Monday, April 28, 2014

Wisata Sukabumi (One day trip) dengan Kereta Pangrango


Sudah sebulan yang lalu saya ingin sekali merasakan sensasi kereta wisata Pangrango, namun belum juga ada waktu. Namun 2 pekan lalu, saya makin ingin untuk mencoba, terlebih karena gagalnya wisata pantai yang saya rencanakan dengan travelmate saya. Akhirnya saya mengajak pacar saya (Putro) untuk mencoba kereta Pangrango dengan jurusan Bogor Paledang – Sukabumi. Tiket bisa dipesan melalui website Kereta api Indonesia, lebih memudahkan untuk cek ketersediaan kursi dan pembayarannya pun mudah, bisa melalui kartu kredit, debit maupun ATM. Sekarang pun pembelian tiket kereta api bisa dilayani di Indomaret terdekat, mudah kan?

Kami pun memesan tiket perjalanan untuk hari Minggu 27 April 2014. Kami pesan untuk berangkat dan pulang sekaligus di hari yang sama. Kami berangkat dari stasiun Bogor Paledang pukul 07.55 dan pulang dari Stasiun Sukabumi pukul 15.01. Ini jadwal paling pas untuk kamu yang ingin melakukan perjalanan one day trip seperti kami, cukup mengesankan walaupun singkat. Harga tiket kelas eksekutif adalah Rp. 50.000 sedangkan untuk kelas ekonomi Rp. 20.000. Untuk pembayaran melalui kartu kredit maupun melalui indomaret ada biaya administrasi Rp. 7000 – Rp. 10.000 per booking. 

Awalnya kami ingin berangkat hari Minggu tanggal 27 April 2014, namun berhubung Putro pikunnya kebangetan, dia lupa kalau hari Minggu ada kondangan, maka kami pun berencana untuk mengubah jadwal keberangkatan menjadi hari Sabtu tanggal 26 april 2014.  Memang tiket bisa diubah jadwal keberangkatannya dengan mendatangi Stasiun yang bisa mengurus masalah ini (contohnya Stasiun Senen atau Bogor). Jadi print tiketnya, datang ke Stasiun, tukar tiketnya dan minta untuk ubah jadwal. Namun berhubung kami tidak ada waktu (dan malas) untuk ke Stasiun, maka diputuskan untuk membeli tiket lagi di jadwal Sabtu 26 April 2014, dan tiket yang hari Minggu belum dibatalkan, rencananya kami akan membatalkan pada hari Sabtu saat perjalanan kami.

Proses pembatalan tiket sangat mudah, tapi memang dipotong 25% karena biaya pinalti. Kami membeli tiket Rp. 100.000 x 2 = Rp. Rp. 200.000 untuk booking berangkat dan pulang, maka yang dikembalikan adalah Rp. 74.000 x 2 = Rp. 148.000. Kami melakukan pembatalan tiket di Stasiun Sukabumi pas hari Sabtu perjalanan kami. Hanya dengan memberikan tiket yang sudah kami print, identitas KTP asli, dan isi formulir pembatalan. Pengembalian uang akan dilakukan secara tunai atau transfer. Untuk tunai prosesnya 1 bulan bisa diambil di Stasiun keberangkatan sedangkan untuk transfer ke Bank prosesnya 2-3 bulan. Kami memilih transfer, dan memasukan nama pemilik rekening, nomor rekening dan bank tujuan. Cukup simpel. Mbak-mbak petugas loket langsung print bukti pembatalan tiket dan memberikan kepada kami. Tiket bisa dibatalkan maksimum 1 jam sebelum keberangkatan. Jadi usahakan jika ingin dibatalkan, maka segera batalkan. Apabila pembatalan dilakukan setelah jadwal keberangkatan, maka dianggap hangus.

Adzan Shubuh berkumandang namun mata saya belum juga usai rasa kantuk. Maklum semalam ada amanah day di kantor yang menyebabkan saya pulang larut. Pun demikian dengan Putro, ada acara bersama rekan-rekannya sehingga pulang larut. Untung saja kami tidak ada yang kesiangan hehe. Pukul 05.40 ia menjemput saya dan langsung bergegas ke Stasiun Pondok Cina dengan menitipkan motornya. Ternyata pagi itu jadwal kereta ke Bogor sangat jarang. Kami menunggu sampai pukul 06.40 baru ada kereta menuju Bogor. Kami pun naik dan sampai di Stasiun Bogor pukul 07.10.

Letak Stasiun Bogor Paledang bukan berbarengan dengan Stasiun Bogor yang biasa terdapat lalu lintas Commuter Line Jabodetabek. Letak Stasiun Paledang berada di belakang Stasiun Bogor. Untuk menuju ke sana cukup mudah, kamu hanya perlu keluar dari Stasiun Bogor, lalu berjalan ke kanan, melewati tukang jualan emperan. Kemudian kamu berjalan mendekati rel, dan susuri rel tersebut ke arah menjauhi Stasiun Bogor. Di sana ada Stasiun dadakan, namanya Bogor Paledang. Nah keretanya akan berhenti di sana. Mengapa saya bilang dadakan? Karena bentuknya lebih mirip halte daripada Stasiun, kecil dan tidak terlihat dari luar. 

Sampai di sana banyak yang sudah mengantri untuk mencetak tiket, ada pula yang baru akan membeli tiket. Di sana tidak ada mesin pencetak tiket self printing, sehingga harus dibantu di loket oleh petugas. Antrian mengular dan matahari sudah mulai menyengat. Ada yang sudah antri panjang untuk membeli tiket yang berangkat jam 07.55 saat itu, namun harus berujung kecewa karena tiket sudah terjual habis. Ya, memang kereta jurusan Bogor Paledang – Sukabumi yang baru diluncurkan kembali pada November 2013 silam menarik minat banyak kalangan dan animo masyarakat akan kereta wisata ini sangat tinggi. Liburan murah ke luar kota, istirahat sejenak dari hiruk pikuk Jakarta dan menikmati pemandangan Sukabumi, udara segar dan suasana kotanya. Jika ingin memesan tiket, maka pesanlah seminggu atau dua minggu sebelum jadwal perjalanan. Kamu bisa cek ketersediaan tiket dengan reserve online tiket di www.kereta-api.co.id 

Tidak lama kami menunggu, kereta pun datang. Riuh penumpang berebut ingin segera masuk kereta. Kami pun tak sabar ingin menaiki kereta, namun berhubung kami membeli kelas eksekutif yang sudah ada nomor kursinya, maka kami bisa santai-santai berjalan :D Kelas Eksekutif 2 kursi nomor 7 C-D, tepat di bagian tengah gerbong. Kami sempat berpikir, sisi mana yang kena sinar terik matahari ya? Kami ingin pilih kursi yang tidak ada sorotan matahari. Ternyata sisi kursi kami tepat kena sorotan matahari hihihi. Untuk kamu yang ingin pesan nomor kursi, pilihlah Eksekutif 2 nomor A-B yaaaa.. Tapi tidak apa-apa, panas matahari tidak akan menggangu liburan kami. Kereta berangkat ontime pukul 07.55. Waaahh.


Perjalanan ditempuh dalam waktu 2 jam, dan tepat pukul 10.00 kami sudah sampai di Stasiun Sukabumi. Sampai di sana kami langsung melakukan pembatalan tiket yang sudah kami beli untuk hari Minggu (esok hari). Penjelasan mengenai pembatalan tiket sudah dijelaskan di awal yaaa. Keluar dari Stasiun Sukabumi rupanya persis di depan pasar tumpah dan pertigaan jalan membuat angkot berjajar macet semerawut. Kami belum tahu akan menaiki angkot apa untuk ke bubur bunut, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki ke atas. Luruuuuuuss saja sampai ada pertigaan lampu merah. Di sana agaknya cukup lengang dari kesemerawutan angkot yang macet. Sampai sana banyak sekali anak sekolah yang baru pulang dengan baju seragam pramuka, baju olah raga, batik SMA dan lain-lain. Sangat ramai. Tak lupa juga deretan jajanan khas anak sekolah yang unik dan muraaaaahh yang patut untuk di coba, salah satunya adalah Bapeda. Harganya hanya Rp. 1000 per tusuk. Bapeda terbuat dari telur puyuh yang diberi adonan tepung maizenna lalu digulung di tusukan sate. Isinya bubuk pedas dan bisa dimakan dengan saus sambal cair. Ada pula jajanan lain seperti d’crepes, martabak, es jelly, ceker seblak dan sebagainya yang cukup membuat ileran :D

Jadwal kami selanjutnya adalah mencoba Bubur Ayam Bunut yang letaknya di Jalan Siliwangi. Sebenarnya bisa ditempuh dengan angkot kuning, dan berjalan sedikit ke arah atas saat angkotnya belok kiri ke arah RS. Syamsudin. Lokasi Bubur Bunut Siliwangi ini memang tidak jauh dari RS Syamsudin. Atau bisa juga menaiki angkot merah nomor 10 dan turun persis di depan Bubur Bunut Siliwangi. Kami ke sana dengan berjalan kaki, maklum temanya kan jalan-jalan, bukan angkot-angkot :D Ini dia Pusat Bubur Ayam Bunut Siliwangi. Suasananya cukup nyaman, ada air mancur dan kursi lesehan juga.

Berhubung sudah agak kesiangan, maka yang tersedia hanya Bubur Ayam Bunut biasa. Kami kehabisan jeroan, ati ampela dan usus yang biasanya disantap bersama dengan bubur. Harusnya sih dari pagi hari, namun apa daya memang jam 10.30 kami baru sampai sana. Harga bubur ayam bunut biasa untuk ukuran 1 porsi adalah Rp. 13.000 dan ½ porsi seharga Rp.10.000. Kami memesan dengan ukuran 1 porsi dan ternyata cukup banyak dan besar mangkoknya. Tekstur bubur bunut ini seperti bubur Manado yang biasa Ibu saya buat di rumah, agak kasar dan masih terlihat butiran nasinya. Soal rasa bubur bunut ini cukup gurih dan enak lho! Patut untuk dicoba kalau ada perjalanan ke sini.

Usai makan Bubur Bunut, kami melepas lelah dan sholat Dzuhur di mushola tempat makan tersebut. Kemudian perjalanan kam lanjutkan untuk membeli Mochi Lampion di Jl. Bhayangkara Gg. Kaswari 2. Seharusnya sih bisa menaiki Angkot Kuning menuju Jl. Bhayangkara, namun kami lagi-lagi memutuskan untuk menikmati perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 1 km dari lokasi Bubur Bunut Siliwangi. Tak lupa Putro selalu mengeluarkan GPS dari HP-nya hahaha. Nggak bakal nyasar deh!

Menyusuri Jl. Bhayangkara ternyata banyak plang penjual Mochi dengan iming-iming Mochi Asli dan sebagainya. Karena saya dari awal ingin membeli Cap Lampion, maka iklan tersebut hanya angin lalu saja. Tak lama kemudian kami menemukan gang menuju Mochi Lampion Kaswari, ada gang berwarna plang merah. Rasa mochi yang ditawarkan beragam ada rasa kacang, wijen, cokelat, durian, keju kacang, blueberry, dan lain-lain. Rasa yang rekomended buat saya itu rasa durian. Slurp. Isi 1 kotak mochi hanya 15 biji dan untuk mochi kacang berisi 50 biji. Harganya beraneka ragam dari Rp. 25.000 sampai Rp. 30.000 per kotak.


Usai membeli mochi, kami kemudian pulang menuju Stasiun Sukabumi dan menunggu kedatangan kereta kami. Hujan deras mengguyur Sukabumi, udara makin sejuk. Sayangnya kereta kami datang terlambat, seharusnya pukul 15.01 sudah berangkat namun ini pukul 16.00 baru berangkat. Yaa sudahlah yang penting perjalanan kami happy-happy aja, saatnya menikmati perjalanan pulang dengan suasana sunset romantis :D *ohya kami lupa men-jamak shalat, maka kami pun sholat di dalam kereta dengan tayamum, karena  perkiraan sampai Bogor pasti sudah Maghrib :P 

Demikian cerita kami hari ini, untuk kamu yang berencana ke Sukabumi PP, yuk silahkan dicoba. Sebenarnya masih ada beberapa area yang bisa dikunjungi seperti Resort Selabintana yakni hotel dengan fasilitas dan suasana yang cukup asri untuk berjalan-jalan, kemudian ada Mesjid Raya Sukabumi, dan apabila masih punya banyak waktu bisa wisata ke pabrik keju dan pabrik pembuatan pisau di Cisaat. Semoga bermanfaat ya :D – Noni Halimi

10 comments:

  1. thanks for sharing
    nice stroy :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  2. Thanks for Blog Walking and comment :)

    ReplyDelete
  3. makacih infonya yah mba Noni, mau coba nih ke sana tgl 10 sep ini....





    ReplyDelete
  4. Halo, Mbak Noni.

    Makasih banyak ya buat infonya, berguna banget karena saya mau ke Sukabumi minggu depan 😊

    ReplyDelete
  5. Halo Mbak Nita, thank you for blogwalking and comment, have fun trip ke Sukabumi-nya :)

    ReplyDelete
  6. weh..baru tau ada ginian :)
    kirain stasiun emperan itu buat KRD doang.
    hahaha...
    asik juga tuh jalan-jalan singkat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada dong :) Bener banget, bisa jd rekomendasi 1 day trip, jalan2 singkat :)

      Delete
  7. Terima kasih mas, mbba, udah mau berbagi cerita di blognya. Sunggu sangat menggiurkan berlibur ke tempat yang mba/mas ceritakan di atas.

    Jangan sungkan-sungkan mampir ke blog saya ya mas/mba
    Tempat Wisata Jawa Barat
    Info Hotel dan Destinasi Tempat Wisata
    Tips Kesehatan Dan Kecantikan

    ReplyDelete
  8. Mamstaphh x... Tks tuk sharingnya. Mau mencoba juga... (y)

    ReplyDelete