Wednesday, July 3, 2013

Kisah Keledai dan Gundukan Tanah

Alkisah ada seekor keledai yang kurus dan tua terperosok ke dalam lubang yang cukup dalam, ia tidak bisa keluar *backsound lagu sedih* Entah ngapain itu keledai bisa sampe terperosok ke dalam lubang, jangan tanya saya, karena saya gak tahu. Tiba-tiba melintaslah beberapa warga dan melihat ada seekor keledai di dalam lubang tersebut. Warga berniat menolong keledai agar keledai dapat keluar dari lubang. Berbagai cara dilakukan warga agar keledai bisa keluar, namun usahanya tidak juga membuahkan hasil.

Warga mulai putus asa dan berniat untuk mengubur keledai itu di dalam lubang. Toh keledainya sudah tua dan tidak produktif lagi, jadi tidak masalah kalau dikubur. *jahat yaaa* Mereke kemudian benar-benar memutuskan untuk mengubur keledai itu.

Warga mulai memasukkan beberapa gundukan tanah ke dalam lubang. Satu gundukan dijatuhkan. Jujur, keledainya deg-deg-an gilak, namanya mau dikubur hidup-hidup. Ketika gundukan tanah pertama masuk, keledai mulai berpikir.."apabila saya hanya diam saja, maka habislah hidup saya, terkubur." Maka mulailah keledai bergerak!

Keledai menggunakan gundukan tanah yang akan menguburnya itu sebagai pijakan untuk naik ke atas. Bergerak untuk naik. Gundukan kedua pun dijatuhkan. Keledai tersebut juga  menggunakannya untuk pijakan naik, semakin tinggi. Pun demikian dengan gundukan ke 3, 4, 5 dan seterusnya.

Apa yang terjadi??
Keledai pun akhirnya bisa keluar dari lubang dengan menggunakan gundukan-gundukan tanah yang akan menguburnya itu sebagai pijakan untuk naik ke atas.

Apa ibroh (hikmah) dari kisah inspirasi di atas?

Jikalau keledai menganggap gundukan tanah tersebut sebagai masalah da penghalang baginya, tentulah ia akan mati terkubur dalam lubang. Namun yang dilakukan keledai adalah menggunakan gundukan tanah tersebut sebagai sarana untuk keluar dari lubang.

Okay, anggaplah keledai tersebut adalah manusia dan tanah tersebut adalah masalah, pekerjaan, tugas. Jikalau manusia menganggap suatu pekerjaan, tugas, ujian, dan masalah yang datang sebagai beban, tentulah manusia akan terpuruk. Namun apabila manusia menjadikan pekerjaan, tugas, ujian dan masalah sebagai sarana untuk maju, maka kesuksesan di depan mata.

Jangan mengeluh jika mendapat tugas seabrek-abrek. Jangan protes jika mendapatkan task dan pekerjaan yang luar biasa dari pemimpin di kantor. Bahwasanya setiap manusia akan diberikan ujian. Namun bagaimana manusia menyikapinya yang menjadi pembeda hasilnya.Terima dengan lapang, kerjakan dengan senang, kesuksesan pun akan datang :) Semoga bermanfaat. - Noni Halimi

No comments:

Post a Comment