Pagi hari kami dimulai dengan nyari sarapan gratis di
kitchen area Back Home Hostel Kuala Lumpur. Hostel ini memang menyediakan
sarapan gratis pagi hari untuk customer yang menginap. Sarapannya sih hanya
roti dengan pilihan selai kacang, strawberry. Untuk sereal bisa dicampur dengan
susu plain. Untuk pilihan minuman bisa susu, kopi, teh atau air mineral untuk
bekal perjalanan. Fasilitas sarapan gratis menjadi salah satu alasan dalam
pemilihan hostel untuk menginap. Irit dan efisien itu perlu ibuk-ibuk. Selesai
sarapan, saatnya bertualang seharian dengan itinerary : Dataran Merdeka (Samad
Building – KL City Gallery – KL Discover City), Petrosains, dan Chow Kit.
Jarak tempuh dari Back Home Hostel menuju Dataran Merdeka
cukup dekat, karena lokasi Dataran Merdeka tidak jauh dari Masjid Jamek dan
Pasar Seni. Sambil olah raga pagi, kami berjalan menuju Dataran Merdeka.
Sebenarnya banyak yang bisa dilihat di Dataran Merdeka, selain Samad Building,
Museum Tenun, KL City Gallery, KL Library dan masih banyak lagi. Dataran
Merdeka sering dipergunakan untuk acara nasional KL. Biasanya jika ada event
khusus, jalan raya Dataran Merdeka akan ditutup dan dikhususkan untuk acara
tersebut. Terlebih, persis di depan bangunan Sultan Abdul Samad terdapat
lapangan luas. Di lapangan inilah biasanya acara digelar. Ibaratnya kalau di
Indonesia yaa acara layar tancep atau dangdutan kali yaaa..
Sensasi KL Discover City
Biasanya dalam satu pekan terdapat hari-hari khusus city
tour keliling Dataran Merdeka dipandu dengan tour guide dari Malaysia secara
gratis tisss khusus untuk wisatawan. Namun apa daya, saya lebih suka eksplore
dan sotoy sendiri ketimbang ikut rombongan tour. Waktu perjalanan lebih
fleksibel dan efektif ketimbang ikut tour dengan 1 lokasi Dataran Merdeka bisa
menghabiskan waktu setengah hari lebih. Weeew, rugi saya.
Alhasil kami foto-foto saja di Dataran Merdeka dan langsung
menuju KL City Gallery. Saya memang berencana masuk KL City Gallery karena
berniat menunjukan KL Discover City kepada suami saya yang belum pernah
merasakannya. Terakhir kali saya masuk
KL City Gallery sih free of charge alias gratis, namun saat saya dan suami
masuk, ternyata harus bayar tiket masuk seharga 5 RM per orang dan bisa di
redeem dengan souvenir seharga 5 RM yang ada di souvenir shop. JIka ingin
membeli lebih dari 5 RM maka cukup menambahkan saja. Wah baru nih. Ide bagus
juga sih menerapkan system redeem souvenir untuk tiket masuk, jadi paling
pengunjung yang dating sudah pasti akan membeli souvenir. Nggak kaya saya saat
dulu ke KL City Gallery, mana masuknya gratis, sampai souvenir shop juga nggak
beli apa-apa. Duh miris! Hahaha.
Di dalam KL City Gallery terdapat sejarah Kuala Lumpur dari
jaman dahulu kala bahkan ada masa penjajahan Inggris. Ditampilkan juga papan
sejarah serta maket gedung-gedung terkenal di Kuala Lumpur. Semuanya berkesan.
Saat kami ke sana bulan Maret masih dalam suasana imlek, maka dekorasi KL City
Gallery pun berubah menjadi imlek ria. Tak lupa kami mengabadikan dengan
foto-foto. Berjalan ke lantai 2, terdapat KL Discover City yang saya ceritakan
sebelumnya. Tak sabar saya menonton pertunjukannya.
Saat masuk ke ruangan seperti biasa lampu padam gelap dan
tidak terlihat apa pun. Karena saya sudah pernah sebelumnya ke sana, jadi
santai saja dan sudah tahu apa yang akan terjadi. Sedangkan suami saya karena
kali pertama ke sana mulai bingung, ada apa ruangan gelap-gelap seperti ini.
Haha. Tak lama, muncul suara dari layar jumbo di depan kami, bertuliskan besar
Selamat datang di Kuala Lumpur. Saya langsung merinding saking kerennya itu
backsound :P Ada hal yang membuat saya tak percuma ke sana dua kali, karena
ternyata backsound dan isi videonya sudah mengalami banyak revisi, makin keren.
Jadi kami disuguhkan video pemandu wisata melalui layar besar, tempat wisata di
KL, makanan, tempat berbelanja, transportasi, kedudukan Malaysia di mata dunia,
penghargaan untuk Malaysia, visi dan misi Malaysia, serta rencana kerja
pembangunan yang akan dilakukan Malaysia hingga 2020 mendatang. Semuanya
dikemas menarik ditambah dengan maket jumbo suasana Kuala Lumpur dengan kerlap
kerlip warna persis di depan kami. Semuanya seirama dan membangkitkan semangat
penonton. Sampai hamper tak berkedip saya menontonnya. Terlalu keren. Okeh ini
nggak lebay, kamu mesti cobain sensasinya sendiri.
Usai pertunjukan rasanya pengen tepuk tangan sambil salto,
andai di Indonesia juga dibuat seperti ini pasti akan keren, hanya saja niat
salto saya urungkan mengingat di sekitar saya juga ada turis-turis lain yang
menonton :D
Di lantai bawah persis di dekat pintu keluar kami akan
melewati Souvenir Shop yang tadi saya ceritakan. Ada pula pemahat dan seniman
yang sedang membuat ukiran souvenir di dalam ruangan kaca. Pengunjung bisa
melihatnya dari luar apa yang sedang mereka buat. Untuk harga souvenir beragam
dari 5 RM sampai puluhan RM, tergantung jenis dan selera. Namun Arch Gallery
ini lebih banyak mengedepankan konsep ukiran kayu, sehingga banyak souvenir yang
berbentu kayu ukir, sangat cantik. Saya mencari harga souvenir 10 RM karena
saya memiliki voucher 10 RM untuk di redeem. Saya memutuskan untuk membeli
tempat kartu ukiran menara Petronas yang rencananya akan saya berikan ke Bapak
untuk oleh-oleh.
Pulang dari Dataran Merdeka kami mencoba naik bus gratis
yang bernama Go KL. Berhubung waktunya sempit, kami hanya mencoba beberapa
halte saja dan langsung turun di dekat Back Home Hostel Kuala Lumpur untuk
check out sebelum pukul 11.00. Dengan membawa koper dan barang bawaan, kami
bergegas untuk ke KL Sentral untuk menitipkan koper merah supaya nggak rempong
cyiiin… Perjalanan di lanjutkan ke LRT KLCC untuk shalat Jumat dan bermain di
Petrosains. Sebelumnya kami mampir lagi di Shahira depan pintu keluar LRT Masjid
Jamek untuk makan siang. Belum bisa move on dari Nasi Lemaknya yang sedaaaapp….
Jangan khawatir bingung shalat Jumat di mana, karena
Malaysia tersebar surau dan Masjid yang cukup banyak. Untuk lokasi Masjid yang
bisa shalat Jumat ada di dalam Mall Suria KLCC bagian belakang dekat miniatur
mobil balap F1. Lokasi Masjid ada di lantai atas dengan menaiki sisi kanan atau
kiri tangga. Masjid akan ditutup bagi perempuan saat jam Shalat Jumat, demikian
halnya dengan Masjid lainnya di KL. Selama menunggu suami Jumatan, saya mencari
surau terdekat untuk menunaikan Shalat Dzuhur. Letak surau di Mall Suria KLCC
ada di lantai C dekat dengan Candylicious. Surau yang bersih dan nyaman tersebut
khusus untuk wanita.
Usai Jumatan, kami bertemu kembali di meeting point pintu
masuk Suria KLCC (maklum tidak ada alat komunikasi, paket pun tidak ada, kami
hanya mengandalkan wifi). Saat seperti ini janjian di meeting point sangat
penting, ala-ala Adam dan Siti Hawa yang ketemu di Jabal Rahmah. Untungnya
pertemuan kami tidak disertai drama berpelukan dan mengharu biru ala sinetron. Kami tidak membuang waktu,
langsung menuju ke Petrosains.
Bermain Sambil Belajar di Petrosains,
Suria KLCC
Petrosains adalah wahana bermain dan berlajar untuk
anak-anak dan dewasa yang terletak di dalam Mall Suria KLCC lantai 4. Harga
tiket masuknya 25 RM untuk dewasa, jika menunjukan ID Card Malaysia akan
mendapatkan potongan harga. Sayangnya kami tidak punya (ya iyalaaah). Masuk ke
dalam Petrosains tidak diperkenankan membawa tas berlebih bahkan ransel sekali
pun, sehingga ransel milik suami saya dititipkan di loker yang disediakan di
dekat pintu masuk. Loker ini tidak berbayar, dan barang bisa diambil kembali
ketika sudah selesai berpetualang di Petrosains.
Kounter tiket Petrosains sudah bisa melayani pembelian tiket
dari pukul 08.30 pagi. Sedangkan untuk jam operasional Petrosains dimulai pukul
09.00. Jam masuk terakhir pukul 16.00 dan Petrosains akan tutup pada pukul
17.00. Saran saya jika ingin bermain di Petrosains dari pagi atau menjelang
siang, jangan terlalu sore karena cukup sayang jika hanya berkunjung sebentar.
Di dalam Petrosains terdapat banyak wahana edukasi yang menarik untuk dicoba
dan ditonton, mirip denan PPIPTEK di Yogyakarta atau Museum PPIPTEK di Taman Mini,
namun Petrosains lebih beragam, futuristic dan lebih modern ketimbang milik
kita. Saat masuk pun cukup membuat antrian panjang karena menggunakan kereta
berisi 6-8 pengunjung untuk membawa kami masuk ke dalam Petrosains. Keretanya
mirip dengan wahana di Universal Studios Singapore wahana Transformers.
Beberapa wahana yang membuat saya cukup tertarik adalah kami
mencoba simulasi menaiki roket dengan kecepatan ratusan KPH (kilometers per
hour) dengan masuk ke ruangan ala-ala roket dan angin kencang yang berhembus di
dalamnya seolah-olah kami sedang terbang ke angkasa dengan kecepatan roket.
Wuuussh. Selain itu ada percobaan kendaraan di luar angkasa dan mencoba baju
astronot. Terlalu banyak permainan dan percobaan yang ada di dalam Petrosains
sampai waktu sehari sepertinya tidak cukup untuk eksplorasi semua alatnya.
Terlebih lagi banyak juga wahana bermain kilang minyak dengan pipa-pipa yang
besar serta perosotan anak yang panjang. Memang destinasi wisata yang cocok
untuk anak kecil usia SD atau SMP.
Setelah cukup puas bermain di Petrosains, kami melanjutkan
perjalan ke Chow Kit untuk berburu cokelat. Saya memang berencana membeli
cokelat di KL, bukan di Singapura karena harga cokelat di KL jauh lebih
bersahabat ketimbang cokelat di Singapura. Terlebih saya lebih suka cokelat KL
yang sebelas dua belas sama cokelat di Batam. Kami pun berencana akan membeli
cokelat di bilangan Chow Kit, nama tokonya adalah Chow Kit WLH C&C S/B yang
terletak 105 Lekong Raja Laut A, Chow Kit, Malaysia. Ini kali pertama saya
mencoba ke toko tersebut, denger-denger sih banyak yang murah, well see then..
Belanja Coklat Murah di Chow Kit, Kuala Lumpur, Malaysia
Bingung mau beli coklat murah di Kuala Lumpur? Dimana tempat membeki coklat murah di Kuala Lumpur? Belanja coklat di Chow Kit bisa menjadi salah satu alternatifnya. Sampai di Chow Kit, kami turun dari monorail dan ke jalan
raya. Lekong Raja Laut tidak jauh dari stesen monorail chowkit, jalan lurus ke arah Pasar Chow Kit hanya melewati satu gang saja maka sudah sampailah kita di
Chow Kit W.L.H C&C S/B persis di seberang Pasar Chow Kit. Saya lupa kepanjangan
dari W.L.H C&C S/B ini apa, yang jelas saat itu hari hujan rintik-rintik,
saya dan suami berlarian langsung masuk ke toko tersebut. Sebenarnya ini bukan
toko kecil, lebih seperti gudang ala-ala Makro tempo dulu. Dari luar tidak
terlihat brand swalayan atau sejenisnya, persis mirip gudang. Ketika sampai di
dalam pun mirip Makro yang isinya rak-rak tinggi dengan penuh berbagai macam
makanan dari mulai makanan kemasan, minuman botol, sirup, minuman berbagai
rasa, botol kecap, saus, sampai tak lupa berbagai jenis coklat dan cemilan. Lantainya
pun semen biasa, persis lah kaya gudang.
Lokasi cokelat dan cemilan agak di pojok, kamu akan mudah
menemukannya. Saran saya, ambil troli
untuk berbelanja, karena kamu akan kalap berbelanja cokelat di sini. Bayangkan
saja, berbagai jenis cokelat, permen dan cemilan dijual dalam jumlah pack besar
dan harga yang relatif murah. Sebut saja 1 plastik besar Roka dihargai 7.2 RM
atau 28.000 IDR (kurs 3900 IDR). Beli 6 plastik malah diskon menjadi 41.40 RM. Belum
lagi cokelat dan biskuit lain seperti Apollo seharga 5.10 RM sampai 6.5RM per
box besar. Bagaimana tidak kalap? Yak an yak an? Bukan hanya itu, berbagai
permen dan manisan bertebaran di sini dengan jumlah yang banyak, dari permen
karet bentuk buah-buahan, permen cokelat bulat warna warni, choky-choky,
cokelat batang, cokelat koin, agar-agar, sampai marshmallow. Untuk halal atau
tidak silakan cek di kemasan, banyak juga kok label halal pada makanan-makanan
tersebut. Jangan sampai ambil yang tanpa logo Halal MUI Malaysia yaah..
Puas belanja dengan menggotong berkilo-kilo coklat dengan harga murah (harta
karum kamiiiiii) perjalanan di lanjutkan ke KL Sentral untuk mengambil koper
kami dan menunggu kereta Senandung Sutera dari KL Sentral menuju terminal JB
Sentral. Kereta berangkat pukul 23.30 dari KL Sentral dan akan tiba di JB
Sentral pukul 06.50 pagi. Kebetulan kami belum berkemas isi belanjaan coklat
yang luar biasa banyak itu lhooo, rencananya kami akan membongkar muat di kasur
dalam kereta Senandung Sutera :D Tiket sudah saya kantongin dengan sotoy
mendalam inget kata-kata cikgu di JB Sentral hari kemarin, kalau tiket
kepulangan saya dan suami bisa digunakan dan sudah dikonfirmasi, sehingga saya
tidak perlu membeli tiket lagi.
Saat kereta datang, kami langsung memcari tempat tidur kami
yang kami pesan berseberangan di kasur bawah. Saya langsung membongkar isi
koper dan menyusun cokelat-cokelat tadi ke dalamnya. Suami saya dengan sigap
menyerahkan semua bawaannya untuk saya susun (dasar deeehhh). Saya packing di
atas kereta yang sudah berjalan. Setelah semua packing selesai, saya kembali
dag dig dug menunggu pemeriksaan karcis. Semoga memang tiket kami valid ya,
berhubung tiket berangkat agak kacau. Tak lama petugas kereta pun dating untuk
memeriksa karcis per gerbong. Saya langsung menunjukan hasil print tiket kami
yang berbentuk sehelai kertas HVS yang sudah dilipat lemas bentuknya, haha.
Petugas memeriksa sejenak, kemudian mengembalikan kepada saya dengan
mengucapkan terima kasih, ia pun beralih ke kasur berikutnya. Legaaaaaaaa…tiket kami
bisa dipergunakan. Kalau tidak, mungkin akan diturunkan di stasiun depan hehe.. -Noni Halimi