Sunday, April 6, 2014

My Twin Ulil Wedding

Hari ini merupakan hari bahagia untuk twin saya, Sulis Mardiana. Betapa tidak pada hari ini ia akan melepas masa lajang, yeaaayyy! Sulis atau biasa dipanggil Ulil adalah salah satu sahabat saya di kantor. Saya memang berkawan dekat dengan 4 orang wanit ciamik di kantor, yakni Ulil, Iput, Kingkong dan Ocon. Memang panggilan yang aneh, entah darimana asalnya. Sedang saya sendiri biasa dipanggil Nonce, Once atau Oce.
Saya kenal ulil saat klasikal batch kami di Wisma Pelatihan BNI46, Slipi. Ya, kami memang 1 angkatan. Kami menyebutnya dengan ADP Batch 2. Saat itu Saya dan ulil hanya sekedar kenal nama, hingga berakhirlah masa klasikal dan penempatan OJT pun dilakukan. Saya dan ulil kebagian di Cabang Jakarta Selatan, baik OJT maupun penempatan denitif setelahnya.

Pertama kali OJT dimulai, kami tak banyak interaksi, maklum masih baru dan adaptasi dengan lingkungan kantor. Kami pun belum banyak bercanda, hanya mencuri waktu untuk mengobrol di tengah serangan ngantuuuukkkknya baca BPP (Buku Pedoman Perusahaan) yang wajib dibaca oleh anak OJT baru. Setidaknya saat itu kami masih sama-sama berpikiran kalau kami itu pen-di-am. Hingga makin lama, 1 bulan tak terasa, mulailah sifat asli kami keluar satu sama lain, yang sama koplaknya, becandaan kami yang nyambung dan kami yang hobi bgt ceng-ceng-in orang, agaknya membuat kami klop. Sampai-sampai orang kantor menyebut kami KEMBAR. Ya, kembaran. (bodohnya ada saja orang kantor yang percaya kalo kami ini beneran kembar haha).

Kami pun men-declare satu sama lain bahwa kami kembar, karena sifat kami yang mirip, tingkah laku mirip, gaya becandaan mirip dan muka yang mirip *kata orang-orang sih. Pasca pengangkatan pegawai tetap atau setelah OJT 3 bulan, kami terpisah jarak, saya di Kantor Cabang Pembantu Syariah Depok sedangkan Ulil di cabang. Namun kami masih dalam 1 cabang yang sama yang masih bertemu apabila ada acara Amanah Day, pertemuan Cabang dengan seluruh Cabang Pembantu di bawahnya.

Ulil merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara, namun ia sama sekali tidak terlihat seperti anak bungsu, karena kedewasaannya dalam menyikapi segala hal. Memang kelakuannya dan becandaannya sering kekanakan-kanakan karena memang fun itu ya harus seperti bocah lepas, tapi begitu menyikapi suatu case atau masalah langsung berubah 180 derajat, serius dan solusi yang diberikan luar biasa. Saya salut dengan orang macem begini, ceria namun penuh kedewasaan.

Ia alumni dari IPB jurusan kehutanan, sangat banyak cerita koplaknya bersama rekan-rekan koplak kuliah soal kehutanan. Ia menjalin hubungan yang cukup lama dengan Wisnu. Mereka merupakan rekan satu SMA 63. Saya pun kenal dengan Wisnu. Bahkan Wisnu tahu kalau saya dan ulil di kantor sering dibilang kembar. Perrnah suatu ketika kami bercanda kalo orang kembar pasti tetap ada siapa yang lahir duluan. Lucunya memang bulan kelahiran kami sama, Maret :D

Tanggal Ulil adalah 15 Maret sedangkan tanggal saya adalah 25 Maret. Saat ditanya siapakah yang jadi kakak? Dengan santai saya menjawab : “Harusnya kan gw duluan, lil, yang lahir, Cuma daripada rebutan keluarnya dari emak kita masing-masing, dan daripada di luar kita berantem, jadi gw persilahkan lo keluar duluan (tanggal 15).” Dan ulil menanggapinya tak lebih ngaco lagi “Nanti kalo gw bosen jadi adeknya, kita gantian ya, Ce. Gw kakaknya lo adeknya. Gantian aja terus suka-suka mood kita.” Ngooookk. Akibat hubungan kembar dan kakak adik tak sedarah yang aneh ini, saya kebiasaan manggil Wisnu dengan sebutan Adik Ipar. Karena ia pasangan dari ulil dan ulil merupakan kembaran saya :D

Balik lagi ke hari nikahan Ulil ya. Sungguh intro aja panjang bener deh. Rempong cyin. Pagi itu saya memang berniat datang akad nikah jam 07.00 pagi di Petukangan Utara, tidak jauh dari rumah Ulil. Sehari sebelumnya alias kemarin saya baru saja ikut seminar dan pulang agak malam, aselik capek bener sih. Dan saya baru bisa memejamkan mata pukul 23.30. weleeehhh. Alhamdulillah sih siap-siap yang lancar, ngebut hehhee. Jam 06.00 saya sudah janjian berangkat bareng dengan Ocon dari stasiun Tanjung Barat. Saat ini memang masih lengang sehingga taxi yang kami tumpangi benar-benar ngebut hehe. Hanya membutuhkan waktu 30 menit dari Tanjung Barat ke Petukangan.

Saat kami sampai sudah berbaris dari besan pria, yakni Wisnu dan keluarga. Kami cengengesan keluar dari taxi dan menuju ke dalam ruangan pengantin wanita. Ulil sudah rapi dan duduk di kursi. Begitu  kami datang, saya dan ocon langsung berhambur memeluk dan menciumnya, sambil bercanda “Iiiihh siapa sih nih, cantik banget??” serayaku sambil mencolek pipi ulil. Tak pelak ulil menahan ketawa dan balas “Udah gw bilang lo jangan dateng pas akad, ce, nanti gw ketawa gimana pas akad.” hahahhahaa. Tadinya saya mau menceritakan kejadian lucu taxi kami melintas di depan iring-iringan pengantin pria, tapi saya bilang nanti aja kelar akad baru diceritain, daripada ketawa2 bahaya :P

Prosesi akad yang sangat mengharukan terjadi. Saya memang paling senang melihat prosesi akad nikah, karena sangat sakral dan kekeluargaan. Mengharukan. Demikian juga akad nikah ulil. Terlebih saat ulil memohon izin untuk direstui menikah, memohon maaf atas segala dosa yang telah ia lakukan kepada Bapak dan Ibunya serta rasa terima kasih yang luar biasa atas kasih sayang yang telah diberikan selama ini. Saat Bapak dari Ulil membacakan ijab, maka disambut dengan lantang oleh Wisnu. Luar biasa, merinding. Saat-mengharukan itu membuat ulil menangis, dan cukup dengan kode tatapan mata ke saya, saya pun paham dia minta tisue akakakak. Dasar kontak batin. Alhasil saya jadi asisten bolak balik, ngasih tisue dan ngambil tisue sekaan air mata :”D

Tidak banyak yang bisa saya ungkapkan atas rasa bahagia ini, dengan penuh doa saya mengharapkan pernikahan Ulil dan Wisnu diberkahi dan diberikan keturunan yang sholeh dan sholehah. Senang rasanya Asyrs (saya, ulil, ocon, kingkong dan iput) bisa berkumpul pada pagi hari itu saat akad, menyaksikan momen sakral yang sangat bersejarah itu. Saking bahagianya, lebih baik saya apresiasikan lewat foto. *lah *bilang aja mau narsis.

Doa untuk orang yang menikah :
“Barakallahu laka wa baraka ‘alaikuma wa jama’a bainakuma fii khair”
Artinya, Semoga Allah memberkahi kalian berdua, dan memberkahi di atas kalian berdua, dan menghimpun kalian berdua dalam kebaikan.

Happy Wedding dear my koplak twin an brother, i’m freakingly happy for you both, really! Have a wonderful marriage :)

- Noni Halimi

No comments:

Post a Comment