Selamat pagi Kuala Lumpur, Malaysia.
Pukul 06.50 kami sudah mendarat dengan selamat di stasiun
pemberhentian KTMB KL Sentral. Kami segera menurunkan koper, bergegas keluar
dan langsung mencari hall utama KL Sentral. Ini kali pertama saya menggunakan
KTMB antar kota, sehingga kurang familiar dengan lokasinya. Namun segera saya
rekam lokasinya sehingga kali kedua saya ke sana tidak bingung. Tidak sulit
menemukan hall utama KL Sentral, kami hanya perlu naik ke lantai 1.
KL Sentral merupakan tempat bertemunya berbagai moda
transportasi di Malaysia baik Kereta, Taxi, Bus. Ada 4 jenis transportasi berbasis rel di Kuala
Lumpur: KL Monorail,
LRT (light rapid transit), KTM Komuter, dan KLIA Ekspres / KLIA Transit.
Keempatnya dikenal sebagai sebuah sistem bernama Klang Valley Integrated Rail
Transit.
KL Sentral memiliki tempat penyimpanan barang atau loker
yang berlokasi di lantai 1 dekat surau/musholla. Berjejer puluhan loker dengan
berbagai ukuran dari ukuran kecil, sedang hingg besar. Cara pemesanan loker
cukup mudah, kamu hanya perlu membeli koin/token di penjaga loker seharga 5 RM
untuk sekali pakai. Cari saja loker yang masih kosong, masukan barang bawaan
yang akan disimpan, tutup loker dan masukkan token. Setelah itu kunci dan kamu
boleh meninggalkan loker tersebut. Saran saya, foto lokasi loker untuk
memudahkan mengingat lokasi ketika kamu sudah kembali dan berniat mengambil
barang.
Di Malaysia saya tidak membeli kartu touris pass, saya
selalu menggunakan uang receh untuk pembelian token secara harian di mesin pemesanan
tiket. KTM Komuter berada di platform 3, ikuti saja petunjuk jalan yang
mengarahkan ke kereta komuter. Tujuan kami adalah membeli tiket KTM Komuter
Batu Caves seharga 2 RM per orang.
Kereta berangkat pukul 08.30 dengan kondisi masih kosong plong segar bugar, kami yang belum mandi hanya bekal cuci muka sikat gigi di toilet KL Sentral jadi ikutan segar. Sampai di Batu Caves jam 09.00, kami masuk melalui pintu samping Batu Caves yang letaknya persis di depan stasiun KTM Batu Caves. Udara masih dingin sangat cocok untuk mendaki ratusan anak tangga ke atas Batu Caves, memang paling cocok ke sini pagi atau sore hari ketika matahari tidak menyengat. Setelah puas naik ke ujung atas dan kembali turun, kami menghabiskan waktu sampai jam 09.30. Singkat? Iyalah ngapain lama-lama di sana, yang penting cukup foto dan mendaki anak tangga sampai habis :D. Kami kembali ke stasiun pukul 09.45 untuk beli tiket KL sentral 2 RM masuk dr platform 1 jurusan Pelabuhan Klang menuju LRT Masjid Jamek.
Sampai di pintu keluar LRT Pasar Masjid Jamek, berhubung
laparnya luar biasa, kami baru sempat sarapan roti, maka saatnya untuk membeli
gorengan tusuk khas Kuala Lumpur yang banyak di jual di pinggir jalan. Harganya
1 RM sampai 1.2 RM per tusuk. Jenis gorengan satenya macam-macam, ada baso,
sausage besar, sosis kecil, otak-otak, nuggets, udang galah, dan lain
sebagainya. Gorengan tusuk itu dimakan bersama dengan saus atau chilli.
Nyaaamm.
Lepas makan cemilan tadi, kami bergegas ke restoran Sahira
untuk sarapan menjelang makan siang yang agak berat. Saya memesan Nasi Lemak
Ayam dan suami saya memesan nasi briyani ayam. Restoran orang Malaysia ini
sebelas dua belas dengan restoran India maupun Arab, porsinya buanyak bener.
Rasa nasi lemaknya sangat enaaaak, ini termasuk nasi lemak yang terenak selama
saya mencoba ke Kuala Lumpur. Kalau nasi briyani masih lebih enak milik
Singapore Zam-Zam. Over all, lumayan banget makan di sini, harganya pun
terjangkau. Kami sengaja tidak memesan minum karena masih memiliki air mineral.
Kami juga berencana membeli ais sirap (es sirop) warna warni yang mejeng di
tempat jualan gorengan tusuk tadi. Ada rasa melon, jeruk, mangga, milo, lobak
dan lain sebagainya. Kami pesan ais sirap melon warna hijau yang rasanya
menggiurkan seharga 2 RM saja.
Dari LRT Masjd Jamek menuju Pasar Seni cukup dekat jaraknya,
hanya dengan berjalan kaki berapa ratus meter kamu sudah akan sampai di
belakang Kasturi Walk Pasar Seni. Kami hanya melihat-lihat sebentar karena
memang tidak berniat belanja di sana hehehe. Memang di Pasar Seni banyak
menjual berbagai kerajinan tangan khas Malaysia dan cinderamata Malaysia, namun
harganya tidak cukup bersahabat untuk traveler kere macem kami, saya lebih
tertarik membeli souvenir di Petaling Street yang bentuknya emperan pasar dan
menjunjung tinggi tawar menawar harga (emak-emak banget). Boleeeeh laaa..
Setelah puas dan lelah keliling Pasar Seni dan lupa
foto-foto, kami menuju penginapan Back Home Kuala Lumpur untuk meletakan barang
bawaan dan beristirahat sejenak. Dari Pasar Seni kami berjalan kaki menuju Back
Home Kuala Lumpur. Lokasinya tidak jauh dari Stesen LRT Masjid Jamek, kamu
hanya ikuti jalan searah dengan Mesjid Jamek, kemudian di perempatan belok kiri. Alamat Back Home Kuala Lumpur
Jalan Tun H S Lee, 50100 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,
Malaysia. Hostel ini ada di pinggir jalan dan sangat eye catching tulisannya
sehingga mudah untuk ditemukan. Setelah check in dan meletakan barang bawaan,
kami terkapar beristirahat beberapa jam.
Sore hari lepas mandi dan berberes kamar, kami langsung
menuju ke Petaling Street. Pasar ini merupakan pasar tempat jual beli souvenir,
buah, makanan, tas, dompet dan berbagai macam barang dagangan dengan harga yang
cukup murah. Pasar ini memang baru buka menjelang sore, sehingga apabila kamu
ingin berbelanja maka waktu terbaik adalah sore hari atau malam hari. Menjelang
malam di Petaling Street juga banyak yang membuka restoran makanan pinggir
jalan yang menyajikan berbagai jenis makanan Malaysia. Saya belum pernah sih
mencoba makan di Petaling Street, karena ini kampong China sehingga banyak
makanan tidak halal, sehingga saya tidak pernah memutuskan untuk makan di
Petaling. Saya menemukan timbangan koper lucu seharga 18 RM di Petaling.
Lumayan murah setelah nego harga dari 20 RM ke 18 RM :D
Dari Petaling Street ke Pasar Seni sangat dekat, kamu hanya
perlu berjalan kaki menyusuri depan Petaling Street, dan sampailah di Pasar
Seni dan Stesen LRT Pasar Seni. Tujuan kami selanjutnya adalah ke Stesen LRT
Dang Wangi, kemudian menyebrang ke Monorail Bukit Nanas. Dari pintu keluar
stesen Dang Wangi ada escalator di jalan raya untuk menyeberang ke arah
monorail Bukit Nanas. Kami harus menyeberang, karena kereta yang akan kami
naiki berbeda dengan laluan LRT. Harga tiket Monorail dari stesen Bukit Nanas
ke stesen Medan Tuanku 1.2 RM per orang. Kami sampai di Medan Tuanku sekitar
pukul 20.00.
Waktu yang pas untuk makan malam di Jalan Raja Alang. Di
sana banyak restoran pinggir jalan yang menjual makanan lezat, tahun lalu saya
ke sana saat bulan Ramadhan dan Jalan Raja Alang ini dipenuhi dengan jejeran
tenda bazaar Ramadhan menjelang berbuka puasa. Luar biasa. Saya berencana makan
di restoran Mazni. Dalam perjalan dari stesen Monorail Medan Tuanku ke Raja
Alang, kami melewati Tune Hotel Down Town KL, tempat saya dan keluarga saya
menginap saat Ramadhan ke KL. Saya dapat pesan dari Bapak Ibu saya untuk
membeli cokelat Arab yang berukuran 2 kg per kemasan seharga 40 RM di swalayan
Arab. Berjajaran dengan Tune Hotel memang banyak sekali swalayan Arab yang menjual
cokelat. Lepas beli cokelat kami berjalan lurus menuju Jalan Raja Alang.
Sesampainya di Mazni restoran, kami langsung memesan Tom Yam Sotong 6 RM dan Tom Yam campur 5 RM lengkap dengan teh tariknya. Total makan malam kami sebanyak 14.5 RM. Lumayan bersahabat di kantong. Tom Yam Mazni memang terkenal gurihnya, walapun fotonya kurang menggiurkan efek kamera, percayalah rasanya super dan wajib di coba.
Sesampainya di Mazni restoran, kami langsung memesan Tom Yam Sotong 6 RM dan Tom Yam campur 5 RM lengkap dengan teh tariknya. Total makan malam kami sebanyak 14.5 RM. Lumayan bersahabat di kantong. Tom Yam Mazni memang terkenal gurihnya, walapun fotonya kurang menggiurkan efek kamera, percayalah rasanya super dan wajib di coba.
Kenyang dengan tom yam hangat di malam hari, kami
melanjutkan perjalanan ke Stesen Chow Kit yang lokasinya tidak jauh dari Jalan
Raja Alang. Dari Chow Kit kami kembali ke monorail Bukit Nanas seharaga 1.3 RM dan
menyebrang ke LRT Dang Wangi untuk menuju ke LRT KLCC sebesar 1 RM. Ada apa di
KLCC? Apalagi kalau bukan Twin Tower Petronas, kami ingin mengambil foto malam
hari. Keluar dari LRT KLCC ambil kea rah Ampang, dari sana akan langsung tembus
ke Jalan Ampang yang berlokasi persis di depan Suriah KLCC. Untuk menuju Twin
Tower dari Suriah KLCC cukup mudah, kamu hanya masuk ke Suriah KLCC dan ikuti
petujuk jalan kea rah belakang gedung dan sampailah di taman Twin Tower
Petronas dengan air mancur dan taburan lampu hias warna. Di situlah spor
terbaik untuk mengambil gambar twin tower secara utuh. Kami menghabiskan waktu
di petronas hingga pukul 22.00 kemudian dilanjutkan untuk kembali ke hostel
Back Home.
Kami pulang pukul 22.00 dari stesen LRT KLCC ke LRT Masjid
Jamek dengan biaya 1.3 RM per orang. Perjalanan yang cukup melelahkan untuk
hari ini. Saatnya beristirahat dan mempersiapkan untuk perjalanan esok pagi.
No comments:
Post a Comment