Wednesday, August 26, 2015

Makro Dahulu


Dari zaman saya kecil, kedua orang tua saya biasa belanja bulanan di Makro. Bukan hanya belanja bulanan tetapi juga dua bulan atau tiga bulan. Hal ini dikarenakan Makro menjual barang-barang dalam jumlah banyak atau borongan. Barang-barang yang tersedia di Makro pun dalam ukuran besar, tak heran jika area perbelanjaannya penuh dengan box besar yang ditempatkan di langit-langit. Dalam proses penempatan serta bongkar angkut barang dipergunakan alat-alat berat seperti di pabrik. Alat-alat tersebut biasa berlalu lalang di dalam Makro, sehingga anak-anak tidak diperkenankan masuk Makro pada zaman itu. 

 

Makro yang biasa kami datangi adalah di Makro pusat yakni Makro Pasar Rebo. Saya terkadang diajak oleh orang tua saya untuk berbelanja ke sana, namun karena masih anak-anak dan tidak diperkenankan masuk, saya hanya menunggu di luar sambil bermain seadanya. Rasa penasaran saya akan isi dalam Makro sangat tinggi, ketika saya menanyakan kenapa anak-anak tidak boleh masuk Makro? Jawabannya tentu saja karena di dalam sana seperti gudang penyimpanan barang yang banyak alat-alat berat berkeliaran, sehingga anak-anak dilarang masuk, Bahkan anak-anak yang diperbolehkan untuk masuk harus melewati ukuran tinggi badan, jika berbadan tinggi dan dirasa cukup mampu untuk masuk Makro, maka diperbolehkan. Tidak adil rasanya untuk anak-anak yang bertubuh kecil kan, jadi tidak diizinkan masuk. Rasanya saya ingin segera menjadi besar hanya sekedar ingin masuk ke dalam Makro.

Hingga suatu hari beberapa tahun ke depan, saya kembali diajak lagi oleh orang tua saya ke Makro. Kali ini saya diajak untuk masuk, dan rupanya petugas mengizinkan saya masuk karena dirasa sudah mencukupi untuk tinggi badan. Saya pun jejingkrakan di dalam Makro Pasar Rebo, rasanya senang sekali, sudah lama menantikan bisa masuk tempat perbelanjaan ini. Memang benar, di dalamnya seperti gudang penyimpanan dengan rak-rak besar yang berisi kardus dan box yang besar menjulang sampai atap. Saking tinggi menjulang penyusunan barang-barang tersebut, maka untuk pengambilannya diperlukan alat berat seperti di pabrik. Wuuuaaaahhh.. Saya tetap diawasi dan diperingatkan untuk tidak sembarangan berlarian dan bermain di dalam sana, karena mesin-mesin tersebut tetap berbahaya untuk anak-anak.

Lain dulu, lain sekarang. Jika dahulu untuk dapat menginjakkan kaki di dalam Makro dibutuhkan tinggi badan yang cukup untuk anak-anak, maka Makro saat ini berbeda. Sekarang Makro tidak menerapkan sistem pelarangan masuk untuk anak-anak. Bebas. Anak-anak bisa masuk Makro sepuasnya, walaupun di dalam Makro masih banyak alat angkut berat. Memang sih rasanya tidak sebesar zaman dulu. Alat angkutnya agak lebih kecil dan modern. Anak-anak bisa berkeliaran di dalam Makro tanpa khawatir berbeda dengan zaman saya kecil. Rasanya Makro tidak berbeda dengan pusat perbelanjaan lainnya. Jika dahulu anak-anak menantikan waktunya bisa masuk Makro, sekarang sudah tidak lagi. Rasanya ada yang kurang. Hehe.. Namun biarlah itu menjadi kenangan anak generasi 90an ya :) Anak-anak yang belum bisa diizinkan masuk Makro dan hanya bermain di parkiran depan bersama rerumputan, menunggu orang tuanya selesai berbelanja sambil terus berharap kapan ia bisa diizinkan masuk ke dalam, sambil berdoa semoga dirinya segera besar sehingga bisa masuk ke sana. Hingga tiba masanya diizinkan masuk, rasanya senang sekali penantian yang lama akhirnya terlaksana. Sayang sekali anak-anak generasi sekarang tidak bisa merasakan sensasinya :D Saat ini Makro pun sudah berganti nama menjadi Lottemart Wholesale.

Salam,
Noni Halimi

No comments:

Post a Comment