Sunday, August 3, 2014

Tarawih di Masjid Jamek Kampung Baru

Dua kali kami berkesempatan untuk shalat di Masjid ini, namanya Masjid Jamek Kampung Baru. Lokasinya sangat dekat dengan Jalan Raja Alang, tempat peristirahatan kami. Masjid ini cukup besar dan cukup strategis. Pada saat Shalat Shubuh, kami Shalat Shubuh di Mesjid ini pukul 06.00 (waktu Shubuh di sana memang siang). Keluar dari Masjid, ada bapak-bapak yang sedang mengaduk bubur sum-sum pada kuali yang supeeerr besar. Penasaran, maka bertanya. Ternyata kuali yang berisi bubur itu dibuat untuk dibagikan pada saat buka puasa. Luarrr biasa, dibuatnya dari shubuh-shubuh buta karena porsi kualinya yang sangat besar, maka dibutuhkan juga proses menggodok yang cukup lama.

Masjid Kampung Baru
Suasana Bazar Ramadhan yang belum buka
Beda Shubuh, beda cerita juga dengan Maghrib dan menjelang tarawih. Saat setelah buka puasa, maka sudah banyak orang berbondong bondong menuju Masjid ini. Di luar area pelataran Masjid ini ada box besar berisi aqua gelas dengan es yang super banyak. Aqua gelas ini juga bisa diambil oleh jemaah yang akan tarawih. Di sebelahnya juga ada satu bungkus plastik kolak yang besar. Jangan tanya ururannya, jika biasanya di Indonesia kolak dibungkus dengan plastik ukuran 1/4 kg, ini dibungkus dengan plastik ukuran 1 kg. Dan ini gratis, bisa diambil berapa pun tak dibatasi. Bisa dibawa pulang. Edaan.

Tarawih dimulai pada pukul 20.30 dan berakhir pukul 23.00, jumlah rakaatnya ada 23 rakaat dengan imam yang membaca surat panjang entah berapa juz. Imam tarawihnya pun bergantian sampai 3 kali. Imam tarawih biasanya didatangkan dari Timur Tengah, namun terkadang dari orang Malaysia sendiri. Misinya adalah tarawih dengan menghatamkan Al Quran. Jadi imam membacakan surat setiap tarawih minimal sekali tarawih habis 1 juz. Bahkan biasanya baru 25 hari, Masjid tersebut sudah hatam. Bacaannya sangat merdu dan menghayati, terkadang imamnya terhenyuh sendiri karena saking menghayati. Saya pun teringat cuplikan imam Masjidil Haram yang memimpin Shalat. Sebegitu mengerti arti ayat yang dibaca hingga beliau menangis terisak di tengah Shalat. Masyaa Allah. Pengalaman tarawih di Masjid Malaysia memang menjadi pengalaman hidup yang berbeda, apalagi Tarawih di Masjidil Haram. Insya Allah ada saatnya kami sekeluarga ada rejeki ke sana. Aaamiiiin.

Dari sekian pengalaman mengharukan, tapi ada lucunya. Pada saat tarawih baru 8 rakaat, beberapa orang mundur ke belakang membubarkan diri. Jadi mereka akan melakukan witir sendiri 3 rakaat, hingga jumlahnya 11 rakaat. Mundurnya berbarengan dan sangat kompak, hehehee. Awalnya saya bingung, kok baru 8 rakaat langsung banyak yang bubar. Terlalu kompak dan berbarengan, hingga saya bingung. Tak lama saya menyadari bahwa mereka yang membubarkan diri itu akan melanjutkan witir sendiri. Jadi total tarawih mereka adalah 11 rakaat. (Tau gitu saya ikutan jugaa bubar *loh)

Suasana tempat shalat wanita
Area shalat untuk pria dan wanita dipisah ruangan, namun suaranya tetap terdengar. Suasana tempat shalatnya pun super adem, full AC dan nyaman. Beberapa wanita setengah baya ada yang menarik kursi untuk shalat sambil duduk. Di sana juga disediakan kursi bagi yang tidak kuat untuk shalat sambil berdiri. Selain area shalat, juga terdapat panggung di sisi kiri tempat wanita. Mungkin dipergunakaan untuk kajian kemuslimahan di Masjid ini.

Usai shalat tarawih, kami keluar Masjid dan kembali berdecak melihat meja yang tadinya menyuguhkan plastik kolak, kali ini berjejer buanyaaaak banget jajanan kue basah. Penuh makanan dan disediakan juga plastik untuk membukusnya jika ingin dibawa pulang. Aqua gelas dingin pun masih saja penuh. rupanya petugas akan mengisikan stock makanan dan minuman lagi ketika jumlahnya sudah mau habis. Masya Allah.

Jamaah mengambil minuman gratis
Makanan gratis
Ada lagi yang unik dari aqua gelas di Malaysia. Jika di Indonesia, maka aqua gelas dengan sedotan terpisah, dan harus mencopotnya satu per satu. Jika di Malaysia, maka sedotan aqua gelas langsung menempel satu paket dengan aqua. Pendek dong? Ya, memang ukurannya pendek, secara logika jika dipakai untuk aqua, akan tenggelam. Namun lucunya, ketika sedotan tersebut dicopot dari aqua gelas, dibuka dari plastiknya, maka sedotan tersebut bisa ditarik menjadi panjang ukurannya. Sehingga apabila ditusuk untuk minum, maka tidak akan tenggelam. Inovasi yang super dan sepertinya biayanya mahal hehhehehe.

Aqua Malaysia yang sedotannya unik
Sedotan memanjang
Saking bertebarannya makan gratis, seperti tidak ada yang kelaparan rasanya, bahkan tuna wisma di Kuala Lumpur dijamin makanan dan perlengkapan sehari-harinya. Saya melihat di sepanjang jalan dekat Chow Kit pada malam hari, ada segerombolan orang yang sedang antri makanan dan bagi-bagi baju layak pakai. Ternyata mereka adalah tuna wisma yang sedang antri. Mereka dilayani oleh NGO yang bergerak dalam bidang sosial fokus tunawisma. Tidak hanya dari NGO, tetapi dana pemeliharaan tuna wisma ini juga diberikan oleh Kerajaan Malaysia. Jadi mereka tidak gelandangan compang camping di kolong jembatan. Mereka cukup rapi dan tidur di lokasi-lokasi tertentu yang diperbolehkan Negara, tidak di sembarang tempat. Ini baru sesuai dengan Undang-Undang Indonesia, bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Jika saja negara kita mampu seperti Malaysia.

Well done, sekian dulu pengamatan saya saat tarawih di Masjid Kampung Baru, semoga bisa memberikan hikmah dan motivasi kepada pembaca sekalian.
Salam,
Noni Halimi

No comments:

Post a Comment