Perjalanan kami sekeluarga ke Padang cukup melelahkan namun menyenangkan. Rute kami yang menggunakan jalur darat membuat adrenalin kami terpacu dan sering dikir, hehe. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan kami disuguhkan oleh pemandangan yang luar biasa cantik dan mengerikan. Kami menyusuri jalur Bengkulu melalui pesisir pantai, suasana yang panas dan menyengat sisi barat pantai membentang tiada ujung. Jalan raya pun sepi dan lalu lalang hewan sapi dan kerbau di jalan raya menjadi pemandangan biasa.
Hari itu hari-hari terakhir Ramadhan. Dari kecil kami diajarkan kedua orang tua yang senang bepergian jauh menjelang lebaran, bahwa sejauh apa pun perjalanan kami, jika tidak sakit dan masih kuat untuk tetap berpuasa, maka berpuasalah, insya Allah berkah musafir akan lebih terasa. Memang ada rukhsah (kemudahan) untuk tidak berpuasa ketika sedang perjalanan jauh dan diganti dengan hari lain, namun mengapa kita sia-siakan Ramadhan mulia ini? Maka kami sekeluarga tetap berpuasa walaupun pergi jauh ke berbagai tempat saat Ramadhan.
Hari mulai gelap dan kemungkinan adzan maghrib segera berkumandang, kami masih perjalanan di pedesaan Bengkulu. Sungguh pesisir Bengkulu ini agak jauh dari suasana Islami, tidak ada tanda-tanda orang berpuasa dan bersiap maghrib ke surau terdekat. Berhubung menjelang maghrib, maka kami putuskan untuk berhenti di salah satu mesjid pinggiran desa Bengkulu. Sepi.
Kondisi mesjidnya cukup memprihatinkan, bahkan ketika waktu Maghrib area Bengkulu dan sekitarnya telah tiba, tidak satu pun orang yang datang ke mesjid itu, bahkan untuk sekedar adzan. Padahal saat itu Ramadhan, yang biasanya orang lebih giat ibadah. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dengan hari biasanya. Astaghfirullah. Kami pun mengumandangkan adzan tanpa speaker. Kemudian membuka bekal perjalanan kami yang sudah kami siapkan dari Lampung. Santapan berbuka puasa nikmat langsung ludes, maklum orangnya juga banyak, dua mobil penuh hehe. Setelah berbuka puasa, dan membereskan perlengkapan makan kami, kami lalu menunaikan shalat maghrib berjamaah.
Ketika selesai sholat dan berberes ingin meninggalkan area mesjid, barulah dua tiga orang bapak paruh baya masuk mesjid dan hendak bersiap sholat. Pun tidak ada dikumandangkan adzan. Menurut saya juga itu sudah lewat waktu Maghrib cukup lama. Entahlah. Menjadi pengalaman dalam hidup saya juga, bahwa beruntung untuk kita yang masih tinggal dipemukiman yang mesjidnya hidup dan dihidupkan. Masih terdengar adzan, masih banyak orang yang tergerak untuk sholat di mesjid. Bersyukurlah.
No comments:
Post a Comment