Wednesday, July 22, 2015

Spore - KL Trip Day 4 (JB Sentral - Paya Lebar - Sentosa Island - Vivo City - Marina Bay Sand - Merlion Park - Mustafa Center)

Sekitar jam setengah 7 pagi kami sudah sampai di ujung Malaysia dengan mengendarai kereta malam Senandung Sutera. Matahari sudah mulai muncul dari peraduan *tssaaaahh. Tiba-tiba kereta berhenti, kami bingung kenapa orang-orang pada turun? Apakah kita sudah sampai di JB Sentral? Usut punya usut, ternyata belum sampai di JB Sentral lho. Pemberhentian sementara ini dimaksudkan untuk cap imigrasi keluar Malaysia. Jadi kamu tidak perlu membawa barang bawaan kamu, cukup membawa diri, dan paspor kemudian berjalan ke arah gedung imigrasi yang lokasinya di lantai atas stasiun kereta. Antrian mengular panjang namun proses stempel sangat cepat. Selesai di cap imigrasi keluar Malaysia, kami kembali diarahkan masuk kereta yang tadi, bergegas kami mencari kasur kami yang ditempati. Tak lama kereta berjalan kembali. Selang beberapa menit, kami sampai di stasiun JB Sentral. Kali ini kami benar-benar membawa seluruh barang bawaan kami.

Sampailah kami di pintu keluar JB Sentral check point. Ini sebenarnya masih perbatasan Malaysia, dan untuk menuju ke Singapura kita harus ke Woodsland Check Point dengan menggunakan Bus. Banyak bus jurusan Woodsland yang tersedia di sini, tinggal pilih saja dan geseklah EZLInk milikmu. KEtika bus sudah sampai di Woodsland Check Point maka kita akan berhadapan dengan imigrasi masuk Singapura kembali dan mengisi borang imigrasi. Dari Woodsland Check Point lanjut naik CauseWayLink seperti kemarin-kemarin untuk menuju ke Terminal Queens Street. Sampai di terminal Queen Street, kami menuju MRT Bartley yang berlokasi tidak jauh dari Jalan Paya Lebar yakni tempat hostel kami berada.

Kami menginap di Hostel U8 yang sudah dibooking di Indonesia dengan total pembayaran di tempat pada saat check in. U8 berlokasi di 181 Upper Paya Lebar Rd, Singapura 534866. Untuk menuju ke U8 jika menggunakan MRT, turunlah di MRT Bartley dan berjalan kaki menyusuri ke arah Paya Lebar Road. Tidak jauh dari sana ada jalan menurun yang berisi banyak ruko dan tempat makan. Di sana adalah Upper Paya Lebar dan U8 berlokasi di salah satu ruko tersebut. Pukul 10.00 belum bisa check in, namun kami bisa menitipkan barang bawaan kami serta mandi dan berganti pakaian. Kebetulan sudah super gerah maka kami pun mandi dan bersiap untuk jalan-jalan lagi :D

Sight Seeing Sentosa

Tujuan pertama kami adalah ke Sentosa Island. Untuk menuju ke Sentosa kami harus ke MRT Harbourfront di ujung selatan Singapura kemudian masuk ke Mall Vivo City, baru kemudian melanjutkan menaiki monorail Sentosa Express yang berada di lantai 3 Vivo City. Sampai di Vivo City ternyata perut sudah tidak bisa berkompromi maka kami mampir ke food court sedap yang berada di Mall Vivo City. Mayoritas menu makanan di food court ini halal, bahkan tertempel sticker Halal MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura) yang berarti makanan tersebut sudah mendapatkan sertifikasi halal.




Banyak makanan yang disuguhkan di food court ini mulai dari soup, baso, makanan padang, gado-gado, masakan khas Indonesia, bakmi, chicken rice, Hainan rice dan masih banyak lagi pilihan makanan halal lainnya. Berbeda dengan foodcourt sebelahnya sedap, seperti terbagi dua area, area tersebut tidak ada makanan halal, kami sudah keliling untuk mengeceknya. Pantas saja yang makan banyak chinesse dan tidak ada yang berjilbab hehehe. Kami menjatuhkan pilihan makan hainan rice value meal (teteeepp yang murah). Satu porsi nasi Hainan lengkap dengan ayam fillet, saus kecap dan soup tofu. Makanan simple tapi cukup untuk mengganjal perut. Harga 2 porsi makanan tersebut 10 SGD. Mahalnyoooo

Usai menyantap habis makan siang, kami pun melanjutkan ke lantai 3 untuk menaiki Sentosa Express. Kereta Monorail yang menghantarkan kami ke pulai Sentosa. Sentosa Island memiliki 4 stesen monorail Sentosa Station, Waterfront Station, Imbiah Station, dan Beach Station. Sentosa Station adalah stasiun pertama yang berada di dalam Vivo City. Waterfront Station adalah stasiun yang harus kalian singgahi jika ingin pergi ke Universal Studio Singapore (USS). Imbiah Station adalah stasiun yang bersebelahan dengan patung Merlion raksasa—jika kalian mau foto di patung Merlion raksasa. Stasiun berikutnya adalah Beach Station. Kalau kalian berniat menonton Song of The Sea atau ingin bermain di pantai, kalian dapat turun di stasiun ini.

Berhubung tujuan awal kami adalah foto foto unyu di depan USS, kami turun di Waterfront Station. Berjalan masuk ke arah USS dan kami sudah menemukan bola duni abesar bertuliskan Universal Studios Singapore. Panas terik tidak menghalangi kami untuk berfoto. Satu-satunya yang menghalangi hari kami adalah harga aqua botol Singapura merek AQUA 1 liter saja seharga 3.5 SGD atau 33.950 IDR (kurs 9700). Wedaaannnn biasanya di Indonesia mah 3000 perak. Rasanya pengen jungkir balik alih profesi jadi penjual air mineral di Singapura. Kami juga membeli eskrim F&N Tropical Sling seharga 1 SGD dapet 2 biji. Lumayan dingin dingin seger lah, sebelum ketemu Uncle Ice Cream Singapura.






Lepas foto-foto kece di depan USS, Candylicious, Hershey’s dan sekitarnya, kami lanjut keliling naik Sentosa Express ke stasiun lainnya seperti Imbi, dan Beach Station. Namun kami hanya numpang ngadem doing dan tidak lanjut ke dalam wahana-wahana yang berada di dalamnya. Bukan apa-apa, selain kami nggak ada waktu untuk ke sana, juga nggak ada uang *loh. Tadinya kami berencana ke Garden By The Bay, tapi kaki rasanya mau somplak deh, akhirnya kami cancel itinerary ke Garden By The By, next time saja kalau ke Singapura lagi ya (ngarep). Alhasil kami memutuskan untuk turu alias istirahat di hostel dengan menggunakan bus.

Bus Singapura sebelas dua belas dengan Bus di Malaysia, untuk pembayarannya menggunakan tap kartu atau bisa manual bayar di supir bus, namun pastikan membayar dengan uang pas kalau nggak mau kena oceh supir bus. Kami mencoba naik bus tingkat dan sengaja mengambil posisi atas dan paling depan. Dari tempat duduk kami bisa terlihat suasana dan jalan-jalan di Singapura yang hiruk pikuk. Rute bus Singapura melewati berbagai jalan dan agak memutar, mungkin supaya jangkauan trayeknya menjadi luas. Walaupun dari segi waktu lebih cepat naik MRT daripada naik bus, namun berjalan-jalan menggunakan bus ada sensasi tersendiri, terlebih kita juga tidak akan punya banyak waktu untuk keliling banyak tempat. Wisata keliling dengan bus menjadi salah satu alternatif untuk sight seeing jalan-jalan di Singapura.

Indahnya Marina Bay Sand di Malam Hari


Setelah meregangkan otot dan ngaso sejenak di hostel, kami lanjut kelayapan lagi, rencananya kami akan ke Marina Bay Sand atau ke Merlion Statue yang letaknya tidak jauh dari MRT City Hall. Sebelumnya kami isi perut dengan asupan makanan dulu, belum bisa move on dari Singapore Zam-Zam, maka kami kembali mampir. Kali ini kami mencoba murtabak daging rusa. Harganya lebih mahal dari murtabak chicken, tapi dari segi ukuran lebih banyak dan jumbo. Ini kali pertama saya nyobain daging rusa, ternyata rasanya mirip-mirip dengan daging sapi, tapi seperti daging sapi cincang. Rasanya lebih mengenyangkan ketimbang ayam (iyalah ukurannya juga lebih gede). Tidak menghabiskan waktu lama, kami segera melahap murtabak tersebut.


Dari MRT City Hall ke Merlion Park/Statue cukup dekat, ikuti saja petunjuk jalan, dan kamu akan tiba di pelataran Marina Bay Sand tempat Merlion Statue. Dari kejauhan terlihat warna warni lampu yang menerangi. Kami langsung berfoto ria. Pada saat tengah asyik foto, tiba-tiba seorang mbak-mbak menyapa kami dengan bahasa Indonesia dan menawarkan bantuan untuk memfoto kami berdua. Bahkan ia menawarkan untuk memfoto kami dengan kami dengan kamera DSLR miliknya. Tentunya kami mau (mureeeeee, kapan lagi foto gratis mumpung ga bawa DSLR). Dia akan mengirimkan foto kami ketika sudah sampai di Indonesia. Ternyata mbak-mbak itu sedang jalan sendirian alias solo trip ke Singapura, ia berasal dari Solo. Karena kasian dia jalan sendiri ga ada yang bisa fotoin, maka kami menawarkan bantuan untuk memfoto mbak-mbak itu. Saking banyaknya orang di Merlion Park, saya nggak fokus foto mbak-mbak itu (alias lupa muka mbak-mbak itu), saat sudah jepret beberapa kali, ternyataaaaaa saya salah objek alias salah orang yang difoto hahaha. Pantesan suaminya saya bilang “kamu moto siapa sih?” hahahha nasiipp, map ya mbak..padahal hasilnya lumayan kese lho :P

One Stop Shopping Mustafa Center


Mustafa Center pasti merupakan salah satu destinasi belanja orang Indonesia yang pergi ke Singapura. Well, saya sebenarnya kurang begitu suka dengan suasana Mustafa Center, terlebih aromanya yang menyengat sekali. Tapi berhubung suami saya belum pernah, maka saya relakan masukin Mustafa Center di itinerary, sekalian saya juga mau beli tiger balm titipan Bapak saya. Untuk menuju di Mustafa Center sangat mudah, kamu hanya perlu naik MRT dan turun di stasiun Farrer Park.Dari pintu keluar Farrer Park berjalanlah ke arah lapangan rumput besar dan tidak jauh dari sana kamu akan menemukan departemen store besar yang bernama Mustafa Center.


Mustafa Center memang seperti one stop shopping kaerna perbagai barang dagangan sepertinya memang di jual di sini. Dari aksesoris wanita, jam tangan, eletronik, bahan makanan seperti swalayan, berbagai kebutuhan rumah tangga, groceries, aneka cokelat, pelbagai perlengkapan make up dari penjuru merek, maca-macam perawatan wajah, rambut, obat-obatan sampai souvenir Singapura di jual di sini. Mustafa Center menawarkan super buanyaaak sekali jenis cokelat. Saya pastikan kamu pasti bingung kalau belum menentukan pilihan sebelum ke sana. Karena di lorong cokelat terdapat beraneka ragam jenis cokelat dengan berbagai merek, ukuran, jenis dan rasa. Harga yang ditawarkan pun berbeda. Jika dibandingkan dengan Malaysia, harga cokelat di Singapura memang lebih mahal. Namun jika dibandingkan dengan Indonesia maka ada beberapa cokelat yang lebih murah seperti cokelat toblerone dan hershey. Saya memang tidak berencana membeli banyak cokelat di Singapura, jadi beli seperlunya saja.

Selain cokelat, di Mustafa Center juga menyediakan barang-barang souvenir khas Singapura. Bahkan bukan hanya Singapura tapi ada juga numpang negara lain seperti Jepang, Inggris, Perancis dan sebagainya. Souvenir yang ditawarkan di Mustafa juga banyak dari gantungan kunci, hiasan meja, patung merlion kecil, kaos untuk dewasa dan anak-anak, dan masih banyak lagi. Harganya cenderung lebih mahal ketimbang membeli di emperan seperti China Town atau Bugis. Harga kaos bisa dua kali lipat lebih mahal jika membeli di Mustafa Center. Walaupun dari segi kualitas memang lebih bagus di Mustafa.

Untuk membeli oleh-oleh dan souvenir khas Singapura saya lebih menyarankan untuk belanja di China Tiwn atau di Bugis Street. Mengapa demikian? Karena saya cinta pasar tradisional, harga bersaing, lebih beragam dan yang pasti bisa ditawar. Apalagi jika membeli dalam jumlah yang banyak bisa tawar minta binus tambahan hehehehe. Harga yang ditawarkan cukup berbeda dari Mustafa Center. Jadi tidak ada salahnya untuk belanja ngirit di Singapura kan?

Perjalanan singkat malam itu ditutup dengan jalan kaki nyari alternatif lain pulang ke hostel, karena suami saya iseng ga mau naik MRT Farrer Park yang letaknya cuma seipritan itu doang dari Mustafa. Alhasil kami naik bus hanya sampai 1 stasiun MRT dan ujung-ujungnya melanjutkan naik MRT Zzzzz.

Wisata sehari memang kurang puas untuk mengelilingi destinasi Singapura, namun bisa dimaksimalkan jika memang perjalanan yang dilakukan efektif dan efisien. Yang penting jangan banyak buang waktu :D Sekian laporan perjalanan kami di Singapura, saatnya terbang kembali di Indonesia esok pagi. Sayonara Singapura :D - Noni Halimi

1 comment:

  1. Bisa aja... Mksh kak share nya

    http://kuninganizer.com/tempat-wisata-singapura.html

    ReplyDelete