Pagi itu saya dibangunkan oleh dinginnya AC kamar hostel. Awalnya saat siang itu kami datang, saya mencak-mencak gegara AC kamar gak dingin membuat lembab semakin menjadi, namun kebalikannya dengan malam hari, superb dingin banget sampe nyaris beku! *okay ini lebay* Saya pun membangunkan Ampi dan Febi untuk Sholat Shubuh. Setelah Shalat kami pun bersiap untuk perjalanan hari ini. Kamar mandinya memang sharing, namun termasuk bersih dan tersedia air hangat apabila ingin menyalakan heaternya. Sebelum keluar hostel, kami menuju dapur untuk membuat sarapan. Memang hostel ini menyediakan fasilitas seterika, sarapan, ambil minum sepuasnya, bebas titip makanan di kulkas.
Di ABC Backpackers Hostel menyediakan roti, mentega, gula, krimer, selai strawberry, dan dua toast maker untuk membuat roti panggang. Berhubung saya tidak terlalu suka toast bread krn rotinya jadi agak keras, saya pun tidak menggunakan toast maker. Saya makan roti seperti biasanya sesekali dicelup ke cangkir teh. Setelah kenyang mengisi amunisi tak lupa mengisi penuh botol minuman kami masing-masing, kami pun bergegas keluar hostel. Untuk traveller, ada barang-barang yang wajib dibawa saat bepergian : paspor (ini wajib, kalo kata Bapak saya, paspor ini ibaratnya adalah nyawa kita di negeri orang), botol minuman (krn air mineral kemasan mahal, dan pastinya kita akan banyak minum berhubung perjalanannya panjang), payung (krn cuaca tidak menentu bisa panas banget bisa tiba-tiba hujan), tissue kering maupun tissue basah, alat sholat, alat komunikasi, kamera dan yang pasti adalah uang hehehehe.
First destination kami hari itu adalah menuju MRT Orchard untuk ke Singapore Botanic Garden. Sebelum ke MRT Bugis, kami berhenti di 7eleven dekat hostel lagi dan membeli EZ Link Card. Kali pertama saya ke Singapura saya banyak menggunakan taxi, dan tidak membeli EZ Link Card, sehingga apabila naik MRT kami harus membeli tiket MRT di mesin tiket dengan uang cash. Kali ini saya mau menggunakan fasilitas EZ Link Card, karena saya akan banyak mengeksplor MRT (balas dendam kemaren2 ke sini tapi gak terlalu eksplore MRT hehehehe). EZ Link Card adalah kartu yang berfungsi sebagai alat pembayaran alat transportasi di Singapura. Kartu ini sakti dan wajib dimiliki kalau gak mau ribet ngeluarin recehan untuk beli tiket MRT atau tiket Bis.Cara pemakaiannya mudah sekali, untuk di MRT hanya tinggal letakan di tempat pendeteksi lokasi pintu masuk MRT. Saat kita meletakan EZ Link Card, saat itu lokasi kita terdetect otomatis. Apabila sudah sampai di tempat tujuan, kita akan meletakan EZ Link Card lagi di pintu keluar. Saat itulah lokasi akan terdetect bersamaan dengan otomatis pemotongan uang kita di EZ Link Card. Harga EZ Link Card adalah $10 dengan isi di dalam kartu sebesar $5. Saya memutuskan untuk langsung top up sebesar $10, sehingga total uang kami di EZ Link Card adalah $15, saya pikir cukup lah untuk 3 hari di Singapura. Ohya, apabila ingin top up isi EZ Link Card, tinggal ke 7eleven atau ke mesin pembelian tiket MRT, dan pilih top up dan masukan uang top up, minimum top up adalah $10.
Orchard Road |
Back to our journey, kami akan menuju Orchard Road (MRT Orchard) melalui MRT Bugis. Kami naik MRT Bugis arah Joo Koon dan berhenti untuk transit di MRT City Hall. dari City Hall kami menuju MRT Orchard (arah MRT Jurong East). sampai di Orchard baru pukul 09.30, masih sepi sekali area di sini. Orchard Road adalah kawasan hang out dengan jejeran Mall besar dengan brand brand ternama yang mahalnya gilak banget, gak sanggup lah kalo belanja di sana, hahaha. Kami menghabiskan waktu sesaat untuk sekedar foto-foto di depan Orchard Road. Setelah puas foto, kami melanjutkan perjalanan menuju Singapore Botanic Garden. Ini kali pertama saya ke SBG. Sebenarnya bisa saja kami ke Singapore Botanic Garden dengan MRT Circle Line, langsung turun di depan Singapore Botanic Garden. Namun saya ingin mengajak rekan saya berputar dan berjalan seputar Orchard Road, karena apabila tidak disempatkan pagi itu ke sana, maka tidak ada waktu lagi yang pas dan rute yang pas.
Orchard Road |
Kami berjalan panjang dan saat melalui Naseem Road yang super sepi, saya menyadari bahwa perjalanan masih sangat panjang di depan. Itu di peta jalanan masih luruuuuuuus panjang hahahahhaha! Kecapean jalan, akhirnya kami istirahat dulu sebentar di pinggir jalan. Tiba2 melintaslah taxi ala-ala taxi Malaysia dengan supir melayu, tebakan saya sih dari Malaysia. Supir tsb memperhatikan kami yang berjalan kaki. Kesian bener kali ya keliatannya sampe duduk2 cekikikan di pinggir jalan hahhahah (apa jangan2 dikira TKW, siaal..)
Kami melanjutkan perjalanan kembali, berjalan. Namun taxi tersebut mengikuti kami, dan saya menyadarinya. Supir tsb menawarkan taxinya, awalnya kami tidak mau. Namun supir tsb kekeuh menawari taxinya. Febi dan Ampi masih pikir-pikir. Tiba-tiba entah kenapa, saya merasa harus naik taxi, karena berhubung saya tahu lokasinya masih lumayan jauh, dan feeling saya kalau supir taxi ini orang baik. Awalnya taxi itu akan memutar balik, namun saya perhatikan taxi itu tidak puter balik, justru malah mengikuti kami. Bismillah. "Ayo kita naik taxi." ujar saya sambil menyebrang jalan ke arah taxi tsb tanpa kompromi dulu dengan dua rekan saya, keputusan sepihak dan tiba-tiba memang haha, entah mengapa saya yakin bahwa kami harus naik taxi. Febi sempat bilang "emang uang kita cukup?" taxi memang agak mahal di Singapura, dan kondisinya memang saat itu lagi kere-kerenya, tanggal 25 gajian masih esok pagi kalau mau ambil uang di ATM :P Saya bilang "Gapapa, ada kok, naik aja." saya meyakinkan Febi. Padahal saya gak menengok ke dompet sama sekali untuk cek apa bener masih ada hahahha. Karena saya yakin Allah pasti menolong perjalanan kami.
Bapak tsb menanyakan kami ingin kemana? Kompak kami bilang akan ke Singapore Botanic Garden. "Jalan darimana?" tanya Bapaknya lagi. Saya pun menjawab "Orchard Road" tak pelak kagetnya Bapak itu "Masya Allah, jauhnya kalian jalan. Jauh kali itu sampai ke Singapore Botanic Garden". Saya hanya cengar cengir. dari Orchard Road menuju Naseem Road sih tidak terlalu jauh buat saya, namun menyusuri Naseem Roadnya yang gilak banget, mana gak ada pemandangan asik kecuali jalanan luruss dan pohon-pohon pinggir jalan. Kami pun mengobrol dengan Bapak itu, lagi asik-asiknya ngobrol kami pun baru sadar, kok argonya tidak dinyalakan. Febi pun bertanya "Pak, Argonya kok tidak dinyalakan?" Dengan santainya Bapak itu menjawab "Tak perlu lah, Abang antar kalian sampai Singapore Botanic, tak perlu lah membayar, mau tolong." Hampir keselek saya dan rekan-rekan saya, serius nih gak usah bayar?? dan benar saja, saat sampai di SBG, kami benar benar ditolak pembayaran, kami pun menutup pertemuan kami dengan doa kepada Bapak supir taxi tsb semoga amalan mulianya diterima Allah dan makin luas rejekinya, aamiin.
Sekalinya naik taxi dadakan, eh gratis. Kali kedua saya ditolong orang Malaysia. Yang pertama saat di Bandara Kuala Lumpur, di bagian Imigrasi dan pengecekan muatan. Saat itu memang muatan kami berlebih seharusnya masuk ke dalam bagasi. Namun kami sudah selesai berurusan dengan bagasi, dan niatnya sisanya akan dimasukkan ke kabin. Tadinya memang kami diminta untuk meletakkannya di bagasi dan membeli bagasi tambahan. Namun berkat mas-mas Malaysia yang baik hati, akhirnya kami diizinkan untuk meletakkan sisa koper kami di kabin, yeaaay Alhamdulillah. Pertolongan Allah itu dekat, saya yakin sekali dengan ayat tsb setiap saya melakukan perjalanan di mana pun.
Sampai di Singapore Botanic Garden melalui pintu belakang (di luar dugaan saya, hehehhe) karena saya tidak melalui main gate dari MRT Botanic Garden. Sesampainya di SBG, kami berkeliling sembari menuju MRT Botanic Garden. Masuk Singapore Botanic Garden tidak dipungut biaya sepeser pun kecuali jika ke Orchard Garden. Singapore Botanic Garden buka dari pukul 10.00. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan segerombolan Kindergarden School, bocah-bocah dengan berbagai etnis berjalan beriringan dan tas ransel imut dan muka-muka imut mereka. Dengan ilmu sotoy yang saya miliki, saya menebak bahwa krucil-krucil tsb akan ke Jacob Ballas Childrens Garden. Lokasinya Jacob Garden memang searah dengan tujuan kami yakni MRT Botanic Garden. Karenanya kami berjalanlah di belakang mereka, sambil mengendap-endap layaknya pencuri anak (hehehe ya nggak lah. tp pengennya sih bawa pulang 1, lucu bener abisnya *tetep)
Singapore Botanic Garden, Singapore |
Ternyata jauh juga lho dari pintu Selatan ke MRT Singapore Botanic Garden, ciyus deh! Hingga pada saat kami menemukan main gate seperti pernah saya googling di internet, saya pun terhuraaaaaa sekali *lap sapu tangan *seka ingus. Tidak kami sia-siakan momen mengharukan itu dengan foto-foto di depan tulisan Singapore Botanic Garden haha. Kami langsung menuju MRT Singapore Botanic Garden menuju Chinese Garden. Dari MRT Circle line Singapore Botanic Garden kami transit di MRT Buona Vista untuk melanjutkan ke MRT Chinese Garden. Sesampainya di Chinese Garden yang saya juga baru pertama kali ke sini hahaha, dengan ilmu sotoy bersama kami pun keluar MRT dan ambil langkah ke arah Pagoda menjulang yang tadi di atas MRT terlihat sekilas. Itu pasti Chinese Garden! pikir kami, hehe. Dan memang benar, di sanalah Chinese Garden. Hanya berjalan lurussss saja dari MRT Chinese Garden.
Pagoda di Chinese Garden |
Chinese Garden, Singapore |
Japanese Garden, Singapore |
Sampai di lokasi, terlihat jembatan merah yang membelah sungai yang cukup lebar. Tak lupa kami mengabadikannya dengan foto, setelah itu baru masuk ke pintu utama. Kami berjalan cukup ragu, karena saya baca di google, bahwa masuk Chinese Garden itu ada biaya-nya. Namun mata saya berkeliling mencari counter tiket, tapi tidak ada penjaganya. Ya sudahlah, mungkin emang kita gak perlu bayar hahahaha. Akhirnya dengan pede aja kami masuk. Ternyata garden ini tidak hanya Chinese Garden, namun ada pula Japanese Garden. Kami memutuskan untuk menuju ke Japanese Garden dan berfoto-foto di sana. Saat itu aselik panassss banget! Japanese garden ditanda dengan landmark Jembatan putih besar dan kokoh yang melintang. Dibaliknya ada taman-taman Jepang dengan pohon bonsai khas Jepang. Kelar berkeliling dan foto, kami beristirahat di saung. Eh bukan saung sih, lebih mirip kelenteng. Tapi anggep aja saung lah, soalnya kita mau sholat. hehehe. Tanpa ragu-ragu, kami menggelar sajadah yg disponsori oleh BNI Syariah (tetep yaa, goodie bag BNI Syariah juga saya bawa-bawa mau kemana pun, kebiasaan ajang publikasi banget hahaha), dan mengeluarkan mukena untuk Shalat. Usai shalat, kami ngaso-ngaso sebentar sambil ketiduran gegara anginnya enak banget dan kondisinya memang panas.
Next Destination kami adalah IKEA Alexandra Road. IKEA merupakan perusahaan Swedia yang mendunia karena produk-produk rumah tangga (homeware) yang lucu dan unik. Di Singapura sendiri ada 2 buah IKEA yakni di depan Anchor Point, Alexandra Road dan di Tampines. Saya memutuskan untuk ke IKEA Alexandra Road yakni turun di MRT Queenstown, keluar melalui exit A ke arah kiri dan menyambung dengan SBS No.195. Uniknya di IKEA ini ada showroomnya, dibangun kubikel2 showroom ruangan-ruangan di rumah dari living room, family room, dining room, bed room dan bath room. Semuanya lucu-lucu dan menginspirasi untuk rumah yang minimalis dan banyak memanfaatkan tempat. Kreatif!
Showroom IKEA, Singapore |
Usai dari IKEA kami pulang menuju Bugis, dan mampir di Bugis Street untuk belanja secukupnya. Bugis Street merupakan salah satu destinasi belanja yang bisa saya rekomendasikan karena banyak menjual souvenir dan barang-barang lucu, hehe. untuk souvenir biasanya dibandrol borongan, misalnya $10 untuk 3 item souvenir, salah satunya paket key chain (gantungan kunci). Kalau pinter mencari, kamu bisa dapatkan gantungan kunci dengan $10 dapat 18-24 buah. Lumayan untuk dibagi-bagi. Namun apabila ingin key chain yang kualitasnya bagus dan gambarnya unik bisa cari yang harganya $10 dapat 6pc keychain dengan packaging satu-satu, tidak rombongan. kalau ingin mencari kaos pun bisa di sini, dengan harga $10 kamu bisa dapat 3-4 kaos, tergantung kualitasnya. Saya menemukan kaos yang samaaaa persis dengan yang dijual di Mustafa Center. Saya ingat harganya $11 di Mustafa. Iseng saya tanya di Bugis Street, ternyata harganya $13, wow lumayan juga. Ternyata ada juga yang lbh mahal di Bugis Street.
Usai belanja, kami pun pulang dengan suksesnya ngurut kaki. Pegel juga garden-gardenan hari itu :D Pelajaran yang bisa saya ambil untuk hari itu adalah pertolongan Allah memang benar dekat adanya jika kita percaya.
No comments:
Post a Comment