Saturday, September 20, 2014

Madame Tussauds Bangkok

Menjelang siang hari lepas dari Chatuchak Weekend Market kami langsung bergegas ke Madame Tussauds yang terletak di Siam. Kami menaiki BTS dari Mo Chit menuju Siam dengan harga tiket BTS 42 THB. Karena panas yang super maka kami pun memutuskan untuk mencoba membeli ice cone McD yang berada di dalam stasiun Mo Chit. Harganya 9 THB atau lebih mahal daripada harga aqua dan harga ice cone di Indonesia. Tapi jangan khawatir, ukuran Bangkok memang selalu super big. Ini ice cone sampe lama bener saya bisa ngabisinnya sakit super gede. Padahal biasanya saya paling cepat kalau disuruh ngabisin ice cream. Madame Tussauds terletak di Siam Discovery lantai 6. Rupanya lokasi Siam Discovery sangat mudah ditemukan. Bekal bertanya orang sana sini, kami pun sampai di Madame Tussauds. Kami harus menyebrangi Siam Paragon (Mall besar dengan lambang huruf P di bagian depan gedung) dan Siam Center. Setelah menyeberang mall tersebut baru kami sampai di Siam Discovery dengan papan besar bertuliskan Madame Tussauds.

Sebenarnya saya sudah lama sekali ingin pergi ke Madame Tussauds. Untuk ke Madame Tussauds London agaknya masih lama dan belum cukup budget, maka Madame Tussauds Bangkok adalah yang paling dekat, hahaha. Begitu sampai di depan registrasi saya langsung menunjukkan bukti booking dan pembayaran tiket masuk Madame Tussauds. Jika kami masuk sebelum pukul 12.00 pm maka akan ada potongan harga. Untuk pembelian secara online juga mendapatkan potongan harga. Standar tiket untuk dewasa adalah 800 THB. Jika dilakukan pembelian online maka harga tiket menjadi 640 THB. Dan jika masuk sebelum pukul 12.00 siang maka tiket bisa dibeli dengan harga 480 THB saja atau hemat 40% dari harga normal. Menarik bukan.

Untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi laman berikut ini : www.madametussauds.com/bangkok/en/

Pose di depan Madame Tussauds

Chatuchak Weekend Market

Pagi hari di Bangkok tepat hari Minggu akan saya manfaatkan untuk ke Chatuchak Weekend Market yang berlokasi tidak jauh dari terminal Mo chit. Kami hanya butuh berjalan kaki dari Mo Chit. Berbekal peta yang sudah saya jarah di Bandara hari kemarin, maka dengan penuh percaya diri saya yakin nggak akan nyasar ke Chatuchak. Tentunya dengan modal tanya sana sini juga sih hehehehe.

Kami berangkat dari hostel menuju Samsen Road tempat pemberhentian bus sekitar pukul 06.40 pagi. saat itu masih sepi dan belum penuh kendaraan bermotor. Jalanan lengang dan masih cukup dingin. Bus besar yang kami naiki tanpa AC dengan kondektur seorang wanita yang sigap mengguncangkan kaleng sebesar kaleng Pringless yang berisi koin recehan untuk kembalian. Empat toiket untuk ke terminal Mo Chit kami harus membayar 11.5 THB. Lepas membayar dengan uang deposit kami bersama, dilanjutkan dengan menikmati perjalanan pagi hari di kota Bangkok. Hingga tidak terasa sampailah kami di terminal Mo Chit. Kami hanya berjalan kaki sedikit menuju Chatuchak Market. 

Pose dulu di Bus
Chatuchak (baca: Jatujak) adalah pasar tradisional yang hanya buka pada saat weekend (Sabtu Minggu) di Bangkok. Lokasinya berada di Chatuchak dekat dengan BTS Mo Chit. Chatuchak Market adalah pasar yang sangat banyak menjual barang barang. Lebih tepatnya one stop shoping. Karena kamu bisa menemukan banyak barang di sini. Dari baju, peralatan rumah tangga, kaos, cinderamata khas Bangkok seperti tas, gantungan kunci, hiasan dinding, tempelan kulkas, dan masih banyak lagi tersedia di sini. Tipsnya ketika berbelanja di sini adalah tentukan apa yang akan kamu beli sebelum masuk Chatuchak, karena banyaknya ragam yang dijual disesuaikan dengan lorongnya masing-masing. Misal lorong (soi) 1-3 untuk baju-baju, lorong 4-6 untuk makanan dan seterusnya. Sehingga ketika kamu sudah menentukan akan membeli apa maka sudah pasti akan menentukan akan masuk soi berapa. Hal ini untuk meminimalisir nysar dan buang-buang waktu dengan berjalan tanpa arah (tssaaaahhh).

Selain itu, agaknya prinsip membeli pada pasar di seluruh dunia akan berlaku hukum yang sama, yakni jika sudah ada barang yang diminati maka tawarlah dengan harga yang paling murah untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan selera dan kantong. Demikian halnya dengan di Chatuchak, jangan malu untuk menawar harga dari harga awal yang mereka tawarkan. Terlebih lagi jika kamu membeli beramai-ramai dan dalam jumlah yang banyak biasanya akan diberikan potongan harga. Jangan lupa untuk survey alias berkeliling ke toko yang berbeda dengan barang yang sama untuk mencari perbandingan harga dan mendapatkan harga yang paling murah. Jangan ragu untuk bolak balik karena di sini memang banyak toko yang menjual barang yang mirip-mirip satu sama lain.

Jangan kalap untuk langsung membeli banyak barang. Selain Chatuchak masih ada lagi tempat perbelanjaan di Bangkok yang sayang untuk dilewati begitu saja. So, keep your money save in your pocket. Puas belanja kami keluar dari area pasar tersebut dan mencoba membeli mangga potong yang dijual di pinggir jalan. Ini kali pertama saya merasakan mangga Bangkok. Warnanya kuning, dan diberi bumbu garam gula selayaknya rujak pinggir jalan. Berbeda dengan di  Indonesia yang menggunakan sambal kacang, kalau di Bangkok hanya sebatas bumbu butiran garam manis asam asin ala-ala Pazzolla (untuk yang sudah pernah nyoba). saya pikir dengan warna kuning terang tersebut rasanya akan super asam, namun aneh ternyata rasanya sangat manis. Luar biasa. Harga seplastik mangga yang sudah dipotong adalah 10 THB (which is itu satu mangga gede utuh yang dipotong-potong). Lumayan murah lah. Tak lupa kami membeli aqua botol seharga 7 THB di pinggir jalan untuk menghilangkan rasa dahaga dan teman sarapan roti pagi hari :D

Buah buahan Rujak

Amazing House Bangkok

Perjalanan masuk ke Samsen Road Soi Song (2) penuh lika liku dan pemandangan kiri kanan kursi dan meja yang penuh dengan muda-mudi yang sedang bercengkrama di malam hari. Saya pikir mungkin itu adalah turis. Memang suasana lorong tersebut lebih mirip dengan China Town yang saya temui di Singapore atau Kuala Lumpur. Restoran pinggir jalan dalam gang yang cukup sempit muat satu mobil. Sampai di depan pintu hostel tak lupa kami mengucap syukur akhirnya ketemu juga sama ini hostel. Kami memesannya melalui Booking.com dan kami akan melakukan pembayaran di tempat alias on the spot. Kami berencana menginap 3 malam dengan 2 kamar tidur tanpa AC dan double bed. Kami memilih hostel yang kiranya cukup murah dan sesuai dengan budget kami. Namun ini hostel emang terlalu murah sih.

Kami memberanikan diri untuk masuk dan bertemu dengan Bapak yang duduk di dalam ruangan. Saya menginformasikan kalau sudah memesan hostel ini sebelumnya atas nama saya.

Kemudian ia mengernyitkan kening dan berkata : "What time is it?"
 Saya pun menjawab sambil melihat jam tangan saya "11.30pm, Sir"
Ia melanjutkan dengan muka serius "You inform me that you will come on 11.00pm, it's too late." Jawabannya membuat saya bingung.
"Well, i need some time to go here, and actually i have to wait my friend from Don Mueang Airport after my arrival in Suvarnabhumi, so it's a lil bit late."
Ia menjawab "I'm sorry, i cannot process you guys."
"Pardon me? It's just thirty minutes from my confirmation on your email" Saya makin heran dan agak panik.
"I'm sorry...." Tidak lama kemudian ia menahan tawa dan tertawa sambil berkata..
"Well, don;t take it that serious, i just joking. welcome to Bangkok, my name is Yong, anyway."
Lemes banget rasanya dan saya hanya bisa bilang
"Thank you, Yong. You make us so worried, you know"
Saya dan rekan-rekan saya hanya bisa ketawa lemes.

Saya kemudian diberitahukan peraturan hostel, diberikan dua kunci hostel dan tidak boleh sampai hilang jika hilang akan dikenakan denda. Jika ingin membeli air bisa dipesan di lantai 1. Dan lucunya ini hostel tidak memerlukan deposit money yang biasa diberlakukan untuk jaminan kunci. Jadi saya hanya membayar seharga 2 kamar hostel untuk 2 malam. Berapa harganya? Ini dia.

Bukti pembayaran Hostel Amazing House
Harga per kamar untuk satu malam hanya 300 THB yang artinya hanya 105.000 IDR untuk berdua. jika dibayar per orang kami hanya mengeluarkan 52.500 IDR per malam dan 157.500 IDR untuk tiga malam. Luar biasa muraaaah. Jangan berharap dapat fasilitas yang super oke dengan tarif murah begini. Bagi saya cukup lah untuk tidur dan istirahat. Kasurnya double dengan jenis kasur rumahan yang lumayan nyaman. Isi kamar hanya ada meja dan kipas angin bawah. Kamar mandi berada di luar dengan jumlah 2 kamar mandi yang dipakai bersama-sama. Cukup murah untuk harga segitu sih. Disyukuri saja :D

Akhirnya Bangkok

Bulan Februari menjadi bulan yang sangat saya nantikan, pasalnya pada akhir bulan tersebut saya bersama ketiga rekan kantor akan menjelajah kota Bangkok selama beberapa hari. Itinerary, hotel serta tiket Madame Tussauds sudah kami persiapkan jauh hari sebelum keberangkatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saya membeli tiket pesawat Tiger Airways beberapa bulan sebelumnya dengan promo free return, yang artinya saya hanya membeli tiket keberangkatan saja sedangkan tiket pulang seharga 0 rupiah. Pergi bayar, pulang dibayarin. Saat itu saya membeli tiker keberangkatan Jakarta - Bangkok (Suvarnabhumi Intl) dengan harga sekitar 675.000 IDR, ditambah bagasi pulang, biaya pemesanan dengan kartu, serta lain-lain, saya harus membayar tiket Jakarta-Bangkok-Jakarta dengan harga 1.000.000 IDR bersih. Harga yang cukup bersahabat lah untuk ke Bangkok, mengingat harga tiket promo untuk ke Bangkok dari Air Asia yang sudah lama saya perhatikan berkisar antara 1.500.000 IDR sampai dengan 1.800.000 IDR. 

Langsung saya booking dengan kompromi singkat dengan kedua rekan saya, yakni Kakak Shinta dan Thivany. Setelah tiket kami dapatkan, rekan kami yang bernama Ndari berniat ikut, namun sayang promo maskapai Tiger Airways tak kunjung datang, hingga akhirnya harus merelakan membeli Air Asia dengan harga yang sedikit lebih mahal, dan konsekuensinya adalah kami terpisah bandara. Tiger Airways akan mendarat di Bandara Internasional Suvarnabhumi sedangkan Air Asia akan mendarat di LCCT Don Mueang. Saya cukup khawatir dengan adegan pisah badara ini karena rekan saya Ndari kali pertama ke luar negeri. Namun, kami semua optimis perjalanan akan lancar dan aman. Bismullah.

Tibalah sore hari keberangkatan kami ke Bangkok. Saya dan Thivany sudah sampai Terminal 3 Soekarno Hatta. Syukur Alhmadulillah kami berempat berada di terminal yang sama, karena Air Asia pun akan berangkat dari Terminal 3. Setidaknya kami akan menunggu pesawat bersama walaupun Ndari nantinya akan berangkat beberapa menit setelah kami dengan maskapai lain. Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang dan Kakak Shinta berserta Ndari belum kunjung datang juga. Siang itu sungguh aneh, terik matahari namun di tengah perjalanan ke bandara tiba-tiba hujan sangat deras. Saya sudah mewanti-wanti Kakak Shinta dan Ndari supaya tiba lebih awal karena harus check in terlebih dahulu. Siapkan waktu setidaknya 2 jam sebelum keberangkatan internasional. Saya sudah ingatkan. Sekitar satu jam kami menunggu, akhirnya Ndari dan Kakak Shinta tiba. Kami bergegas ke Boarding Room dan menunggu pesawat kami.

Selama menunggu, kami langsung shalat Ashar dan Dzuhur dengan Jamak mengingat perjalan kami cukup panjang dan kemungkinan akan sampai di Bangkok lewat Isya. Tak lama kami sholat dan menunggu sambil nyemil De Besto (ayam yang dibawa oleh Ndari) kami langsung mendengar pengumuman bahwa pesawat Tiger Airways sudah siap dan kami diminta untuk beratur menuju ke pesawat. Ndari masih di terminal 3 menunggu penerbangan Air Asia.

Waktu tempuh Jakarta - Bangkok adalah 3 jam, dengan tidak ada perbedaan waktu diantara kedua tempat tersebut. waktu tempuh yang cukup panjang membuat saya memutuskan untuk tidur di tengah perjalanan. Saat bangun, ternyata langit sudah senja dan matahari tinggal ujungnya saja terlihat. Entah mengapa, saya langsung bersin berkali-kali dan demam. Biasanya setelah bangun tidur memang biasa suhu badan naik, namun sepertinya ini tidak biasa. Saya langsung berinisiatif meminum obat penurun panas dan pusing agar keadaan tidak semakin buruk. Setelah minum obat, saya melanjutkan tidur hehhehehehe.

Pukul 19.00 kami sudah tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi. Hal yang saya lakukan ketika tiba di sana adalah berputar keliling mencari imigrasi dan melihat-lihat. Lantai bawah bandara ini sangat biasa, tidak ada yang spesial. Padahal saya diceritakan oleh beberapa rekan saya yang sudah ke bandara ini, katanya bagus. Kami bertiga berjalan lurus entah berapa ratus meter dengan eskalator yang tiada akhir rasanya. Tidak bisa saya pungkiri ini bandara memang panjang gilaaakkk. Dan lucunya tiap saya menaiki eskalator, sesaat sebelum ujung eskalator akan ada notifikasi berbahasa Thailand yang mungkin artinya "Ini adalah batas akhir eskalator, hati-hati melangkah" Sotooooy gilak, tapi mungkin seperti itu. Bahasa dan iramanya super lucu yang membuat kami bertiga tergelak di ruangan panjang bandara yang cukup sepi itu.

Papan Pengumuman Maskapai
Papan Petunjuk Jalan supaya gak nyasar
Lepas melewati imigrasi, kami langsung bingung harus menunggu di mana. Maklum kali pertama kami ke sini dan kami belum menentukan meeting point bertemu Ndari dari Don Mueang. Saya pun bertanya sana sini mencari informasi mengenai Bus kedatangan dari Bandara Don Mueang ke Suvarnabhumi. Petugas memberitahukan bahwa bus akan berhenti di shuttle bus yang berada di lantai 2. Agak aneh sih, masa ada jalan raya di lantai 2. Namun ternyata memang benar, ada jalan layang tinggi yang dilewati oleh bus dan mobil-mobil yang datang untuk mengantarkan orang yang ingin masuk ke Bandara Intl Suvarnabhumi ini. Di lantai inilah saya baru melihat kerennya Suvarnabhumi. Hall yang berisi lalu lalang orang dengan berbagai kepentingan maskapai dan bagian luar yang indah berbentuk jalan layang. Kami bertiga menunggu Ndari di sana dengan mengandalkan komunikasi melalui BBM dan Twitter.

Saat saya sampai di Bandara, saya langsung membeli kartu perdana AIS 3G persis di dalam bandara sekaligus meminta untuk mengisikan paket blackberry agar tetap bisa terkoneksi dengan orang rumah. Maklum pakainya BBM. Namun demikian Bapak saya tetap saja menggunakan SMS. Haish. Harga AIS 3G ini sekitar 200 THB atau jika dikonversi ke dalam rupiah (1 IDR = 350 THB) maka senilai 70.000 IDR dengan paket yang bisa dipergunakan selama 2 bulan. Namun sayang saya hanya beberapa hari saja di Bangkok :S

Sim Card Thailand
Isinya
Selama menunggu Ndari datang di shuttle bus dari Don Mueang, kami malah asik ngobrol, foto-foto dan makan ayam De Besto yang tadi belum habis. Lumayan masih bisa dimakan daripada mubazir :D Pukul 21.15 kami baru bertemu dengan Ndari. Rupanya terjadi delay Air Asia sehingga jadwal ketibaan Ndari di Don Mueang juga terlambat. Fiuh bikin panik haha. Kami memutar otak bagaimana caranya sampai di Samsen Road dengan kondisi jalan yang sudah malam. Saya memang selalu kesulitan mencari tempat dengan kondisi gelap / malam. Seharusnya sih BTS atau kereta dalam kota Thailand sudah tidak beroperasi di atas jam 21.00 namun kami masih berharap ada kereta yang bisa mengantarkan kami ke Samsen Road, lokasi tempat penginapan kami.

 

Kami berlari menuju stasiun BTS yang masih di lantai 2 Bandara Suvarnabhumi ini. Ternyata masih ada kereta, dan jalan yang akan saya tempuh yakni sampai dengan Stasiun Phay Thai kemudian kami akan menyambung naik taxi sampai Samsen Road. Saya tidak bisa mengambil risiko mencari bus tengah malam begini dengan koper yang kami bawa. Syukur Alhamdulillah kereta masih ada dan kami diminta segera membeli tiket. Harga tiket kereta dari Suvarnabhumi menuju Phay Thai adalah 90 THB per orang. Kereta ini cukup bagus dan mirip dengan KLIA Express milik Malaysia. Di dalam kereta kami banyak bercanda dan rupanya Bapak disebelah kami memperhatikan. Dengan super polosnya Kakak Shinta menyapa "Liburan, Pak?" Saya dan kedua teman saya langsung bengong. Kenapa disapa pakai Bahasa Indonesia bukan bahasa Inggris. Hahaha. Rupanya Bapaknya mengerti Bahasa Indonesia dan cara berbicaranya mirip sekali dengan orang Melayu. Diceritakan bahwa Bapak ini adalah orang asli Thailand namun lama bekerja di Malaysia sehingga sedikit paham bahasa Melayu. Kami diberikan informasi mengenai tempat penginapan yang akan kami tuju, dan kami disarankan menaiki taxi. Ya, persis dengan rencana awal saya. Bapaknya sangat baik bahkan browsing tentang hostel kami dan menunjukkan foto gambar depan hostel kami. Beliau pun juga berpesan agar kami selalu berhati hati dan selamat menikmati kota Bangkok. :)

Tiba di stasiun Phay Thai, lagi-lagi kami harus nekat dan sok tahu berjalan ke arah mana. Rupanya di bawah tangga ada taxi yang sedang ngetem. Sepertinya sih taxi legal dan Bismillah saja saya langsung menanyakan apakah bisa kami berempat diantar ke Amazing House yang berada di Samsen Road. Mbak-mbak bagian pemesanan taxi pun bertanya dengan logat yang sangat aneh dan membuat saya berpikir keras dan menebak-nebak ini Mbak ngomong apa sih. Ternyata ia menanyakan lokasi hostel kami ada di Samsen berapa? Karena Samsen Road punya banyak lorong (soi), dari Samsen 1, 2, 3 dan seterusnya. Saya menunjukkan kertas print berisi alamat Amazing House yakni di Samsen 2 Road. Ia langsung mengerti dan bicara "Aaa...Samsen Soi Song" yang artinya adalah Samsen Soi 2. Saya langsung merekam dalam otak saya, itu artinya.

Ia menuliskan receipt pembayaran taxi dengan tulisan yang super saya nggak paham itu artinya apa, cacing semua. Walaupun demikian saya langsung masuk ke dalam taxi beserta barang-barang kami. Dalam hati saya bertanya-tanya, ini harus bayar berapa ya wong argo taxi-nya matiiiii :S

Bukti pemesanan Tiket Taxi
 Alhasil dengan kompromi sana sini, kami membayar dengan 100 THB. Perjalanan cukup lumayan dan kami disuguhi dengan pemandangan malam kota Bangkok kiri kanan lampu hias. Sepintas saya teringat dengan Jakarta karena kurang lebih jalanannya sama. Sampai di Amazing House kami pun mengucapkan terima kasih kepada Bapak supir taxi.

Tuesday, September 9, 2014

Doa

Peluklah orang-orang yang kau cintai dengan Doa :)

Tidak Semua Tentangmu

Jangan memasukkan semua hal ke dalam hati, karena tidak semua hal di dunia ini berhubungan dengan kamu.

Terkadang rasa sakit hati kepada orang lain dan salah paham terjadi akibat diri kita yang terlalu "ge-er" dengan omongan orang. Setiap ada omongan atau berita buruk dari orang lain, pasti selalu berpikir itu adalah tentang kita. Akibatnya timbul permusuhan dan rasa sakit hati. 

Gosip.

Sepertinya tidak akan habisnya mendengar tentang keburukan orang lain, saling menimpali dan bahkan menambahi dengan berita lainnya. Semua berita dikumpulkan dan disebarluaskan tanpa menyaring benar atau tidaknya berita tersebut.  

Memang mendengar omongan miring memang memekakkan telinga, namun bisakah kamu mengambil dari sisi lain?

Jika itu memang benar kamu, maka ada yang salah dari diri kamu hingga orang lain membicarakan tentangmu. Jadikanlah momen ini sebagai ajang koreksi diri dan perbaikan. Ambil saja positifnya, dan bangkit jadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Jika yang mereka bicarakan tidak benar, itu artinya mereka belum benar-benar mengenalmu. Maka rangkulah mereka dengan kasih sayang, dan tunjukkan kepada mereka bahwa kamu bukan orang yang demikian. 

Setelah ambil hikmah dari semuanya, bisakah kamu untuk belajar cuek? Hey, tidak semua yang mereka bicarakan itu adalah tentang kamu.

Melatih Prasangka

Apa pun yang kita lakukan, niatkan untuk kebaikan. Bila nanti orang lain menganggapnya sebagai suatu keburukan, maka cukuplah kita untuk berbaiksangka terhadap apa-apa yang orang lain lakukan. 

Karena Yang Maha Mengetahui segala isi hati hanyalah Allah. Maka pantaskah kita untuk berprasangka buruk terhadap apa-apa yang orang lain lakukan?

Kita tidak bisa mengubah hati orang lain untuk berprasangka baik kepada kita, namun kita bisa melatih hati kita untuk berprasangka baik kepada orang lain.

Agissa, Adek Magang

Terima kasih Agissa atas kontribusi dan bantuannya di Unit Pelayanan Nasabah BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, semoga semakin berkah ilmunya, sukses kuliah dan skripsinya. Semoga suatu saat nanti kita bisa traveling bareng. Kok nggak berasa yaa magangnya 3 bulan, baru juga mau minta perpanjang masa magangnya jadi setahun haha. Bunda-bundanya ini ngelunjak.

.

Ketika yang Halal Tercampur dengan yang Haram

Seseorang datang kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.
Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercampur dengannya.

Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir :
Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.
Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.
_____
Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.
Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux. Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Banyak teman namun tiada kebaikan. Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada orang yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu masalah pun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis begitu saja. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat.
(Dari Ust. Zulfi Akmal)

-----
Ya Allah cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal (agar aku terhindar) dari yang haram. (HR. Tirmidzi)
Selamat menjemput rezeki 😚