Teringat kembali ketika itu bulan Juli 2010, terjadi kecelakaan di rel kereta Barel, seberang FH UI. Barel atau kepanjangan dari Belakang Rel / Balik Rel adalah tempat terdekat dari luar UI jika dari arah Fakultas Hukum. Akses tersebut biasanya dilalui oleh mahasiswa yang pulang dari Fakultas Hukum, MUI atau Psikologi.
Namun tahun 2010 terjadi kecelakaan di Barel. Korban adalah mahasiswa FH UI, saya lupa angkatan berapa. Palang Barel memang tidak ada pengaman, jarak antara rel dengan pedagang dan tempat fotocopian sangat dekat. Tidak ada rambu-rambu untuk peringatan apabila kereta akan lewat. Apabila kereta melintas dari Stasiun UI ke Pocin mungkin akan kelihatan, karena jarak pandang Stasiun UI sangat terlihat dari Barel. Namun sebaliknya kereta dari arah Pocin menuju Stasiun UI tidak terlihat, terlebih kondisi relnya agak menikung, menyulitkan pandangan jika kereta lewat. ada yang bilang saat menyebrang anak tersebut mendengarkan musik atau apa, sehingga tidak fokus menyebrang, di luar dari memang tidak ada pengamanan di Barel. Akibat kejadian tersebut maka akses Barel di tutup.
Tindakan tersebut sesuai mandat langsung dari rektor. Akibat penutupan akses Barel ini, praktis tidak ada jalan tembus ke luar UI jika dari arah FH atau MUI. Alhasil harus memutar jauh ke Stasiun UI. Menyulitkan Mahasiswa memang. Selain itu, karena mahasiswa tidak ada yang ke Barel, akibatnya omzet pedagang Barel menurun drastis. Di Barel biasa ada banyak tempat fotocopy dan penjilidan, warung makan, warnet dan laundry. Ini menutup juga peluang usaha mereka. Terlebih saat itu adalah jaman-jaman saya skripsi yang harus bolak balik ke Barel fotocopy revisian.
Tindakan tersebut sesuai mandat langsung dari rektor. Akibat penutupan akses Barel ini, praktis tidak ada jalan tembus ke luar UI jika dari arah FH atau MUI. Alhasil harus memutar jauh ke Stasiun UI. Menyulitkan Mahasiswa memang. Selain itu, karena mahasiswa tidak ada yang ke Barel, akibatnya omzet pedagang Barel menurun drastis. Di Barel biasa ada banyak tempat fotocopy dan penjilidan, warung makan, warnet dan laundry. Ini menutup juga peluang usaha mereka. Terlebih saat itu adalah jaman-jaman saya skripsi yang harus bolak balik ke Barel fotocopy revisian.
Banyak tuntutan dari mahasiswa dan elemen masyarakat agar pihak kampus membuka kembali akses Barel. Tak hanya itu, pagar kuning pembatas kampus di Barel juga di jebol, hingga mahasiswa bisa "ngolong" untuk menuju Barel. Sebelumnya sih agak ekstrem, kalau mau ke luar Barel mahasiswa harus manjat gerbang kuning hahaha. Saya juga pernah ikut aksi manjat pagar kuning *pengakuan dosa.
Setelah kondisi berlarut-larut hampir setengah tahun lamanya, saya juga sudah wisuda kala itu, akhirnya akses Barel kembali di buka dengan penambahan pengamanan di sisi sebelum rel, jadi apabila ada kereta maka gerbang akan tertutup. Masih manual sih, seharusnya bisa dibikin otomatis. Yaa patut disyukuri, setidaknya Barel tidak lumpuh lagi, hingga mahasiswa angkatan bawah bisa kembali merasakan Barel yang sangat membantu para mahasiswa ini :)
No comments:
Post a Comment