Wednesday, December 3, 2014

Bangkok Shutdown

Bulan Februari 2014 lalu saya terbang ke Bangkok dalam keadaan deg-deg-an. Bagaimana tidak, saat itu ternyata masih terjadi kerusuhan dan demostrasi warga Bangkok. Aksi ini sudah berlangsung dari November 2013. Saya pikir Februari udah bosen demo, ternyata masih juga ada, bahkan makin gencar karena mendekati waktu Pemilu di Thailand. Demo ini bertujuan untuk menggulingkan Perdana Menteri Bangkok cantik bernama Yingluck Shinawatra. Para demostran dan pihak oposisi memaksa PM Bangkok untuk mundur dari kursi jabatannya. Terlebih ketika Thaksin Shinawatra, kakak dari Yinluck yang merupakan mantan PM, melarikan diri dari jeratan kasus korupsi. Yinluck dianggap membantu kakaknya dan bersekongkol dalam kasus korupsi.

Aksi demo ini bukan tidak heboh, bahkan aksi ini sudah banyak memakan korban. Beberapa ledakan terjadi di tengah-tengah kegiatan demonstran. Para demonstran beberapa kali menduduki pusat kota Bangkok dan memblokade jalan raya. Saya yang berencana pergi ke Bangkok jadi agak mikir. Bahkan saya disodorkan berita mengenai kersusuhan Bangkok oleh Bapak saya H-3 sebelum keberangkatan. Namun apa pun yang terjadi, tiket sudah dibeli, jadi saya tetap berangkat. Bismillah. Kami pun agak merombak itinerary perjalanan dan meminimalisir ke daerah yang rawan akan demo. Kami mungkin mendekati, namun  hanya sebentar saja. Tidak lupa kami rajin baca informasi mengenai Bangkok Shutdown dan lokasi-lokasi konflik. Selain itu kami memang dihimbau untuk tidak menggunakan atribut berwarna kuning atau merah, dan tidak menggunakan atribut bendera Thailand. Hal ini untuk membedakan demonstran dengan warga sipil lainnya.

Dengan baca doa yang super, temen-temen yang mau perang ke daerah konflik (siaaal), minta doa restu dari orang tua, kami pun tetep berangkat ke Bangkok. Berikut penampakan Bangkok Shutdown yang ada di area National Stadium, Siam dan sekitarnya. Benar kata media, memang masih terjadi demonstrasi.

Demo Yang Mirip Kemping
Bangkok Shutdown
Demonstasi yang dilakukan di Bangkok berbeda jauh dari bayangan saya. Berhubung saya tinggal di Jakarta, dan sering juga melihat orang demo, bahkan jaman mahasiswa malah ikut jadi peserta demo, dalam bayangan saya yaaaa...pendemo akan beriringan di pinngir jalan, berorasi, dan jika ada kerusuhan..ya nasip deh bentrok. Namun apa yang saya temukan berbeda sekali. Di Bangkok, aksi demo ini dilakukan dengan sangat tertib. Mereka menggunakan atribut demo, membangun panggung, berorasi, bahkan ada hiburan musik (ini demo apa kondangan dangdutan sih). Peserta demo duduk-duduk tertib di depan panggung sambil membentangkan atribut, tulisan, gambar yang mendukung aksi mereka. Bahka yang lebih lucu lagi, di stasiun National Stadium, terdapat lapangan cukup luas, mereka menggelar tenda hijau tentara, berbaris rapiiiii. Mereka menginap dalam rangka demo kepada pemerintahan, Lucu, ini demo apa kemping sih. Walaupun terlihat aman, bukan berarti tidak ada provokator dan potensi untuk rusuh. Jadi saya dan rekan-rekan hanya sekedar melihat dan segera menjauhi dari tempat lokasi demo. Cukup tahu saja, di sana demonya anti maintream gak kaya di Jakarta. Besok-besok saya kasih masukan untuk para demonstran kalau mau protes yang kreatif dikit, mungkin sambil bawa peralatan masak, terus masak-masak, abis itu masakannya dibagiin ke penonton demo (iyaa....ini demo memasak!)

No comments:

Post a Comment