Good Morning! This is our last time walkingtour at Singapore, and we have to go back to Indonesia *nangis peres kanebo* Shubuh itu menyengat skali udaranya, saya bangun dan cek twitter, alangkah terkejutnya baca nerita soal berpulangnya Ust.Jefri Al Buchori karena kecelakaan tunggal motor saat pulang dari acara dakwah beliau. Spontan saya merinding dan lemes baca beritanya, inna lillahi wa inna ilaihi ro'jiun. Tidak ada yang tahu umur manusia, beliau berpulang dengan cepatnya :(
Hari ini bertepatan juga dengan ulang tahun pernikahan kedua orang tua saya. Doa saya panjatkan juga pagi itu untuk kedua orang tua saya. Pagi itu saya dan rekan saya telah berkemas rapi, packing sudah selesai dan memang itinerary hari itu hanya berkeliling di sekitar hostel kemudian check out menuju Batam.
Setelah sarapan kenyang, kami menuju Istana Kampong Glam yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Kubor. Ohya, ada hal mengejutkan yang baru kami ketahui mengenai Jalan Kubor. Kemarin saat pulang dari China town, sengaja saya memilih jalur pedestrian di seberang jalan. Iseng. Niatnya sih supaya gak bosan aja lewat rute yang itu-itu saja. Saat berjalan, mata saya berkeliling melihat lihat. Ternyata ada kawasan dengan batu-batu nisan tidak beraturan,dan benar saja itu adalah kawasan tempat pemakaman umum. Miris melihatnya, sangat tidak terawat. Sangat berbeda dengan tradisi di Indonesia mengenai pemakaman. Dan tiba tiba kami teringat dengan lokasi hostel kami di Jalan Kubor, yang mungkin bisa diartikan seperti Kober, tempat pemakaman umum.
Malay Heritage Center |
Calendar Malay Heritage Center |
Kembali lagi ke itinerary, kami berjalan melalui Kandahar Street dan kami langsung menemukan Malaysia Heritage Center. Namun karena masih pagi sekali, tempat wisata berilmu itu belum buka. Nama daerah tersebut adalah Istana Kampong Glam. Di dalamnya terdapat rangkaian acara yang dipentaskan dan digelar oleh komunitas Malaysia yang ada di Singapura. Persis di depan Istana Kampong Glam berdiri sebuah Masjid besar dan megah yang bernama Masjid Sultan. Bentuknya seperti diwarnai ciri khas ornamen India dan mirip kubahnya Taj Mahal (walaupun Taj Mahal bukan Masjid). Kubah yang berwarna kuning dan lokasi yang cukup mudah untuk ditemui membuat Mesjid Sultan ramai dikunjungi wisatawan asing mancanegara. Tak jarang wisatawan asing yang non Muslim penasaran dengan Masjid ini mengabadikan melalui foto dan masuk untuk melihat-lihat.
Masjid Sultan |
Bagian depan Masjid Sultan |
Kandahar Street |
Setelah puas berkeliling singkat, kami check out dari hostel dan menuju ke MRT Bugis - MRT Harbourfront. Sampai di Harbourfront kami langsung mencari counter Batam Fast untuk check in. Namun saat itu saya benar benar lupa cek jadwal keberangkatan Batam Fast. Tanpa memperkirakan waktu, kami langsung menuju Harbourfront. Saat kami lihat jadwal, ternyata Batam Fast dengan tujuan Batam Center sudah berangkat setengah jam yang lalu *tepok jidat* Saya langsung memutar otak dan mengambil keputusan untuk tujuan Sekupang yang akan berangkat setengah jam lagi.
Kami kemudian menuju lantai 1 untuk check in. Namun kami hanya menemukan check in bagasi dan tidak menemukan counter Batam Fast. Agak sulit berjalan cepat dengan membawa barang-barang. Kami putuskan untuk salah seorang dari kami tunggu di waiting area bersama semua barang, dua orang dari kami mencari counter Batam Fast. Ampi menunggu di waiting area, sedangkan saya dan Febi mencari counter Batam Fast. Kami bertanya kepada salah seorang penumpang, kayanya counter Batam Fast ada di lantai 3. Namun saya dan rekan tidak menemukannya. Lalu kami melihat peta counter-counter yang ada di tempat tersebut. Dan ternyata Batam Fast counter ada di lantai 2. Saya dan Febi langsung berlari menuju counter. Saat itu tinggal tersisa 10 menit lagi sebelum ferry berangkat *lap keringet
Begitu melihat counter Batam Fast yang lokasinya agak di pojokan saya dan Febi makin berlari sambik kegirangan, akhirnya ketemu juga. Kami check in dan menyerahkan 3 paspor dan membayar port tax sebesar $6 tiap orang. Setelah check in, kami langsung menuju waiting area dan bergegas ambil barang dan menuju ke tempat keberangkatan ferry. Hanya menunggu kurang dari 5 menit, kami langsung diijinkan untuk masuk ke ferry Batam Fast. Alhamdulillah, waktu yang cukup kritis. Kami langsung masuk ke ferry, meletakkan barang dan memilih seat paling depan persis di depan tv. Perjalanan kami akan menghabiskan waktu 45 menit menuju Sekupang. Kami berlayar ditemani oleh film Mr.Bean Holiday. Tiba-tiba kami teringat semua pengalaman kami di Singapura :')
Well, waktu tidak terasa sehingga provider SingTel mulai tidak berfungsi, kami segera ganti simcard masing-masing. Welcome home, Indonesia. Kami merapat di Pelabuhan Sekupang. Sesampainya di Pelabuhan, seperti biasa, kamibcari-cari informasi dulu dengan mengobrol dengan petugas Imigrasi. Awalnya Bapak ini ngomel gara2 kami tidak segera berjalan ke dalam pelabuhan, malahbasik ngobrol sambil foto-foto hahaha. "Susah ya, kalo ibu-ibu udah rumpi, lama" begitu celotehnya ketika kami menghampiri Bapaknya. Dengan santai saya jawab "iya nih pak, seru rumpinya, sampe lupa masuk deh" *cengengesan* Salah satu rekan saya ada yang kesal ditegur seperti itu, namun ya sudahlah, emang kita yang salah kok.
Selesai berurusan dengan imigrasi, kami menuju pintu keluar pelabuhan, eh ketemu lagi sama Bapak yang ngomel di pinggir pelabuhan tadi. Sepik-sepik diajak ngobrol sekalian tanya2 hotel murah di area Nagoya. Kami pun bertama ongkos taxi dari pelabuhan Sekupang ke Nagoya kira2 berapa. Ternyata harganya Rp. 80.000. Ada hal nekat yang gak boleh ditiru backpacker atau traveller, yakni gak punya itinerary dan belum booking hotel hahahaha. Saat perjalanan kali itu, memang tugas saya membuat itinerary Singapore, dan rekan saya itinerary Batam. Namun sampai berangkat pun gak ada itinerary Batam dan hotel belum dipesan.
Saya googling hotel di tempat, dan langsung telepon, namun sayang full booked. Kemudian kami meminta saran dan rekomendasi kepada Bapak yang tadi ngomel itu, katanya Hotel Ramayana Nagoya saja, harganya cukup terjangkau.
Kami pun nurut sama apa kata Bapak itu, berhubung kami tidak tahu daerah sana dan kali pertama ke Batam. Supir taxi pun dipesankan oleh Bapak itu supaya mengantar kami ke hotel Ramayana dan berpesan kalau hotel penuh atau kami tidak mau, carikan lagi hotel sekitar sana yang terjangkau, jangan ditinggal. Setelah mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa ke Bapak itu, kami masuk taxi. Teman saya jadi gak enak awalnya kesel sama Bapak itu, padahal baik orangnya :D
Sampai di hotel Ramayana, kami cek avalaible kamar untuk 3 orang, ternyata kamar normal dengan harga Rp.200.000/malam habis di booking. Adanya Deluxe Room dengan harga Rp.250.000/malam. Kami pun memutuskan untuk memesan kamar tersebut tanpa pikir panjang. Hotelnya cukup namun lumayan lah dengan harga segitu dapat kamar yang luas. Sampai di kamar, kami kelelahan dan kelaperan yang pasti. Segera kami telepon layanan makanan dan pesan 3 porsi nasi goreng spesial dengan harga Rp.18.000/porsi. Cukup murah untuk makanan hotel sih. Dan lebih tercengang lagi ketika lihat nasi gorengnya, nasi goreng dgn campuran sosis, baso, 1 telur mata sapi dan 1 potong ayam goreng. Wow. Ini sih worth it banget! Tanpa komando lagi, kami langsung menghajar nasi goreng tersebut tanpa ampun :D
Kami rehat sejenak dan mandi sore, usai Maghrib kami baru jalan lagi ke arah Mall Nagoya Hill untuk melihat lihat. Tadinya saya penasaran untuk ke Lucky Plaza yang terkenal dengan barang elektroniknya. Namun karena lokasinya cukup jauh dari hotel Ramayana, akhirnya kami mengurungkan niat kami, males naik taxi-nya hahaha. Sesampainya di Nagoya Hill kami berkeliling, ternyata luas juga ini Mall. Kami juga mampir ke hypermart untuk membeli cemilan. Rasanya pengen beli chiki dan minuman kemasan, secara mahal di Singapura :))
Keesokan harinya, Bapak sms saya untuk mampir ke Martabak Har. Kata Bapak lokasinya tidak begitu jauh dari Hotel Ramayana. Kami pun menuju Martabak Har makan di sana dan sempat memesan untuk take away. Martabak Har adalah martabak asal Palembang yang terbuat dari telur bebek. Kami pesan roti canai untuk dimakan di tempat serta teh tarik. Sedapnyaaaa. Harga roti canai cukup murah hanya Rp.7000 sedangkan harga martabak Har adalah Rp.15.000. Setelah kenyang, kami mampir ke toko yang menjual grosir makanan ringan dan palstik kemasan yang bertali. Memang plastik itu hanya dijual di Batam, dan Ibu saya sudah wanti-wanti agar saya tidak lupa beli plastik tersebut.
Setelah beli makanan ringan, kami menuju Nagoya Hill Mall untuk terakhir kalinya, karena rekan saya Febi ingin menukar tas yang dibelinya kemarin. Waktu yang cukup mepet, pukul 12.15 kami check out dari hotel menuju Bandara Hang Nadim. Pesawat kami berangkat pukul 14.00 dan saat itu sudah menunjukkan pukul 12.30. AARGHH!! mulai stress ketika macet dan hujan turun tiba-tiba. Setiap pulang dan perginya perjalanan kami ada hujan. Saat tiba di Singapura hujan, pulang dari Singapura gerimis. Sampai Batam hujan, saat meninggalkan Batam pun diiringi rintik hujan.
Sampai di Bandara pukul 13.30 safe, kami masih bisa check in dan langsunh menuju di waitinh room. Sambil fokus sama gadget masing-masing. Betapa kagetnya saya ketika membaca timeline twitter. Astaghfirullah, Mall Nagoya Hill yang baru saja kami datangi tadi terjadi ledakan dan kebakaran. Kami tercenung dan lemes seketika. Kami baru saja dari sana sebelum check out. Sambil bersyukur lepas dari musibah, kami mendoakan pengunjung dan pemilik toko yg terkena musibah tersebut. Alhamdulillah kami masih diselamatkan dari kejadian tersebut.
Pesawat kami take off dan landing dengan mulus, Alhamdulillah kami sampai Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat. Akhir perjalanan kami ditutup dengan banyak pengalaman menarik :D - Noni Halimi
No comments:
Post a Comment