Monday, January 11, 2016

Apa yang Dirasakan Ibu Menyusui?

ASI merupakan cairan paling ajaib yang dihasilkan oleh seorang Ibu untuk anaknya. Banyak penelitian menyebutkan berbagai macam keunggulan ASI ketimbang susu lainnya. Tidak ada susu yang bisa menandingi manfaat dan keunggulan ASI Ibu. Karena itu, agama Islam menyuruh kaum Ibu untuk menyusui anaknya hingga berumur 2 tahun. Sedemikian dahsyatnya keunggulan ASI membuat para Ibu berjuang keras untuk menyusui dengan ASI eksklusif apa pun halangan dan rintangannya. Inilah mengapa para Ibu menyusui membutuhkan dukungan penuh terutama dari suami, keluarga serta lingkungan terdekatnya.

Menjadi Ibu muda yang baru belajar menyusui anak memang tidak mudah, banyak hal-hal yang ia rasakan yang tidak orang lain kebanyakan rasakan. Nah, untuk mendukung para Ibu menyusui ada baiknya ikut berempati apa yang dirasakan oleh Ibu menyusui. Berikut beberapa yang dirasakan oleh Ibu menyusui, tentunya berbeda-beda, ini hanya opini subjektif yang saya alami saja :D

Ibu menyusui akan sering pusing/sakit kepala. ASI yang diambil dari tubuh ibu merupakan cairan setara dengan darah, apa jadinya jika persediaan cairan darah dalam tubuh diambil terus menerus tanpa dibarengi dengan suply makanan bergizi? Tentunya orang tersebut akan merasa pusing. Jika Ibu ingin menyusui anaknya atau ingin pumping maka disarankan untuk makan terlebih dahulu atau minum air sebelum atau sesudah pumping, karena akan banyak sekali cairan yang dikeluarkan dari tubuh Ibu. Makanan bergizi juga sangat penting untuk kualitas ASI dan menjaga stamina Ibu menyusui.

Kurangnya supply cairan yang tidak seimbang membuat Ibu menyusui jadi pelupa dan kurang konsentrasi. Hal ini sering terjadi jika saya ingin melakukan sesuatu tiba-tiba disorientasi. Mau nyiapin baju anak yang mau mandi bukannya buka lemari, eh malah ke dapur buka kulkas. Atau ketika membawa barang seharusnya bisa sekaligus dibawa semua, tapi saya membawanya sebagian, dan ketika sudah selesai baru sadar 'kenapa tadi ga sekalian aja'. Atau ketika suami ngomong A saya dengernya B, suami ngomongnya B saya dengernya C, suami ngomong pelan, saya berulang kali merespon dengan 'hah?' 'kenapa' 'apaan' untuk meminta suami mengulang kembali apa yang barusan ia katakan (Iyaakk..yang terakhir bukan pelupa tapi lebih ke arah budeg ya, hihihi. Ibu menyusui bisa bikin pendengaran berkurang ga yah)

Ketika anak menyusu sangat banyak, Ibu menyusui akan merasa terus kehausan dan kehausan. Rasanya kayak abis maraton, butuh air yang banyak. Itulah mengapa ada baiknya meletakan persediaan air minum yang banyak di kamar yang bisa diminum kapan saja oleh Ibu menyusui. Rasa haus akan semakin menjadi ketika malam hari, berasa onta lagi minum.

Bukan hanya minum, tapi juga makan. Ibu menyusui akan merasakan lapar berkali-kali lipat dari sebelumnya. Mungkin bisa dipersamakan dengan hamil usia kandungan 6-8 bulan yang luar biasaaaaa bawaannya laper terus dan geragas sama makanan. Pagi buta sudah sarapan nasi goreng, menjelang siang kerucukan makan pisang goreng, siang-siang makan nasi plus ikan dan sayur katuk melimpah, menjelang sore kelaperan lagi kentang goreng tepung dilumat, malam makan nasi dengan ikan lele lengkap dengan lalapan, tengah malam bunyi lagi perutnya meeen sampai shubuh ga kelar-kelar urusan perut. Bukan apa-apa, Ibu menyusui akan mengeluarkan ASI, maka sudah seharusnya disupply makanan yang banyak pula. Sesekali suami bisa lho membuatkan atau membelikan makanan kesukaan istrinya. *kode pak kode*

Namun jangan khawatir Ibu menyusui, sebanyak apa pun Ibu menyusui makan, rasanya tetep akan turun berat badannya karena menyusui. Jika sehabis melahirkan berat badan masih 60an maka yakinlah setelah menyusui dan memberikan ASI eksklusif berat akan turun ke angka 50. Well, breast feeding is a best way of having diet. Siapa yang mau kurusss yuks menyusui :D

Mengurus bayi yang baru lahir, tidak mudah bagi Ibu menyusui. Butuh penyesuaian, terutama yang mengurus anaknya sendiri tanpa Asisten Rumah Tangga atau Baby Sitter. Memandikan anak, memakaikan baju, mencuci baju, seterika baju, beberes rumah serta pekerjaan rumah tangga lainnya, menyusui tiap bayi minta susu bahkan terbangun di malam hari berkali kali untuk menyusui, mengganti popok dan menidurkan anaknya. Lelah? Sudah pasti. Karena itu Ibu menyusui cenderung tidak memperhatikan diri dan merawat diri untuk masa sekarang ini, mungkin baru bisa dimulai ketika bayi sudah berusia hampir 2 tahun. Kantung mata, baju kusut, ikat rambut seadanya  :D

Menjadi Ibu menyusui juga kehilangan waktu me time. Jika dulu Ibu menyusui punya banyak waktu luang untuk merawat diri, melakukan hal-hal uang ia suka di waktu senggang, dan sebagainya. Percayalah ketika menjadi Ibu menyusui semua sirnaaaaaaa... Tidak ada lagi me time, yang ada our time. Iya. Waktu untuk mengurus bayi dan suami. Boro-boro bisa nyalon, nongkrong-nongkrong cantik cyiiin..

Maklumilah para suami, dengan banyaknya yang dilakukan Ibu menyusui akan membuat tidak maksimalnya mengurus rumah tangga. Maka ada baiknya suami juga ikut menbantu jika dibutuhkan. Lebih bagus lagi kalo suami ikut nyuci, nyeterika, masak, nyapu ngepel dan beberes rumah *laaahh.

Rasa lelah yang dirasakan Ibu menyusui membuat sering sakit punggung. Maka suami bisa memijat istrinya di waktu senggang. Suami juga bisa ikut membantu mengurus bayi lho. Mentang-mentang tidak bisa menyusui bukan berarti tidak bisa mengurus bayi. Suami bisa membantu menggantikan popok, memandikan, menggantikan baju, menggendong dan menidurkan bayi. Bahkan ketika terbangun malam hari, suami bisa bergantian menjaga bayi dengan Ibu menyusui. Dukungan dan bantuan suami tentunya akan meringankan apa yang dirasakan oleh Ibu menyusui.

Ibu menyusui cenderung moody. Lebih tepatnya temperamen bawaannya mau ngomel terus. Mungkin karena sudah jadi emak-emak nalurinya keluar. Maka para suami maklum lah jika istrinya sering ngomel nggak karuan, pahami mereka dan sekali-sekali beri kejutan yang menyenangkan. Menggembirakan Ibu menyusui manfaatnya besar lho, selain produksi ASI Ibu meningkat, suami juga makin disayang *eeeaaaaa

Menyusui adalah proses pembelajaran antara Ibu dan anak. Maka tak jarang ada Ibu menyusui yang mengalami radang payudara, lecet, bengkak dan sebagainya karena belum terbiasa menyusui. Belum lagi Ibu menyusui harus merasakan sakitnya digigit si bayi, waktu belum tumbuh gigi saja sudah sakit gimana sudah ada giginya. Saya belum mencapai tahap itu, jadi belum bisa membayangkan. Yang jelas untuk tahap masih bayi pun terkadang perih rih rih. Makanya jangan durhaka sama Ibunya ya habis bersusah payah hamil, sakit melahirkan ditambah perihnya menyusui. 

Pumping di kantor yang tidak nyaman karena tidak memiliki ruang laktasi. Ini belum saya rasakan karena masih cuti. Namun kiranya akan saya rasakan juga. Seharusnya setiap kantor menyediakan ruangan khusus laktasi yang memadai namun belum terealisasi seluruhnya. Di kantor pusat memang ada ruang laktasi, namun untuk di cabang belum tersedia. Pumping dengan segala keterbatasannya tentu mengurangi rasa nyaman Ibu menyusui. Walaupun hal tersebut harus tetap dilalui oleh Ibu menyusui. Yaaah semoga next time dibuat ruang laktasi di setiap kantor, Aaamiin.

Kurang lebih itu beberapa yang dirasakan oleh Ibu menyusui sepengalaman saya pribadi. Berharap dengan mengetahui apa yang dirasakan oleh Ibu menyusui bisa membuat suami, keluarga dan orang-orang terdekat bisa terus mendukung Ibu menyusui demi menghasilkan ASI untuk buah hatinya. Terlepas dari segala macam yang dirasakan oleh Ibu menyusui, tentunya saya bersyukur luar biasa masih bisa memproduksi ASI yang memadai, makan yang berkecukupan serta dikelilingi oleh suami, keluarga dan orang-orang yang senantiasa mendukung Ibu menyusui dengan pro-ASI.

Happy Breastfeeding
Salam dari Shin Umar Abqary
Noni Halimi



No comments:

Post a Comment