Bulan
Februari 2014 lalu saya terbang ke Bangkok dalam keadaan deg-deg-an. Bagaimana
tidak, saat itu ternyata masih terjadi kerusuhan dan demostrasi warga Bangkok.
Aksi ini sudah berlangsung dari November 2013. Saya pikir Februari udah bosen
demo, ternyata masih juga ada, bahkan makin gencar karena mendekati waktu
Pemilu di Thailand. Demo ini bertujuan untuk menggulingkan Perdana Menteri
Bangkok cantik bernama Yingluck Shinawatra. Para demostran dan pihak oposisi
memaksa PM Bangkok untuk mundur dari kursi jabatannya. Terlebih ketika Thaksin
Shinawatra, kakak dari Yinluck yang merupakan mantan PM, melarikan diri dari
jeratan kasus korupsi. Yinluck dianggap membantu kakaknya dan bersekongkol
dalam kasus korupsi.
Aksi
demo ini bukan tidak heboh, bahkan aksi ini sudah banyak memakan korban.
Beberapa ledakan terjadi di tengah-tengah kegiatan demonstran. Para demonstran
beberapa kali menduduki pusat kota Bangkok dan memblokade jalan raya. Saya yang
berencana pergi ke Bangkok jadi agak mikir. Bahkan saya disodorkan berita
mengenai kersusuhan Bangkok oleh Bapak saya H-3 sebelum keberangkatan. Namun
apa pun yang terjadi, tiket sudah dibeli, jadi saya tetap berangkat. Bismillah.
Kami pun agak merombak itinerary perjalanan dan meminimalisir ke daerah yang
rawan akan demo. Kami mungkin mendekati, namun
hanya sebentar saja. Tidak lupa kami rajin baca informasi mengenai
Bangkok Shutdown dan lokasi-lokasi konflik. Selain itu kami memang dihimbau
untuk tidak menggunakan atribut berwarna kuning atau merah, dan tidak
menggunakan atribut bendera Thailand. Hal ini untuk membedakan demonstran
dengan warga sipil lainnya.
Dengan
baca doa yang super, temen-temen yang mau perang ke daerah konflik (siaaal),
minta doa restu dari orang tua, kami pun tetep berangkat ke Bangkok. Berikut
penampakan Bangkok Shutdown yang ada di area National Stadium, Siam dan
sekitarnya. Benar kata media, memang masih terjadi demonstrasi.
Demo Yang Mirip Kemping |
Bangkok Shutdown |
Demonstasi
yang dilakukan di Bangkok berbeda jauh dari bayangan saya. Berhubung saya
tinggal di Jakarta, dan sering juga melihat orang demo, bahkan jaman mahasiswa
malah ikut jadi peserta demo, dalam bayangan saya yaaaa...pendemo akan
beriringan di pinngir jalan, berorasi, dan jika ada kerusuhan..ya nasip deh
bentrok. Namun apa yang saya temukan berbeda sekali. Di Bangkok, aksi demo ini
dilakukan dengan sangat tertib. Mereka menggunakan atribut demo, membangun
panggung, berorasi, bahkan ada hiburan musik (ini demo apa kondangan dangdutan
sih). Peserta demo duduk-duduk tertib di depan panggung sambil membentangkan
atribut, tulisan, gambar yang mendukung aksi mereka. Bahka yang lebih lucu
lagi, di stasiun National Stadium, terdapat lapangan cukup luas, mereka
menggelar tenda hijau tentara, berbaris rapiiiii. Mereka menginap dalam rangka
demo kepada pemerintahan, Lucu, ini demo apa kemping sih. Walaupun terlihat
aman, bukan berarti tidak ada provokator dan potensi untuk rusuh. Jadi saya dan
rekan-rekan hanya sekedar melihat dan segera menjauhi dari tempat lokasi demo.
Cukup tahu saja, di sana demonya anti maintream gak kaya di Jakarta.
Besok-besok saya kasih masukan untuk para demonstran kalau mau protes yang
kreatif dikit, mungkin sambil bawa peralatan masak, terus masak-masak, abis itu
masakannya dibagiin ke penonton demo (iyaa....ini demo memasak!)
No comments:
Post a Comment