikun. Coffee. Seonggok bus kuning yang disulap menjadi tempat nongkrong minum kopi. Lanjut melewati sarang nusuh power rangers alias Perpustakaan Pusat, crystal of sciences. Begitu lanjut lagi ke belakang FIB eehh jalanan ditutup, kata Bapak2 yang jaga, hari Minggu sekarang UI ditutup sebagian.
Yowes melipir ke FIB lanjut FISIP dan masuk ke jalur utama Bikun Biru. Udara mulai dingin, bagaimana tidak kanan kiri pohon tinggi semua, dan cuaca mendadak mending. Yeaahh semeriwing angin sepoy-sepoy menemani kami. Melewati Fakultas Ekonomi, kemudian Fakultas Teknik. Haahh kangennyoo biasanya saya dan suami suka jalan smjg masuk Kutek (Kukusan Teknik) pakai motor untuk sekedar berkeliling. Jalan yang biasa menuju Kutek sudah berdiri bangunan Klinik Makara namanya. Kalau dulu namanya PKM (Pusat Kesehatan Mahasiswa), letaknya di depan Fakuktas Kesehatan Masyarakat dan samping Fakultas Ilmu Keperawatan.
Saat melewati Gymnasium dan Stadion saya berujar, "Sampe lulus, amanya belum pernah masuk ke sana lho pak" (menunjuk Stadion dan Gymasium). Sambil ketawa Apaknya bilang "Sama mah, Apaknya juga belom" Nggak heran kalau suami saya sih, memang ga pernah ikut organisasi lintas fakultas macam SALAM UI atau BEM UI. Hanya seputaran satu Fakultas saja. Sedangkan saya paling senang ikut organisasi lintas Fakultas, seru aja kenalan sama banyak teman-teman beda Fakultas dengan berbagai latar belakang. Apalagi yang didapat kalau bukan link dan menjalin silaturahim kan? Lewat Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) suami pun bilang belum pernah ke sana. Hehehe.
Belok ke menara air menuju rektorat, eeehhh ditutup lagi jalanannya. Muter deh ke Fakultas MIPA tempat suami saya, eehh tutup juga. Aaahh lagi ga beruntung nih, akhinya kami bundaran UI lagi untuk pulang. Cuma setengah gini kelilingnya. Begitu sampe UI Wood, suami menurunkan kecepatan supaya kami bisa menikmati pemandangan UI Wood dan Danau, ternyata rumputnya sudah hijau lagi. Beberapa bulan lalu waktu jarang hujan kering warna kuning.
Begitu sampai gerbatama (gerbang utama), saya pikir mau selesai. Eh dilanjut sampai arah Asrama Mahasiswa UI dan Wisma Makara. Tak lupa arah sana juga ada Gedung Sabha Widya. Masih ingat? Itu gedung bersejarah tempat suami mengucapkan akad nikah setahunan yang lalu. "Siapa yang mau nengokin tempat nikahaaaan?" Ujar suami saya sambil mempercepat motor. "Amanyaaaaa!!" Saya membalas sambil berteriak.
Sampai Asrama Mahasiswa UI, yang tidak lain juga tempat pool bus kuning, berjejer rapi bus tak berpenumpang tersebut. Aah kangen naik bus kuning ini. Begitu sampai Sabha Widya, sepiiii kosohg~ kami hanya numpang mutar motor saja. Iyalah, puasa-puasa gini jarang yang mengadakan pernikahan, biasanya ramai pasca Idul Fitri nanti dan akhir tahun hehe.
Demikian perjalanan keliling UI yang super singkat yang saya lakukan bersama suami. Cuma sebentar, tapi rasanya memanggil banyak memori dan berhimpitan untuk keluar. Satu per satu berloncatan dengan riang. Aaahh.. UI 😍
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete